BI Siapkan Kajian untuk Ekonomi Kawasan Kalimantan

Rabu, 27 Mei 2015 - 10:11 WIB
BI Siapkan Kajian untuk...
BI Siapkan Kajian untuk Ekonomi Kawasan Kalimantan
A A A
AMBON - Bank Indonesia (BI) siap mendorong transformasi perekonomian kawasan Kalimantan. Ini dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) koridor Kalimantan yang hanya 1% di kuartal pertama tahun ini.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, pihaknya akan mengkaji dan mengoordinasikan pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk bersama- sama meningkatkan pertumbuhan di Kalimantan. Pertengahan tahun ini direncanakan dapat dilakukan kajian regional di Kota Balikpapan. Kajian tersebut akan fokus membahas sektor energi.

”Kawasan Kalimantan tertekan dengan harga migas dan batu bara yang masih melemah. Beberapa sektor perlu didorong untuk produktif. Berbagai provinsi terdampak dan ini membutuhkan kajian lintas sektoral,” sebut Agus di Ambon, Maluku, barubaru ini. Dia mengingatkan, pihaknya ingin menjaga stabilitas ekonomi makro, khususnya mencapai sasaran inflasi nasional di bawah sasaran 4 (+/-1)%.

Untuk itu, pembenahan tekanan inflasi daerah merupakan hal pertama yang dibutuhkan. ”Pemerintah harus lakukan reformasi struktural dengan meningkatkan daya saing, kemandirian ekonomi, dan alternatif sumber pembiayaan pembangunan. BI ingin tempatkan diri sebagai mitra pemerintah pusat dan daerah. Setelah kajian ini, level teknis dan pimpinan akan bertemu lagi supaya berkesinambungan. Evaluasi per semester juga akan dilakukan,” ungkapnya.

Agus mengimbau pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) budi daya rumput laut untuk tidak cepat puas dengan menjual bahan mentah. ”Hasil rakor menteri dan pemda mengusulkan agar pelaku UMKM tidak lagi fokus di bahan mentah, melainkan memberikan nilai tambah pada produk,” ujarnya. BI melakukan Program Sosial untuk Renovasi Pasar Tradisional Mamoke dan Pengembangan Kluster Rumput Laut di Natsepa, Tulehu, Ambon, Maluku.

Bantuan sosial senilai Rp250 juta diberikan untuk renovasi pasar tradisional dan sejumlah Rp65 juta untuk kluster budi daya rumput laut. Dia mengatakan, produk rumput laut ke depan harus diproses lebih lanjut sehingga bahan mentah rumput laut dapat diolah hingga menjadi bahan pangan atau kosmetik. Ini dapat memenuhi kebutuhan lokal dan daerah timur lainnya.

”Bahan mentah rumput laut sebaiknya diolah lagi hingga menjadi produk yang bernilai jual tinggi. Kami berikan bantuan untuk dapat dimanfaatkan ke arah itu,” sebutnya. Sementara itu, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, perekonomian daerah tidak dapat bergantung pada sektor komoditas. Kontribusi PDRB masih dikuasai sebesar 55-60% dari kawasan Jawa dan 20% Sumatera.

Perlambatan ekonomi khususnya dirasakan Kalimantan yang hanya tumbuh 1% di kuartal pertama tahun ini. Sedangkan kawasan Sumatera tumbuh 3% dan bahkan beberapa provinsi di dua kawasan tersebut mencatatkan pertumbuhan minus. ”Akibatnya juga menekan ekonomi Jawa yang selama ini menikmati pertumbuhan di Kalimantan dan Sumatera. Harus beralih ke produk dan jasa pariwisata atau manufaktur. Sesuaikan dengan potensi daerahnya,” ucap Mirza.

Hafid fuad
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0066 seconds (0.1#10.140)