Pengangguran di Zona Euro Turun

Kamis, 04 Juni 2015 - 11:02 WIB
Pengangguran di Zona Euro Turun
Pengangguran di Zona Euro Turun
A A A
BRUSSELS - Pengangguran di zona euro turun ke level terendah dalam tiga tahun menjadi 11,1% pada April. Data itu menjadi tanda bahwa pasar tenaga kerja di Eropa sudah mulai membaik.

”Pengangguran di 19 negara anggota zona euro turun dari revisi 11,2% pada Maret, tapi pengangguran pemuda tetap tinggi 22,3%,” papar Eurostat, badan statistik Uni Eropa (UE), dikutip kantor berita AFP . Tingkat pengangguran tersebut merupakan yang terendah sejak April 2012. Seperti biasa, tingkat pengangguran bervariasi di zona euro.

Pengangguran di Jerman tidak berubah sebesar 4,7%, tingkat terendah di blok mata uang tunggal tersebut. Tingkat pengangguran tertinggi berada di Yunani sebesar 25,4% pada Februari, turun dari 25,7% pada bulan sebelumnya. Pengangguran pemuda di Yunani mencapai 50,1% dan tetap tinggi tapi lebih rendah di Spanyol sebesar 49,6%. Pengangguran di Italia turun menjadi 12,4% dari revisi 12,6% pada Maret.

Italia merupakan negara ekonomi terbesar ketiga di zona euro. Pengangguran pemuda di Italia masih sebesar 40,9%. Di Uni Eropa (UE) pengangguran di 28 negara anggota turun 0,1% menjadi 9,7% pada April. Sementara, Bank Sentral Eropa (ECB) menggelar rapat saat Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras menuju Brussels untuk negosiasi bailout (dana talangan).

Dewan pembuat kebijakan ECB berkumpul dikantor pusat bank sentral itu di Frankfurt untuk menghadiri rapat antaraTsipras dan Presiden Komisi UE Jean-Claude Juncker di ibu kota Belgia pada Rabu malam (3/6) waktu setempat. Yunani dan para kreditor internasional telah bertukar proposal untuk mencapai kesepakatan pencairan 7,2 miliar euro untuk membantu Athena melakukan pembayaran utang pada Jumat (5/6).

Kendati demikian, berbulan-bulan negosiasi mengalami kebuntuan karena para kreditor meminta Yunani melakukan reformasi lebih luas dan Athena menolak permintaan tersebut. Ada kekhawatiran Yunani mengalami gagal bayar utang, hingga mengakibatkan reaksi berantai yang dapat mengakibatkan negara itu keluar dari zona euro.

Dengan ECB tidak memproyeksikan mengumumkan langkah kebijakan moneter baru apa pun, para analis menyatakan bahwa mereka akan mendengarkan apa yang dikatakan Presiden ECB Mario Draghi tentang situasi Yunani. Draghi menghadiri pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G-7 yang terdiri atas negara-negara kaya di Dresden pekan lalu.

Mereka bertemu untuk membuat kesepakatan dan mencegah Yunani keluar dari zona euro. Dia juga terlibat dalam rapat dini hari di Berlin bersama Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Prancis Francois Hollande dan Kepala Komisi UE Juncker awal pekan ini. ”Kami perkirakan Draghi dan koleganya akan mempertahankan sikap tegas terhadap Yunani,” kata ekonom Capital Economics, Jonathan Loynes.

Isu lain yang dibahas ialah data ekonomi terbaru dan efektivitas kebijakan ECB. Maret lalu ECB menerapkan program quantitative easing (QE), membeli aset hingga 1,14 triliun euro, pada tingkat 60 miliar euro per bulan, hingga September 2016.

Syarifudin
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4634 seconds (0.1#10.140)