Volume Transaksi Valas BSM Tumbuh 35-45%

Minggu, 29 Maret 2015 - 19:03 WIB
Volume Transaksi Valas BSM Tumbuh 35-45%
Volume Transaksi Valas BSM Tumbuh 35-45%
A A A
JAKARTA - Transaksi valuta asing (valas) di Bank Syariah Mandiri (BSM) tumbuh sekitar 30%-45% per tahun. Transaksi tersebut bersumber dari transaksi Interbank, wholesale maupun banknote dengan jenis mata uang yang di perdagangkan antara lain USD, SGD, AUD, EUR, JPY, HKD dan SAR.

Volume transaksi valas di BSM tumbuh karena berkembangnya transaksi valas nasabah BSM baik di segmen korporasi, komersial, konsumer, priority, dan nasabah Haji (Tour&Travel).

Selain itu bisnis remitansi BSM bekerja sama dengan mitra di luar negeri di Malaysia, Singapura, dan Hongkong juga menopang pertumbuhan transaksi valuta asing perusahaan.

‘’Pada tahun 2014, total transaksi valas BSM meningkat sebesar 30% di banding tahun 2013 menjadi Rp12 triliun, sedangkan untuk transaksi valas dari reminttance company meningkat sebesar 55% menjadi sekitar Rp2,99 triliun di bandingkan tahun 2013,’’ kata Kusman Yandi, Senior Executive Vice President Bank Syariah Mandiri dalam rilis, Minggu (29/3/2015).

Transaksi valas sepanjang 2014 menghasilkan fee basedsekitar Rp19,6 miliar. Dia mengungkapkan bahwa Treasury BSM memberikan harga yang kompetitif dan didukung pelayanan yang cepat serta update dalam memberikan informasi kurs kepada nasabah Korporasi, nasabah Haji, dan Reminttance Company untuk mewujudkan BSM sebagai Treasury Bank Syariah Terbaik.

Dia berharap pada2015 ini volume transaksi valas dengan nasabah BSM meningkat 40% menjadi sekitar Rp17 triliun.

"Peningkatan itu diharapkan bersumber dari bisnis nasabah Wholesale dan retail. Untuk itu BSM akan menggiatkan pemasaran valas di kantor-kantor cabang BSM," tukasnya.

Sementara itu beralihnya dana haji ke bank haji juga menjadi tantangan sekaligus peluang dalam bisnis treasury terutama transaksi valas.

"Peralihan dana hajiberpotensi meningkatkan bisnis yang terkait dengan pelayanan haji dan juga umrah termasuk transaksi valas di BSM sekitar Rp2,5 triliun," tutup dia.
(dol)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4596 seconds (0.1#10.140)