Produk CPO RI Terbanyak Kantongi Sertifikat RSPO
A
A
A
JAKARTA - Indonesia menjadi produsen minyak kelapa sawit mentah (CPO) yang paling banyak mengantongi sertifikat sawit berkelanjutan atau Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
Sebanyak 51% dari sertifikat RSPO tingkat global didominasi oleh produsen sawit Tanah Air.
Penasehat RSPO untuk Indonesia Bungaran Saragih mengatakan, sawit yang berkelanjutan sudah merupakan paradigma baru di level dunia, yang telah diadopsi juga dalam level negara, termasuk Indonesia.
Bahkan, dalam mengembangkan sawit yang berkelanjutan, Indonesia menjadi negara pertama yang memiliki Menteri Lingkungan Hidup.
"Indonesia adalah negara pertama yang punya Menteri Lingkungan Hidup. Bahkan pada masa SBY, (Menteri Lingkungan Hidup) sudah punya peranan di level internasional," katanya di Gedung WWF, Jakarta, Selasa (12/5/2015).
Menurut dia, RSPO bukan lagi jadi hal baru untuk Indonesia. Program sawit yang berkelanjutan pun tidak menjadi hal yang dpaksakan dan menjadi kesadaran bangsa Indonesia mengenai pentingnya sustainability.
"Ini konsekuensi dari keputusan dan kebutuhan bahwa pembangunan berkelanjutan merupakan kepentingan kita. Paradigma pembangunan saja, sudah kita tinggalkan. Kita sudah mau pada pembangunan yang berkelanjutan," imbuh dia.
Dengan demikian, sambung Bungaran, adanya RSPO sangat cocok dengan paradigma yang dianut bangsa Indonesia.
"Indonesia sangat aktif jadi member (anggota) RSPO. Pengusaha Indonesia sudah menunjukkan dengan menghasilkan sertifikat RSPO terbesar di dunia," tandasnya.
Sebanyak 51% dari sertifikat RSPO tingkat global didominasi oleh produsen sawit Tanah Air.
Penasehat RSPO untuk Indonesia Bungaran Saragih mengatakan, sawit yang berkelanjutan sudah merupakan paradigma baru di level dunia, yang telah diadopsi juga dalam level negara, termasuk Indonesia.
Bahkan, dalam mengembangkan sawit yang berkelanjutan, Indonesia menjadi negara pertama yang memiliki Menteri Lingkungan Hidup.
"Indonesia adalah negara pertama yang punya Menteri Lingkungan Hidup. Bahkan pada masa SBY, (Menteri Lingkungan Hidup) sudah punya peranan di level internasional," katanya di Gedung WWF, Jakarta, Selasa (12/5/2015).
Menurut dia, RSPO bukan lagi jadi hal baru untuk Indonesia. Program sawit yang berkelanjutan pun tidak menjadi hal yang dpaksakan dan menjadi kesadaran bangsa Indonesia mengenai pentingnya sustainability.
"Ini konsekuensi dari keputusan dan kebutuhan bahwa pembangunan berkelanjutan merupakan kepentingan kita. Paradigma pembangunan saja, sudah kita tinggalkan. Kita sudah mau pada pembangunan yang berkelanjutan," imbuh dia.
Dengan demikian, sambung Bungaran, adanya RSPO sangat cocok dengan paradigma yang dianut bangsa Indonesia.
"Indonesia sangat aktif jadi member (anggota) RSPO. Pengusaha Indonesia sudah menunjukkan dengan menghasilkan sertifikat RSPO terbesar di dunia," tandasnya.
(rna)