Apel Impor Tak laku, Pedagang Terancam Merugi

Kamis, 29 Januari 2015 - 12:53 WIB
Apel Impor Tak laku, Pedagang Terancam Merugi
Apel Impor Tak laku, Pedagang Terancam Merugi
A A A
KULONPROGO - Sejumlah pedagang buah di Kulonprogo, DI Yogyakarta (DIY) resah dengan adanya pengumuman pemerintah terkait apel impor asal Amerika Serikat (AS) yang mengandung bakteri listeria monocytogenes.

Kini, buah tersebut tidak lagi diminati konsumen, yang banyak beralih ke apel Malang dan apel Fuji. Jika tidak laku, buah ini akan busuk dan pedagang akan merugi.

Salah seorang pedagang Fakidah mengatakan, penjualan Apel merah ini dalam sepekan belakangan menurun drastis. Jika sebelumnya dalam sehari bisa menjual 1 dos sekitar 16,5 kg, kini hanya 4 kg. Bahkan, pernah dalam sehari, apel yang dibanderol Rp30 ribu per kg ini tidak laku.

"Sejak ada isu bakteri, apel merah ini tidak laku," ujar pedagang yang mangkal di depan Stasiun Wates, Kamis (29/1/2015).

Konsumen, kata dia, saat ini banyak yang beralih membeli apel Fuji dan Apel Malang. Setiap harinya dia bisa menjual apel Fuji dan Malang lebih dari 10 kg. Apel Fuji dijual di kisaran Rp30 ribu-Rp35 ribu.

Sementara, apel Malang dijual sekitar Rp25 ribu per kg. "Kalau tidak laku jelas kami rugi," imbuh dia.

Salah seorang konsumen, Titin Astuti mengaku takut dengan adanya isu apel yang mengandung bakteri. Karena, dia suka makan buah apel Fuji atau apel hijau asal Malang.

Dia ingin ada ketegasan dari pemerintah menyusul kandungan bakteri ini. Salah satu yang mungkin dilakukan adalah melarang penjualan dan menarik produk yang sudah beredar di masyarakat.

Sebab, jika sampai dikonsumsi masyarakat sendiri yang dirugikan. "Agar konsumen aman, buah itu mestinya ditarik," harapnya.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kulonprogo Bambang Haryatno mengaku sudah mendengar adanya isu kandungan bakteri pada buah impor khususnya apel Amerika.

Namun, sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan surat resmi baik dari pemerintah maupun dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). "Surat resminya belum ada, kita belum bisa bertindak," jelasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6537 seconds (0.1#10.140)