Kinerja Emiten Ritel Berpeluang Tumbuh

Rabu, 03 Juni 2015 - 10:36 WIB
Kinerja Emiten Ritel...
Kinerja Emiten Ritel Berpeluang Tumbuh
A A A
JAKARTA - Kinerja emiten ritel terutama makanan dan pakaian pada periode bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri berpeluang mencatatkan pertumbuhan. Pasalnya, saat Ramadan dan Hari Raya Lebaran konsumsi masyarakat meningkat.

”Secara historis, pada bulan puasa dan Lebaran konsumsi masyarakat akan meningkat, terutama untuk makanan dan pakaian, kedua sektor itu akan mengalami pertumbuhan positif pada masa puasa dan Lebaran,” ujar Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito di Jakarta, Senin (1/6).

Menurut dia, meningkatnya konsumsi masyarakat pada periode itu juga dapat menggerakkan perekonomian di dalam negeri untuk berakselarasi. Apalagi, belanja infrastruktur pemerintah juga akan segera dieksekusi pada kuartal ketiga dan keempat. Dia mengungkapkan, emiten sektor itu akan mengeluarkan beberapa inovasi dalam menarik minat masyarakat terhadap produk-produk yang diluncurkan, dengan begitu penjualan emiten ritel itu memiliki proyeksi pendapatan yang bagus.

Sementara, Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan bahwa bulan puasa akan menjadi momentum emiten sektor ritel untuk menggenjot kinerja lebih baik ke depannya. ”Penopang emiten ritel adalah konsumsi masyarakat, secara historis pada periode itu konsumsi makanan maupun pakaian membaik,” katanya.

Ito menambahkan, belanja pemerintah pada kuartal III/2015 mulai lebih maksimal dan sesuai dengan jadwal dibandingkan periode sebelumnya sehingga akan menopang perekonomian domestik. ”Kondisi kuartal kedua akan lebih baik daripada kuartal pertama. Selanjutnya, kuartal ketiga juga akan lebih baik daripada kuartal kedua dan seterusnya,” ungkapnya.

Menurut dia, melambatnya perekonomian Indonesia pada kuartal pertama tahun ini disebabkan realisasi APBN tidak maksimal karena ada penyesuaian nomenklatur. Pada periode itu terjadi perubahan di beberapa kementerian dan sebagainya sehingga pengucuran dana tidak bisa berlangsung cepat.

”Maka dari itu, kuartal pertama tahun ini melambat dan berdampak pada sektor swasta. Namun di awal 2016, karena tidak perlu lagi ada nomenklatur, pengeluaran APBN akan lebih baik,” katanya.

Menurut Ito, kepercayaan investor terhadap Indonesia lambat laun akan pulih kembali sehingga dampaknya akan positif bagi industri pasar modal yang kinerjanya dapat dilihat dari indeks harga saham gabungan (IHSG). ”Perlambatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama tahun ini tidak semua akibat dari yang terjadi pada kuartal sebelumnya. Namun, akibat periode-periode sebelumnya. Sekarang ini hanya muaranya,” katanya.

Ketika terjadi penurunan harga komoditas yang berakibat pada anjloknya angka ekspor, misalnya, pemerintah tidak mengimbangi dengan meningkatnya ekspor dari sektor manufaktur. ”Lihat saja di semua industrial estate, itu terjadi kelebihan permintaan,” kata dia.

Arsy ani s/ant
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0690 seconds (0.1#10.140)