Pertamina Alokasikan Belanja Modal USD3,2 Miliar
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (persero) tahun ini mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/ capex) sebesar USD3,2 miliar untuk mengembangkan blok-blok minyak dan gas (migas) di luar negeri.
Capex tersebut setara dengan 26,9% dari total belanja modal perusahaan. Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, alokasi belanja modal untuk menggenjot anak usahanya di luar negeri yakni Pertamina Internasional Eksplorasi & Produksi (PIEP). Adapun, PIEP mengelola tiga anak perusahaan di antaranya PT Pertamina Irak Eksplorasi Produksi (PIREP), PT Pertamina Malaysia Eksplorasi Produksi (PMEP), dan anak usaha yang bekerja sama dengan Conoco Phillips Algeria Ltd (Copal Ltd).
”Total rata-rata produksi mencapai 78.000 barel oil equivalent per day (boepd) peak nya sampai 89.000 boepd. Komposisinya paling besar adalah Malaysia karena sudah masuk kategori sudah beroperasi,” kata dia di Jakarta kemarin. Presiden Direktur PIEP Slamet Riadhy menargetkan, pada 2022 aset yang dikelola anak perusahaannya di Malaysia yakni Pertamina Malaysia Eksplorasi-Produksi bersama Murphy mampu mencapai 70.000 boepd. Dari enam blok migas yang diakuisisi Pertamina dari Murphy, produksi net to share saat ini mencapai 42.000 barel boepd, di mana produksi dalam bentuk minyak mencapai sekitar 24.000 bopd.
”Kami optimistis produksi akan terus meningkat. Pada 2020 hingga 2022, PIEP menargetkan produksi net to share Pertamina dari keenam dapat meningkat menjadi sekitar 70.000 boepd,” jelas dia.
Sementara itu, Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan, upaya peningkatan cadangan dan produksi dari luar negeri termasuk dari asetaset di Malaysia sangat penting tidak hanya menguntungkan secara bisnis, akan tetapi bagi upaya peningkatan ketahanan energi nasional. Menurut dia, dalam upaya pembelian aset di luar negeri Pertamina memprioritaskan pada lapanganlapangan berproduksi.
Nanang wijayanto
Capex tersebut setara dengan 26,9% dari total belanja modal perusahaan. Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, alokasi belanja modal untuk menggenjot anak usahanya di luar negeri yakni Pertamina Internasional Eksplorasi & Produksi (PIEP). Adapun, PIEP mengelola tiga anak perusahaan di antaranya PT Pertamina Irak Eksplorasi Produksi (PIREP), PT Pertamina Malaysia Eksplorasi Produksi (PMEP), dan anak usaha yang bekerja sama dengan Conoco Phillips Algeria Ltd (Copal Ltd).
”Total rata-rata produksi mencapai 78.000 barel oil equivalent per day (boepd) peak nya sampai 89.000 boepd. Komposisinya paling besar adalah Malaysia karena sudah masuk kategori sudah beroperasi,” kata dia di Jakarta kemarin. Presiden Direktur PIEP Slamet Riadhy menargetkan, pada 2022 aset yang dikelola anak perusahaannya di Malaysia yakni Pertamina Malaysia Eksplorasi-Produksi bersama Murphy mampu mencapai 70.000 boepd. Dari enam blok migas yang diakuisisi Pertamina dari Murphy, produksi net to share saat ini mencapai 42.000 barel boepd, di mana produksi dalam bentuk minyak mencapai sekitar 24.000 bopd.
”Kami optimistis produksi akan terus meningkat. Pada 2020 hingga 2022, PIEP menargetkan produksi net to share Pertamina dari keenam dapat meningkat menjadi sekitar 70.000 boepd,” jelas dia.
Sementara itu, Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan, upaya peningkatan cadangan dan produksi dari luar negeri termasuk dari asetaset di Malaysia sangat penting tidak hanya menguntungkan secara bisnis, akan tetapi bagi upaya peningkatan ketahanan energi nasional. Menurut dia, dalam upaya pembelian aset di luar negeri Pertamina memprioritaskan pada lapanganlapangan berproduksi.
Nanang wijayanto
(ars)