Belum Dapat Izin OJK, RUPS BWPT Diskors

Senin, 24 November 2014 - 17:36 WIB
Belum Dapat Izin OJK, RUPS BWPT Diskors
Belum Dapat Izin OJK, RUPS BWPT Diskors
A A A
JAKARTA - Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT BW Plantation Tbk (BWPT) terpaksa harus diskors hingga Kamis (27/11/2014).

Finance director & Corporate Secretary BW Plantation Kelik Irwantono mengatakan, diskornya RUPS tersebut lantaran perseroan belum mendapat surat izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menggelar RUPS.

"Sampai dengan pukul 15.00 WIB tadi, kita belum memperoleh surat efektif dari OJK. Sebenarnya kita bisa tunggu tapi dari manajemen, dewan komisaris, dan direksi akan skors RUPS ini sampai Kamis," kata dia, Senin (24/11/2014).

Dia menambahkan, emiten perkebunan tersebut akan segera mengurus surat izin ke OJK agar RUPS bisa segera digelar pada tiga hari mendatang.

"Hari ini sampai besok, kita urus suratnya efektif dari OJK. Kalau sudah ada izinnya, sebenarnya kalau tunggu hari ini bisa. Kita mengerti OJK sibuk, kita tidak bisa paksa push hari ini," pungkasnya.

Seperti diketahui, rencana RUPS yang semula akan dimulai pukul 14.00 WIB, namun hingga pukul 15.00 WIB belum juga dimulai karena belum mendapat izin dari OJK.

Adapun agenda dari RUPS kali ini adalah meminta izin untuk melakukan penawaran umum terbatas (PUT) dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue sebanyak 27,02 miliar lembar saham, dengan dana yang diincar sebanyak-banyaknya Rp11,11 triliun.

Dalam prospektus persreoan sebelumnya dijelaskan bahwa jumlah saham yang akan tawarkan dalam PUT I tersebut sekitar 85,71% dari modal ditempatkan dan disetor setelah PUT I, dengan nominal Rp100 per saham dan harga pelaksanaan Rp390-411 per lembar. Adapun rasio konversi satu saham lama berhak atas enam HMETD.

Adapun dana hasil rights issue, sedianya akan digunakan untuk akuisisi Grup Green Eagle sebesar Rp10,53 triliun dan sisanya untuk modal kerja perusahaan.

Namun pasca mengumumkan rencana aksi korporasi tersebut, saham BWPT langsung kena suspensi lantaran mengalami penurunan sebesar Rp495 atau 51,83% dari harga Rp955 pada 16 September menjadi Rp460 pada 26 September 2014.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4580 seconds (0.1#10.140)