Harga Elpiji di Daerah Ini Tembus Rp25 Ribu/Tabung
A
A
A
BANTUL - Harga eceran elpiji 3 kg di Kabupaten Bantul melonjak drastis dibanding sebelumnya. Di kawasan Dusun Sorowajan, Desa Banguntapan, Kecamatan Banguntapan harga eceran elpiji bersubsidi tersebut tembus di angka Rp25 ribu per tabung.
Sebuah rekor baru harga jual elpiji 3 kg di Kabupaten Bantul, sebab selama ini kenaikan paling tinggi hanya mencapai Rp22.000 per tabung.
Dari pantauan Koran Sindo di daerah Sorowajan, para pemilik pangkalan mengakui tak memiliki stok lagi. Seperti yang diungkapkan Egis, salah satu pemilik pangkalan di kawasan Sorowajan.
Sejak 10 hari terakhir, hampir semua pangkalan yang ada di sekitar Sorowajan tak lagi menerima pasokan gas dari agen. "Mungkin karena kosong itu harga jadi melonjak," terangnya, Selasa (12/5/2015).
Kondisi serupa juga tidak hanya terjadi di daerah Sorowajan yang berada di perbatasan dengan Kota Yogyakarta. Di Daerah Dusun Plumbon yang sudah masuk Kota Yogyakarta, kondisi kekosongan stok elpiji 3 kg juga dialami beberapa pangkalan di kawasan tersebut. Padahal, pekan lalu wilayah ini menjadi salah satu sasaran operasi pasar elpiji 3 kg dari PT Pertamina.
Egis menduga kekosongan tersebut merupakan siklus tahunan karena setiap menjelang Ramadan pasti akan mengalami kelangkaan. Permintaan elpiji 3 kg menjelang Ramadan biasanya mengalami kenaikan sementara pasokan masih tetap belum ada kenaikan.
Atas dasar itu, wajar jika harga gas melon mengalami lonjakan. "Karena masyarakat panik, jadi mereka membeli lebih dari satu tabung," tuturnya.
Kondisi ini merupakan yang terburuk sejak dia berjualan gas bersubsidi beberapa tahun lalu. Pasalnya, meski mengalami kelangkaan tetapi harganya tidak melebihi Rp22.000 per tabung dan tidak perlu operasi pasar seperti tahun ini.
Sementara, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Bantul, Sahadi Suparjo mengaku belum mengetahui jika harga eceran elpiji 3 kg di wilayahnya mencapai Rp25 ribu per tabung.
Hal tersebut dikarenakan selama pemantauan yang dilakukannya harga tertinggi hanya Rp19.000 per tabung. "Mosok sampai Rp25.000 per tabung. Tidak ada itu," bantahnay.
Namun, jika memang harga eceran menembus Rp25.000 dia mengaku segera melakukan penertiban. Penertiban tersebut sebagai salah satu upaya dari Disperindagkop melakukan pengarahan kepada pihak pangkalan agar meenjual sesuai dengan HET, yaitu Rp15.500, jikapun tertinggi maksimal hanya Rp16.000 per tabung. "Pasokan itu tetap normal," tegasnya.
Sebuah rekor baru harga jual elpiji 3 kg di Kabupaten Bantul, sebab selama ini kenaikan paling tinggi hanya mencapai Rp22.000 per tabung.
Dari pantauan Koran Sindo di daerah Sorowajan, para pemilik pangkalan mengakui tak memiliki stok lagi. Seperti yang diungkapkan Egis, salah satu pemilik pangkalan di kawasan Sorowajan.
Sejak 10 hari terakhir, hampir semua pangkalan yang ada di sekitar Sorowajan tak lagi menerima pasokan gas dari agen. "Mungkin karena kosong itu harga jadi melonjak," terangnya, Selasa (12/5/2015).
Kondisi serupa juga tidak hanya terjadi di daerah Sorowajan yang berada di perbatasan dengan Kota Yogyakarta. Di Daerah Dusun Plumbon yang sudah masuk Kota Yogyakarta, kondisi kekosongan stok elpiji 3 kg juga dialami beberapa pangkalan di kawasan tersebut. Padahal, pekan lalu wilayah ini menjadi salah satu sasaran operasi pasar elpiji 3 kg dari PT Pertamina.
Egis menduga kekosongan tersebut merupakan siklus tahunan karena setiap menjelang Ramadan pasti akan mengalami kelangkaan. Permintaan elpiji 3 kg menjelang Ramadan biasanya mengalami kenaikan sementara pasokan masih tetap belum ada kenaikan.
Atas dasar itu, wajar jika harga gas melon mengalami lonjakan. "Karena masyarakat panik, jadi mereka membeli lebih dari satu tabung," tuturnya.
Kondisi ini merupakan yang terburuk sejak dia berjualan gas bersubsidi beberapa tahun lalu. Pasalnya, meski mengalami kelangkaan tetapi harganya tidak melebihi Rp22.000 per tabung dan tidak perlu operasi pasar seperti tahun ini.
Sementara, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Bantul, Sahadi Suparjo mengaku belum mengetahui jika harga eceran elpiji 3 kg di wilayahnya mencapai Rp25 ribu per tabung.
Hal tersebut dikarenakan selama pemantauan yang dilakukannya harga tertinggi hanya Rp19.000 per tabung. "Mosok sampai Rp25.000 per tabung. Tidak ada itu," bantahnay.
Namun, jika memang harga eceran menembus Rp25.000 dia mengaku segera melakukan penertiban. Penertiban tersebut sebagai salah satu upaya dari Disperindagkop melakukan pengarahan kepada pihak pangkalan agar meenjual sesuai dengan HET, yaitu Rp15.500, jikapun tertinggi maksimal hanya Rp16.000 per tabung. "Pasokan itu tetap normal," tegasnya.
(izz)