Bos Malaysia Airlines: Secara Teknis Kami Sudah Bangkrut
A
A
A
KUALA LUMPUR - CEO Malaysia Airlines Christoph Mueller mengatakan bahwa perusahaannya secara teknis sudah bangkrut dengan berencana memecat sekitar 6.000 karyawan.
Pengumuman ini setelah perusahaan masakapai terbesar di Malaysia ini mengalami serangkaian musibah dari mulai MH370 yang hiloang hingg MH17 yang ditembak jatuh.
Namun, sekitar dua pertiga atau 14.000 dari 20.000 karyawannya ditawari untuk bekerja di maskapai yang baru. "Kami secara teknis bangkrut. Penurunan kinerja dimulai jauh sebelum peristiwa tragis 2014," kata Mueller seperti dikutip dari BBC, Senin (1/6/2015).
Pada Maret tahun lalu, MH370 menghilang dengan jumlah 239 penumpang dan awak kapal. Empat bulan kemudian, penerbangan MH17 ditembak jatuh di wilayah udara Ukraina, dengan 298 penumpang dan awak hilang.
Bencana tersebut terbukti membuat kerugian selama beberapa tahun akibat dari kompetisi regional yang kuat. Mueller mengatakan, maskapai ini tidak bisa mengharapkan bahwa 100% dari pekerjaan yang ditawarkan itu akan diterima. Karena staf maskapai diharapkan telah menerima tawaran dari rival penerbangan.
"Kami akan memulai putaran kedua dalam waktu dua minggu dan yang akan memungkinkan orang lain untuk menerima penawaran," tambahnya.
Dia bawah kepemimpinan Mueller, Malaysia Airlines berencana untuk membenahi Malaysia Airlines pada 1 September dengan memperkenalkan merek baru dan berharap tahun depan dapat menstabilkan bisnis serta berusaha dapat kembali tumbuh pada 2017.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka pihaknya akan mengurangi staf dan merasionalisasi sistem rute, yang kemungkinan akan menyebabkan pengurangan rute ke Eropa dan fokus pada rute regional.
Pengumuman ini setelah perusahaan masakapai terbesar di Malaysia ini mengalami serangkaian musibah dari mulai MH370 yang hiloang hingg MH17 yang ditembak jatuh.
Namun, sekitar dua pertiga atau 14.000 dari 20.000 karyawannya ditawari untuk bekerja di maskapai yang baru. "Kami secara teknis bangkrut. Penurunan kinerja dimulai jauh sebelum peristiwa tragis 2014," kata Mueller seperti dikutip dari BBC, Senin (1/6/2015).
Pada Maret tahun lalu, MH370 menghilang dengan jumlah 239 penumpang dan awak kapal. Empat bulan kemudian, penerbangan MH17 ditembak jatuh di wilayah udara Ukraina, dengan 298 penumpang dan awak hilang.
Bencana tersebut terbukti membuat kerugian selama beberapa tahun akibat dari kompetisi regional yang kuat. Mueller mengatakan, maskapai ini tidak bisa mengharapkan bahwa 100% dari pekerjaan yang ditawarkan itu akan diterima. Karena staf maskapai diharapkan telah menerima tawaran dari rival penerbangan.
"Kami akan memulai putaran kedua dalam waktu dua minggu dan yang akan memungkinkan orang lain untuk menerima penawaran," tambahnya.
Dia bawah kepemimpinan Mueller, Malaysia Airlines berencana untuk membenahi Malaysia Airlines pada 1 September dengan memperkenalkan merek baru dan berharap tahun depan dapat menstabilkan bisnis serta berusaha dapat kembali tumbuh pada 2017.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka pihaknya akan mengurangi staf dan merasionalisasi sistem rute, yang kemungkinan akan menyebabkan pengurangan rute ke Eropa dan fokus pada rute regional.
(izz)