Bangun Perusahaan Memberikan Manfaat bagi Orang Lain
A
A
A
BILA mendengar kosmetik berlabel halal, nama produk Wardah tentu tidak asing lagi di telinga Anda. Ya, produk ini dibangun oleh sosok wanita yang tangguh dan ulet, Nurhayati Subakat.
Di balik kerja kerasnya, wanita kelahiran Padang Panjang, Sumatera Barat, 27 Juli 1950 ini memiliki filosofi yang luhur. Nurhayati ingin perusahaan yang dibangunnya memberikan manfaat bagi orang lain. Sebab itu, dia sangat menjaga kualitas produk kosmetiknya.
Pendiri dan Chief Executive Officer (CEO) PT Paragon Technology Innovation (perusahaan yang menaungi Wardah) ini menyadari kosmetik merupakan hal yang penting bagi penampilan perempuan. Bahkan, kosmetik telah menjadi kebutuhan utama yang selalu ada dalam daftar belanja kaum hawa setiap bulan.
Nurhayati, dengan produk Wardah-nya mengusung tiga prinsip. Pertama, pure and safe. Produk Wardah mengandung bahan baku yang aman dan halal, diciptakan untuk kenyamanan dan ketenangan wanita yang meggunakannya.
Dia menuturkan kulit wanita Asia berbeda dengan Eropa atau Amerika. Lapisan dermis (terluar) kulit wanita Asia cenderung lebih tipis, sehingga lebih sensitif dan rentan terhadap faktor luar. Satu fakta ini menjadi landasan konsep kecantikan Wardah, bahwa kulit wanita Indonesia membutuhkan perawatan dengan perlindungan menyeluruh.
Kedua, beauty expert. Citra awal Wardah sebagai kosmetik ditujukan untuk wanita muslim telah berkembang menjadi produk yang dapat dinikmati kalangan yang lebih luas. Pengalaman belasan tahun menjadi pilihan banyak wanita Indonesia, tak hanya kaum muslimah, terkait erat dengan bagaimana Wardah selalu berinovasi, serta berkreasi menjawab setiap kebutuhan.
Ketiga, inspiring beauty. Sejak 1995 hingga saat ini, Wardah selalu meyakini kecantikan yang menginspirasi. Wanita Indonesia bisa jadi telah mengadopsi dinamika kemajuan dunia. Namun, mereka tak pernah meninggalkan nilai budaya Timur yang santun. Di mana kosmetika tidak hanya untuk tubuh tetapi juga jiwa.
Dalam acara sharing session di Auditorium Gedung Sindo, Jakarta, baru-baru ini, Sindonews mendapat kesempatan berbincang dengan Nurhayati Subakat. Berikut petikan wawancaranya:
Bagaimana awalnya Anda memilih bisnis kosmetik?
Bisnis kosmetik itu menurut saya cocok. Awalnya dapat ide dari masukan tetangga, akhirnya saya coba masuk dalam produk ini.
Filosofi bisnis Anda seperti apa?
Bisnis kita dari awal membuat barang berkualitas baik. Kita ingin perusahaan ini bermanfaat untuk orang lain. Dengan filosofi yang sudah lama mendasari bisnis kami, Wardah tidak hanya ingin dikenal sebagai sebuah brand skin care dan kosmetik terkemuka di Indonesia. Lebih dari itu, Wardah memiliki komitmen untuk memaknai kehadirannya di tengah masyarakat melalui kepedulian, semangat untuk berbagi, dan berbagai kontribusinya dengan melakukan upaya-upaya mewujudkan kesejahteraan sosial.
Kesulitan apa dalam menjalankan bisnis?
Awal-awal sulit karena memperkenalkan produk. Tapi, lama-lama dikenal baik. Sempat waktu ngenalin produk baru pastinya ada yang nolak, sehingga kita terus berusaha memperkenalkan ini. Jadi, kayak promosi. Kita kerjakan semua (berbagai cara promosi) untuk memperkenalkan ini ke orang-orang. Misalnya, kita juga lakukan secara online. Setelah mulai banyak yang mengenal. Pada 2009 kita perbaiki lagi. Promosi kita tambah lagi dengan harga bersaing, serta menambah outlet-outlet sendiri.
Melalui PT Paragon Technology Innovation yang berdiri sejak 1985, sistem produksi (Wardah) telah mendapatkan sertifikat GMP (good manufacturing practice) dengan kapasitas produksi besar dan formulasi kosmetik yang unggul. Selama 4 tahun terakhir, perusahaan telah tumbuh lebih dari 80% per tahun, 30 daerah operasional dan lebih dari 4.500 karyawan di seluruh Indonesia
Apa kiat Anda sehingga sukses seperti sekarang?
Kalau bagi saya, menjalani bisnis itu hanya satu, tekun, ulet dan sabar. Ini yang membawa kita terus membangun perusahaan ini.
Apakah ada rencana kerja sama?
Kita rencananya akan mempersiapkan SDM (sumber daya manusia) kayak ke Turki dan Timur Tengah.
Karakter konsumen Indonesia itu seperti apa?
Konsumen di Indonesia itu pintar. Mereka mencoba dan melihat kualitas. Mereka tidak gampang tertipu dengan janji-janji. Apa yang dijanjikan Wardah itu menjadi kenyataan.
Produk apa saja yang disediakan Wardah?
Semuanya kita ada, mulai dekoratif (seperti compact powder, eyeliner, lipstick, dan sebagainya), skin care, dan dalam waktu dekat body care. Kita juga akan ada shampoo.
Bagaimana cara Anda agar usaha maju?
Kita lebih ke bagaimana mengolah marketing tadi. Promosi harus lebih banyak. Kita juga promosi melalui event yang besar untuk memperkenalkan produk ini.
Kalau Wardah sendiri market share-nya berapa persen?
Dari hitung-hitungan perusahaan selama ini, dekoratif sekitar 30%, kalau skin care 10%.
Ada kiat untuk meningkatkan market share?
Kita menjaga, melakukan perbaikan produk, dan terus meningkatkan marketing. Melalui upaya ini diharapkan market share dari produk perusahaan terus meningkat.
Bagaimana langkah menghadapi kompetitor?
Kita melihat diri kita sendiri. Misalnya, kita kelemahannya di distribusi, nah dari situ kita akan memperbaiki atau kita kurang ngiklan, berarti kita kerjakan lebih baik lagi. Ini kita lakukan untuk bersaing dan menjadi lebih baik.
Kompetitor Wardah siapa saja?
Kalau brand halal (lainnya) kita sudah lewatin, kita sekarang bersaing dengan Pond’s, produk Unilever, Garnier. Kita masih bersaing dengan produk dalam negeri.
Untuk penjualan Wardah, wilayah mana yang bagus?
Pulau Jawa. Tapi di Sumatera pendapatan kita bagus juga, Makassar juga. Secara keseluruhan 50% lebih ke pulau Jawa.
Ada target khusus kah dari segi penjualan?
Kita pasti ada target. Kita kuatin 50%, penjualan kita ditarget segitu. Pertumbuhan per tahun 50%, maunya lebih, cuma bertahap dulu kita.
Apa tips sukses Anda dalam membangun perusahaan ini?
Kembali lagi, usaha itu mulailah dari hal yang kecil, yang penting ada kemauan. Dalam menjalankan usaha harus yang kita kuasai dan dimengerti, sehingga kita dapat menjalankannya dengan baik.
Di balik kerja kerasnya, wanita kelahiran Padang Panjang, Sumatera Barat, 27 Juli 1950 ini memiliki filosofi yang luhur. Nurhayati ingin perusahaan yang dibangunnya memberikan manfaat bagi orang lain. Sebab itu, dia sangat menjaga kualitas produk kosmetiknya.
Pendiri dan Chief Executive Officer (CEO) PT Paragon Technology Innovation (perusahaan yang menaungi Wardah) ini menyadari kosmetik merupakan hal yang penting bagi penampilan perempuan. Bahkan, kosmetik telah menjadi kebutuhan utama yang selalu ada dalam daftar belanja kaum hawa setiap bulan.
Nurhayati, dengan produk Wardah-nya mengusung tiga prinsip. Pertama, pure and safe. Produk Wardah mengandung bahan baku yang aman dan halal, diciptakan untuk kenyamanan dan ketenangan wanita yang meggunakannya.
Dia menuturkan kulit wanita Asia berbeda dengan Eropa atau Amerika. Lapisan dermis (terluar) kulit wanita Asia cenderung lebih tipis, sehingga lebih sensitif dan rentan terhadap faktor luar. Satu fakta ini menjadi landasan konsep kecantikan Wardah, bahwa kulit wanita Indonesia membutuhkan perawatan dengan perlindungan menyeluruh.
Kedua, beauty expert. Citra awal Wardah sebagai kosmetik ditujukan untuk wanita muslim telah berkembang menjadi produk yang dapat dinikmati kalangan yang lebih luas. Pengalaman belasan tahun menjadi pilihan banyak wanita Indonesia, tak hanya kaum muslimah, terkait erat dengan bagaimana Wardah selalu berinovasi, serta berkreasi menjawab setiap kebutuhan.
Ketiga, inspiring beauty. Sejak 1995 hingga saat ini, Wardah selalu meyakini kecantikan yang menginspirasi. Wanita Indonesia bisa jadi telah mengadopsi dinamika kemajuan dunia. Namun, mereka tak pernah meninggalkan nilai budaya Timur yang santun. Di mana kosmetika tidak hanya untuk tubuh tetapi juga jiwa.
Dalam acara sharing session di Auditorium Gedung Sindo, Jakarta, baru-baru ini, Sindonews mendapat kesempatan berbincang dengan Nurhayati Subakat. Berikut petikan wawancaranya:
Bagaimana awalnya Anda memilih bisnis kosmetik?
Bisnis kosmetik itu menurut saya cocok. Awalnya dapat ide dari masukan tetangga, akhirnya saya coba masuk dalam produk ini.
Filosofi bisnis Anda seperti apa?
Bisnis kita dari awal membuat barang berkualitas baik. Kita ingin perusahaan ini bermanfaat untuk orang lain. Dengan filosofi yang sudah lama mendasari bisnis kami, Wardah tidak hanya ingin dikenal sebagai sebuah brand skin care dan kosmetik terkemuka di Indonesia. Lebih dari itu, Wardah memiliki komitmen untuk memaknai kehadirannya di tengah masyarakat melalui kepedulian, semangat untuk berbagi, dan berbagai kontribusinya dengan melakukan upaya-upaya mewujudkan kesejahteraan sosial.
Kesulitan apa dalam menjalankan bisnis?
Awal-awal sulit karena memperkenalkan produk. Tapi, lama-lama dikenal baik. Sempat waktu ngenalin produk baru pastinya ada yang nolak, sehingga kita terus berusaha memperkenalkan ini. Jadi, kayak promosi. Kita kerjakan semua (berbagai cara promosi) untuk memperkenalkan ini ke orang-orang. Misalnya, kita juga lakukan secara online. Setelah mulai banyak yang mengenal. Pada 2009 kita perbaiki lagi. Promosi kita tambah lagi dengan harga bersaing, serta menambah outlet-outlet sendiri.
Melalui PT Paragon Technology Innovation yang berdiri sejak 1985, sistem produksi (Wardah) telah mendapatkan sertifikat GMP (good manufacturing practice) dengan kapasitas produksi besar dan formulasi kosmetik yang unggul. Selama 4 tahun terakhir, perusahaan telah tumbuh lebih dari 80% per tahun, 30 daerah operasional dan lebih dari 4.500 karyawan di seluruh Indonesia
Apa kiat Anda sehingga sukses seperti sekarang?
Kalau bagi saya, menjalani bisnis itu hanya satu, tekun, ulet dan sabar. Ini yang membawa kita terus membangun perusahaan ini.
Apakah ada rencana kerja sama?
Kita rencananya akan mempersiapkan SDM (sumber daya manusia) kayak ke Turki dan Timur Tengah.
Karakter konsumen Indonesia itu seperti apa?
Konsumen di Indonesia itu pintar. Mereka mencoba dan melihat kualitas. Mereka tidak gampang tertipu dengan janji-janji. Apa yang dijanjikan Wardah itu menjadi kenyataan.
Produk apa saja yang disediakan Wardah?
Semuanya kita ada, mulai dekoratif (seperti compact powder, eyeliner, lipstick, dan sebagainya), skin care, dan dalam waktu dekat body care. Kita juga akan ada shampoo.
Bagaimana cara Anda agar usaha maju?
Kita lebih ke bagaimana mengolah marketing tadi. Promosi harus lebih banyak. Kita juga promosi melalui event yang besar untuk memperkenalkan produk ini.
Kalau Wardah sendiri market share-nya berapa persen?
Dari hitung-hitungan perusahaan selama ini, dekoratif sekitar 30%, kalau skin care 10%.
Ada kiat untuk meningkatkan market share?
Kita menjaga, melakukan perbaikan produk, dan terus meningkatkan marketing. Melalui upaya ini diharapkan market share dari produk perusahaan terus meningkat.
Bagaimana langkah menghadapi kompetitor?
Kita melihat diri kita sendiri. Misalnya, kita kelemahannya di distribusi, nah dari situ kita akan memperbaiki atau kita kurang ngiklan, berarti kita kerjakan lebih baik lagi. Ini kita lakukan untuk bersaing dan menjadi lebih baik.
Kompetitor Wardah siapa saja?
Kalau brand halal (lainnya) kita sudah lewatin, kita sekarang bersaing dengan Pond’s, produk Unilever, Garnier. Kita masih bersaing dengan produk dalam negeri.
Untuk penjualan Wardah, wilayah mana yang bagus?
Pulau Jawa. Tapi di Sumatera pendapatan kita bagus juga, Makassar juga. Secara keseluruhan 50% lebih ke pulau Jawa.
Ada target khusus kah dari segi penjualan?
Kita pasti ada target. Kita kuatin 50%, penjualan kita ditarget segitu. Pertumbuhan per tahun 50%, maunya lebih, cuma bertahap dulu kita.
Apa tips sukses Anda dalam membangun perusahaan ini?
Kembali lagi, usaha itu mulailah dari hal yang kecil, yang penting ada kemauan. Dalam menjalankan usaha harus yang kita kuasai dan dimengerti, sehingga kita dapat menjalankannya dengan baik.
(dmd)