Indonesia Incar 2,5% Pasar Wisata Halal Dunia

Rabu, 13 Mei 2015 - 09:51 WIB
Indonesia Incar 2,5% Pasar Wisata Halal Dunia
Indonesia Incar 2,5% Pasar Wisata Halal Dunia
A A A
JAKARTA - Indonesia menargetkan mampu meraih 2,5% dari pangsa pasar wisata halal (halal tourism ) dunia yang diproyeksikan mencapai USD200 miliar pada 2020.

Saat ini pangsa wisata halal Indonesia baru sekitar 1,2% dengan nilai sekitar USD1,7 miliar. Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan, pemerintah menargetkan devisa dari sektor pariwisata sebesar USD20 miliar pada 2020. Khusus wisata halal pada tahun tersebut pangsanya ditargetkan mencapai USD5 miliar atau 25% dari total devisa pariwisata.

”Posisi 25% ini akan sama dengan Thailand yang saat ini perolehan devisa dari turis asing muslimnya sudah 25%, disusul Malaysia (24%), dan Singapura (17%),” sebutnya di sela-sela acara Focus Group Discussion (FGD) Halal Tourism and Lifestyle Industries di Jakarta kemarin.

Menurut Arief, jika ingin bersaing, Indonesia harus lebih baik daripada kompetitor terdekat— dalam hal ini Malaysia dan Thailand. Arief mengakui profesionalitas Thailand yang mampu mendatangkan turis muslim asal Timur Tengah sebanyak 600.000 orang pada tahun lalu atau empat kali lipat dibanding jumlah kunjungan ke Indonesia sebanyak 150.000 orang.

Terkait strategi menggenjot wisata halal ke Indonesia, Arief mengatakan harus ada evolusi percepatan. Urutan prioritasnya adalah kuliner atau makanan halal, fashion muslim, dan hotel syariah. Ariefberalasanmakanan halal menjadi prioritas lantaran merupakan kebutuhan dasar bagi wisatawan muslim.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Sapta Nirwandar mengatakan, jika dulu MES lebih banyak membahas keuangan dan perbankan syariah, kini sektor yang lebih riil seperti wisata syariah pun menjadi fokus perhatian karena bisa ikut menggerakkan sektor lainnya. ”Apalagi di dalamnya juga ada unsur kelas masyarakat ekonomi menengah dan kecil seperti halnya dalam program desa wisata syariah,” tuturnya.

Sapta menambahkan, tidak hanya dari aspek fisik atau nilai, konsep halal juga baik untuk bisnis. Halal bahkan telah menjadi merek yang mendunia. Negara seperti Thailand dengan penduduk muslim hanya 5% dari populasi bahkan mampu mengekspor makanan halal sebanyak 25% dari total ekspornya dan telah menyertifikasi halal sebanyak 120.000 produk. ”Dengan populasi muslim dunia 1,6 miliar jiwa, permintaan makanan halal sangat besar, nilainya mencapai USD1,3 miliar,” ungkapnya.

Pengamat ekonomi syariah Adiwarman A Karim mengatakan, pengembangan wisata halal di Indonesia hendaknya didasarkan kepada keaslian dari masyarakat, budaya, maupun alamnya.

”Wisata buatan memang bisa hebat, tapi belum tentu berkelanjutan. Nah, kalau yang asli itu akan berkelanjutan. Jadi, kita harus membangun keaslian kita,” pungkasnya.

Inda susanti
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4720 seconds (0.1#10.140)