Menkeu: Target Pertumbuhan Ekonomi 2016 Realistis
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro mengatakan, target pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam asumsi ekonomi makro di RAPBN 2016 cukup realistis, yakni 5,8% hingga 6,2%.
Hal ini dikatakan Bambang menanggapi pandangan beberapa fraksi di DPR yang pesimis dengan target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditetapkan pemerintah tersebut.
"Menanggapi pandangan fraksi mengenai asumsi pertumbuhan ekonomi, kami sampaikan dengan mempertimbangkan potensi dan risiko baik domestik maupun eksternal, asumsi pertumbuhan ekonomi 5,8%-6,2% 2016 cukup realistis," ucapnya di gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (28/5/2015).
Dia mengakui, kinerja ekonomi Indonesia tidak hanya dipengaruhi kondisi domestik. Namun faktor global yang kurang kondusif, seperti penghentian tapering Amerika Serikat (AS), perlambatan pertumbuhan ekonomi mitra dagang seperti China, hingga turunnya harga komoditas yang menyebabkan penurunan kinerja ekspor berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Perkiraan membaiknya ekonomi global 2016 diharapkan bisa membantu kinerja ekonomi nasional. Namun, ekonomi nasional akan banyak bergantung pada domestik, yakni konsumsi rumah tangga dan investasi," imbuh dia.
Mantan Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) ini mengatakan, perkiraan membaiknya konsumsi rumah tangga didasarkan pada perkiraan terkendalinya inflasi pada tahun depan, penyelenggaraan pilkada serentak, hingga bonus demografi yang didominasi usia produktif akan mendorong konsumsi yang mencakup 55%.
Sementara, perkiraan membaiknya investasi didasarkan alasan, pembangunan berbagai proyek infrastruktur prioritas seperti transportasi dan pelabuhan yang dikerjakan baik dari capital expenditure (capex) maupun Penyertaan Modal Negara (PMN) ke BUMN.
"Ada juga perbaikan iklim usaha, dan peran swasta melalui skema public private partnership (PPP). Kami juga sudah letakkan dasar perekonomian yang baik dengan dimulainya pembangunan infrastruktur," tandasnya.
Sekadar informasi, asumsi ekonomi makro yang ditetapkan pemerintah dalam RAPBN 2016 adalah:
1. Pertumbuhan ekonomi: 5,8% hingga 6,2%
2. Inflasi: 3% hingga 5%
3. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) Rp12.800-Rp13.200/USD
4. Suku bunga SPN 3 bulan 4,0% hingga 6,0%
5. Harga minyak dunia USD60-USD80 per barel
6. Lifting minyak dan gas bumi 1.930-2.050 ribu barel per hari.
Hal ini dikatakan Bambang menanggapi pandangan beberapa fraksi di DPR yang pesimis dengan target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditetapkan pemerintah tersebut.
"Menanggapi pandangan fraksi mengenai asumsi pertumbuhan ekonomi, kami sampaikan dengan mempertimbangkan potensi dan risiko baik domestik maupun eksternal, asumsi pertumbuhan ekonomi 5,8%-6,2% 2016 cukup realistis," ucapnya di gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (28/5/2015).
Dia mengakui, kinerja ekonomi Indonesia tidak hanya dipengaruhi kondisi domestik. Namun faktor global yang kurang kondusif, seperti penghentian tapering Amerika Serikat (AS), perlambatan pertumbuhan ekonomi mitra dagang seperti China, hingga turunnya harga komoditas yang menyebabkan penurunan kinerja ekspor berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Perkiraan membaiknya ekonomi global 2016 diharapkan bisa membantu kinerja ekonomi nasional. Namun, ekonomi nasional akan banyak bergantung pada domestik, yakni konsumsi rumah tangga dan investasi," imbuh dia.
Mantan Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) ini mengatakan, perkiraan membaiknya konsumsi rumah tangga didasarkan pada perkiraan terkendalinya inflasi pada tahun depan, penyelenggaraan pilkada serentak, hingga bonus demografi yang didominasi usia produktif akan mendorong konsumsi yang mencakup 55%.
Sementara, perkiraan membaiknya investasi didasarkan alasan, pembangunan berbagai proyek infrastruktur prioritas seperti transportasi dan pelabuhan yang dikerjakan baik dari capital expenditure (capex) maupun Penyertaan Modal Negara (PMN) ke BUMN.
"Ada juga perbaikan iklim usaha, dan peran swasta melalui skema public private partnership (PPP). Kami juga sudah letakkan dasar perekonomian yang baik dengan dimulainya pembangunan infrastruktur," tandasnya.
Sekadar informasi, asumsi ekonomi makro yang ditetapkan pemerintah dalam RAPBN 2016 adalah:
1. Pertumbuhan ekonomi: 5,8% hingga 6,2%
2. Inflasi: 3% hingga 5%
3. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) Rp12.800-Rp13.200/USD
4. Suku bunga SPN 3 bulan 4,0% hingga 6,0%
5. Harga minyak dunia USD60-USD80 per barel
6. Lifting minyak dan gas bumi 1.930-2.050 ribu barel per hari.
(izz)