Renault Tawarkan Konsesi untuk Hentikan Mogok Kerja

Selasa, 26 Mei 2015 - 13:03 WIB
Renault Tawarkan Konsesi untuk Hentikan Mogok Kerja
Renault Tawarkan Konsesi untuk Hentikan Mogok Kerja
A A A
ISTANBUL - Raksasa automotif Prancis, Renault, menawarkan pembayaran tunai pada para pegawai yang mogok kerja di Turki bagian barat. Sengketa gaji itu memukul sektor automotif Turki menjelang pemilu 7 Juni.

Pabrik Oyak Renault yang merupakan perusahaan patungan antara Renault dan dana pensiun tentara Oyak, berlokasi di Kota Bursa. Pihak pabrik menawarkan para pegawainya dana tunai USD370 jika mereka kembali bekerja pada tengah malam kemarin. ”Para pekerja tidak akan menghadapi langkah pendisiplinan atau pemecatan akibat mogok kerja itu,” papar pernyataan Oyak-Renault yang dirilis akhir pekan lalu.

”Sebagai manajemen Oyak Renault, kami mengkhawatirkan masa depan perusahaan dan menyerukan seluruh pekerja kami untuk kembali beraktivitas pada 25 Mei.” Pejabat dari Oyak-Renault menjelaskan, para pekerja masih memperdebatkan tentang apakah akan menerima tawaran itu atau tidak. Jumlah tawaran uang tunai itu sekitar gaji minimal nasional untuk satu bulan kerja.

Mogok kerja di pabrik mobil terbesar di Turki itu dimulai pada 14 Mei untuk menuntut kenaikan gaji. Aksi itu memengaruhi manufaktur mobil lainnya, termasuk Tofas yang dimiliki oleh Fiat asal Italia, Koc Holding asal Turki, dan Ford Otosan, unit Turki milik raksasa automotif Amerika Serikat (AS), Ford.

Produksi di Ford di dua lokasi di wilayah Kocaeli kembali beroperasi pada Kamis (21/5) lalu dan pekerja di Tofas di Bursa mengakhiri aksi mogok kerja mereka selama lima hari pada Jumat (22/5) setelah kesepakatan antara perusahaan dan para pekerja. Oyak Renault menjelaskan, konsesi itu sesuai dengan yang dibuat Tofas pada para pekerjanya. Bersama-sama, produksi di Tofas dan Oyak Renault mencakup lebih dari 40% output automotif Turki.

Mogok kerja terjadi menjelang pemilu legislatif pada 7 Juni dan saat ekonomi mulai menunjukkan penurunan setelah lima tahun pertumbuhan mengesankan di bawah pemerintahan perdana menteri (PM) yang menjadi Presiden, Tayyip Erdogan. Produksi mobil di Turki tumbuh beberapa kali sejak Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang dipimpin Erdogan berkuasa pada 2002. Perkembangan ini membantu mendorong pertumbuhan ekonomi.

Menurut Organisasi Internasional Manufaktur Kendaraan Bermotor (OICA) yang berbasis di Paris, Turki memproduksi 1,17 juta mobil dan mobil komersial pada 2014, naik dari 346.565 pada 2002. Sementara, General Motors (GM) berupaya menguasai pangsa pasar India sedikitnya 5% dalam dekade mendatang.

Langkah ini dibuat berdasarkan pertimbangan, India akan mengalahkan Jepang sebagai kekuatan ekonomi terbesar ketiga di dunia dengan proyeksi penjualan tahunan 8 juta mobil pada 2025.

Syarifudin
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7227 seconds (0.1#10.140)