Bank MNC Internasional Tuntaskan Rebranding Sambut MEA

Selasa, 21 Oktober 2014 - 19:07 WIB
Bank MNC Internasional Tuntaskan Rebranding Sambut MEA
Bank MNC Internasional Tuntaskan Rebranding Sambut MEA
A A A
JAKARTA - PT Bank ICB Bumiputera Tbk (BABP) siap menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 setelah resmi berganti nama menjadi PT Bank MNC Internasional Tbk. Transformasi ini merupakan awal bagi perseroan mengembangkan bisnis transaksional dan menyasar kelas menengah atas.

Presiden Direktur Bank MNC Internasional Eddy R Sinulingga mengatakan, langkah rebranding ini berarti persiapan menuju MEA untuk memenangkan pasar dalam negeri.

Dengan dukungan MNC Group, perseroan akan memperkuat produk, jasa layanan, juga memperkuat SDM. Selain itu, bank juga sedang melakukan penguatan sistem dan teknologi, serta budaya kerja perusahaan.

"Rebranding telah selesai. Ini menjadi perubahan nama dan logo, yang diikuti perbaikan produk dan layanan. Dengan menjadi MNC Bank, diharapkan performa bank akan lebih baik. Fundamental bank, seperti permodalan, pendanaan dan akses bisnis ke dunia usaha terkait MNC Group akan semakin kuat," ujar Eddy saat dihubungi di Jakarta, Selasa (21/10/2014).

Keputusan perubahan ini berdasarkan surat keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor 18/KDK.03/2014 tanggal 15 Oktober 2014 tentang penetapan penggunaan izin usaha atas nama perseroan.

Adapun perubahan nama perseroan menjadi Bank MNC Internasional juga telah diterima pihak Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 16 Oktober 2014.

Dia mengatakan, perseroan sudah memiliki posisi yang strategis setelah menjadi bank devisa, posisi BUKU 2, dan bergabung bersama MNC Group. Untuk itu pihaknya kedepan akan fokus pada pengembangaan jasa transaksi yang juga dibutuhkan dalam menggenjot simpanan nasabah.

Infrastruktur teknologi akan dikembangkan sehingga dapat melayani mobile banking, internet banking, cash management, electronic data capture (EDC), hingga sistem pembayaran bersama mitra dan merchant.

"Kami akan perkuat jasa trasaksional dan fokus di bisnis konsumer dan ritel, Dengan segmen menengah ke atas. Sehingga kita siap untuk masuk ke BUKU 3 nantinya," ujarnya.

Langkah ini juga seiring dengan rencana perseroan meluncurkan layanan mobile banking dan internet banking. Untuk internet banking, perseroan berencana meluncurkan akhir semester pertama 2015. Sedangkan mobile banking sudah dapat diluncurkan tahun ini.

"Secara operasional sekarang sudah berjalan untuk internet banking dan mobile banking. Namun resminya baru bisa di pertengahan tahun depan baik untuk ritel ataupun korporasi," ujarnya.

Bersama MNC Group, perseroan optimistis dapat memaksimalkan pendapatan berbasis biaya (fee based income) yang masih terbilang kecil. Namun mulai 2015, perseroan berencana menaikkan hingga 20% dari total pendapatan.

"Paling besar fee based income kita harapkan dari transaksi forex. Tidak hanya money changer tapi juga untuk layanan forward. Selama ini kami sudah menjadi bank devisa, sehingga sudah siap," ujarnya.

Selain itu, potensi fee based income lainnya juga berasal dari bank garansi. Khususnya karena jaringan usaha MNC Group yang dikenal dengan anak usaha yang banyak.

Bahkan juga ada potensi bisnis sebagai implan banking untuk menyalurkan kredit tanpa agunan (KTA) kepada 30 ribu karyawan MNC Group. "Karena MNC ini banyak anak usahanya, jadi kalau misalnya butuh bank garansi tidak jauh-jauh, bisa ke kita," jelasnya.

Selanjutnya, fee based income juga berasal dari transaksi-transaksi seperti pembayaran gaji dan pembayaran kontrak. Belum lagi potensi dari luar grup yang menjanjikan di sektor ritel dan konsumer.

Sementara itu, CAR perseroan diperkirakan akan berada di level 14% terutama setelah perseroan melakukan right issue Rp800 miliar di Juni tahun ini.

Sebelumnya, Chief Executive Officer (CEO) MNC Group Hary Tanoesoedibjo mengatakan, MNC Group telah menjadi Group usaha yang memiliki semua produk jasa keuangan terpadu. Karena semua produk jasa keuangan sudah dipunyai.

“Terakhir adalah bank. Yakni ICB Bumiputera yang namanya sudah diubah menjadi MNC Bank,” kata Hary beberapa waktu lalu.

Dia menjelaskan, usaha di bidang jasa keuangan sangat memungkinkan untuk dibesarkan. Karena potensi jasa keuangan di Indonesia sangatlah besar. Terlihat dari perekonomian yang bagus, pertumbuhan ekonomi tinggi dan banyaknya usia muda di Indonesia. Sehingga setiap aktivitas ekonomi yang dilakukan pasti akan bersinggungan dengan lembaga jasa keuangan.

Anggapan yang menyebutkan sebagian kalangan mengenai pasar bebas ASEAN yang berjalan dalam beberapa bulan mendatang, sebaiknya tidak perlu dikhawatirkan.

Mengingat pasarnya adalah Indonesia, dan seharusnya pelaku jasa keuangan lokal lebih mampu bersaing dengan yang lain. “Karena kita tidak bersaing di Negara orang. Kita bersaing di Negara sendiri,” ucap dia.

Kendati begitu, untuk menjadi nomor satu, group akan memaksimalkan lahirnya produk yang berbeda dengan kompetitor. Misalkan saja perbankan yang harus memanfaatkan internet.

Karena untuk menjadi nomor satu, tidak bisa mengekor kompetitor dengan menerbitkan produk yang serupa. Hal itu tidak akan membuat group menjadi nomor satu.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5512 seconds (0.1#10.140)