Bappenas Kembali Kaji Pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Andrinof Chaniago menyampaikan urgensi pemindahan ibu kota dari Jakarta ke wilayah lain, khususnya Pulau Kalimantan. Mereka akan kembali mengkaji wacana tersebut.
Hal ini menanggapi pidato Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang mengingatkan kembali rencana pemindahan ibu kota dari DKI Jakarta ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah, seperti digagas Presiden RI pertama Soekarno, saat peringatan HUT ke-50 Lemhanas di Auditorium Gedung Lemhanas, Jakarta, Kamis (28/5/2015).
"Apa yang disampaikan Bu Mega itukan mencerminkan bahwa Bung Karno sangat visioner. Bayangkan 50 tahun lalu pendiri bangsa sudah dapat membayangkan beban Jakarta akan seperti ini. Maka, sekarang saatnya bagi kita membayangkan kira-kira beban Jakarta dalam 25-50 tahun ke depan dari sekarang akan seperti apa?" ujar Andrinof dalam keterangan tertulisnya kepada Sindonews, Jumat (29/5/2015)
Menurutnya, wacana pemindahan ibu kota diperlukan kajian lebih dalam dan komprenhensif dalam menentukan lokasi yang tepat untuk dapat dipertimbangkan menjadi wilayah pemindahan.
"Yang terpenting selain lahan yang luas, juga faktor yang perlu dipertimbangkan lahan harus bebas dari spekulan atau setidaknya sebagian lahan harus terlebih dahulu dikuasai negara agar pembangunan kota berjalan sesuai yang diharapkan," terang Andrinof.
Dia melanjutkan, dari sisi Amdal perlu dihitung tingkat resiko banjir dan jaminan ketersediaan air bersih. "Kita berharap jika wacana pemindahan ibu kota terwujud, diharapkan ke depan bisa menjadi tumpuan dan landmark baru Indonesia," ucapnya.
"Gagasan dan visi Bung Karno yang utama kita garis bawahi, bahwa jika diperlukan pemindahan ibu kota yang ideal memang diarahkan ke wilayah Pulau Kalimantan. Semua opsi masih terbuka untuk dikaji bersama. Prinsipnya Bappenas sejalan dengan gagasan visioner Bung Karno untuk pemindahan ibu kota ke luar Jawa," tandas Andrinof.
Hal ini menanggapi pidato Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang mengingatkan kembali rencana pemindahan ibu kota dari DKI Jakarta ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah, seperti digagas Presiden RI pertama Soekarno, saat peringatan HUT ke-50 Lemhanas di Auditorium Gedung Lemhanas, Jakarta, Kamis (28/5/2015).
"Apa yang disampaikan Bu Mega itukan mencerminkan bahwa Bung Karno sangat visioner. Bayangkan 50 tahun lalu pendiri bangsa sudah dapat membayangkan beban Jakarta akan seperti ini. Maka, sekarang saatnya bagi kita membayangkan kira-kira beban Jakarta dalam 25-50 tahun ke depan dari sekarang akan seperti apa?" ujar Andrinof dalam keterangan tertulisnya kepada Sindonews, Jumat (29/5/2015)
Menurutnya, wacana pemindahan ibu kota diperlukan kajian lebih dalam dan komprenhensif dalam menentukan lokasi yang tepat untuk dapat dipertimbangkan menjadi wilayah pemindahan.
"Yang terpenting selain lahan yang luas, juga faktor yang perlu dipertimbangkan lahan harus bebas dari spekulan atau setidaknya sebagian lahan harus terlebih dahulu dikuasai negara agar pembangunan kota berjalan sesuai yang diharapkan," terang Andrinof.
Dia melanjutkan, dari sisi Amdal perlu dihitung tingkat resiko banjir dan jaminan ketersediaan air bersih. "Kita berharap jika wacana pemindahan ibu kota terwujud, diharapkan ke depan bisa menjadi tumpuan dan landmark baru Indonesia," ucapnya.
"Gagasan dan visi Bung Karno yang utama kita garis bawahi, bahwa jika diperlukan pemindahan ibu kota yang ideal memang diarahkan ke wilayah Pulau Kalimantan. Semua opsi masih terbuka untuk dikaji bersama. Prinsipnya Bappenas sejalan dengan gagasan visioner Bung Karno untuk pemindahan ibu kota ke luar Jawa," tandas Andrinof.
(dmd)