Asbisindo Sulsel Dukung Merger Bank Syariah

Jum'at, 20 Februari 2015 - 07:42 WIB
Asbisindo Sulsel Dukung Merger Bank Syariah
Asbisindo Sulsel Dukung Merger Bank Syariah
A A A
MAKASSAR - Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Sulawesi Selatan (Sulsel) mendukung rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melakukan merger sejumlah bank syariah milik BUMN karena masih minimnya perkembangan ekonomi syariah di Indonesia.

Ketua Asbisindo Sulsel Gaffar Lewa mengatakan, rencana tersebut harus didukung karena niatnya untuk mengembangkan permodalan bank syariah, sehingga dapat semakin berkembang dan bisa bersaing dengan bank lainnya, khususnya dalam hal pembiayaan dan meningkatkan modal.

Pimpinan Bank CIMB Niaga Syariah Makassar ini menjelaskan, selama ini bank syariah sangat terkendala dengan penyaluran pembiayaan dalam jumlah besar, sehingga kebanyakan dialihkan ke bank konvensional bermodal besar. Dengan dimerger, menurut dia, kesempatan untuk bisa bersaing semakin besar.

"Justru bagus kalau dimerger. Bank syariah milik BUMN memiliki kesempatan lebih besar menyalurkan pembiayaan. Mereka tidak lagi harus terkendala modal, yang memang tak dipungkiri saat ini sangat terbatas," jelasnya saat dihubungi.

Gaffar menuturkan, pertumbuhan perbankan syariah tidak menunjukkan peningkatan signifikan, meski secara persentase tumbuh tapi sangat lambat, bahkan di bawah 5% dibandingkan perbankan konvensional.

Di Sulsel, tutur dia, pertumbuhan perbankan syariah belum sesuai harapan karena terbatasnya jumlah dan ketersediaan sumber daya manusia (SDM).

"Tahun ini ditargetkan pertumbuhan 10%, baik dari aset maupun pengumpulan dana pihak ketiga (DPK), dengan tetap fokus segmen mikro dan UMKM," tuturnya.

Berdasarkan data Bank Indonesia Sulsel, aset perbankan syariah selama 2014 hanya tumbuh 5,92% menjadi Rp5,90 triliun.

Deputi Kepala BI Grup Ekonomi dan Keuangan Causa Iman Karana mengungkapkan, aset perbankan syariah masih 5,8% jika dibandingkan dengan aset perbankan konvensional di Sulsel, yang mencapai Rp101,350 triliun.

Causa menyatakan, total pengumpulan dana DPK perbankan syariah di Sulsel sampai Desember 2014 sebesar Rp2,978 triliun atau bertumbuh 3,28%. Adapun komposisi DPK, yakni giro Rp378 miliar, tabungan Rp1,47 triliun, dan deposito Rp1,12 triliun.

"Dari sisi penyaluran pembiayaan syariah sampai Desember 2014 adalah sebesar Rp5,40 triliun, dengan rincian kredit modal kerja Rp1,6 triliun, kredit investasi Rp767 triliun, dan konsumsi Rp3,01 triliun," tutur dia.

Nilai pembiayaan yang lebih besar hampir dua kali lipat dari DPK itu membuat perbankan syariah banyak menahan ekspansi selama 2014. Misalnya terlihat dari nilai pembiayaan yang lebih kecil dibanding tahun sebelumnya. Nilai pembiayaan 2014 menurun sekitar 4% dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp5,66 triliun.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0482 seconds (0.1#10.140)