Ini Alasan Dirut Bulog Berasal dari BRI
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah mengangkat Djarot Kusumayakti sebagai direktur utama (dirut) Perum Bulog, menggantikan Lenny Sugihat yang dicopot dari jabatannya.
Djarot merupakan Direktur Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) PT Bank Rakyat Indonesia (BRI). Lantas mengapa pemerintah kembali menempatkan bankir dari BRI untuk menduduki posisi Bos Bulog?
Deputi bidang Usaha Industri Primer Kementerian BUMN Muhammad Zamkhani mengungkapkan, kembali terpilihnya bankir dari BRI sebagai Dirut Bulog hanyalah sebuah kebetulan. Djarot sendiri sedianya merupakan salah satu kandidat Dirut Bulog semasa pemilihan Lenny.
"Kalau background sama saja. Kebetulan saja dari BRI. Itu kan sebenarnya calon (Dirut) juga saat bu Lenny dan awal tahun, bu Lenny yang terpilih," katanya di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (8/6/2015).
Namun, melihat perkembangan dan target Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penyerapan beras Bulog, Lenny kurang mampu menyerap beras petani, akhirnya para pimpinan memutuskan untuk mengganti Lenny.
Kendati demikian, Zamkhani membantah jika disebut bahwa Lenny gagal mengemban tugasnya sebagai orang nomor satu di Bulog. Dalam banyak hal, Lenny diakuinya telah berupaya banyak untuk pembenahan Bulog.
"Saat ini, juga sedang dimatangkan (pembenahan bulog). Program-programnya kan ada yang jangka pendek, menengah dan panjang. Namun jangka pendek ini yang penyerapan beras dari petani kurang," imbuh dia.
Menurutnya, Djarot pun telah melalui seleksi Tim Penilaian Akhir (TPA). Namun, dipastikan terpilihnya Djarot sebagai dirut Bulog bukan atas permintaan Jokowi.
"Saya kurang tahu, tapi yang jelas kita melihat khusus pada pencapaian. Kalau yang lain dalam banyak hal sudah banyak dilakukan," kata dia.
Dirinya juga membantah jika dikatakan pemberhentian Lenny sebagai dirut Bulog masih prematur lantaran baru beberapa bulan menjabat.
"Ya kan ada parameter atau kriteria yang harus dicapai," pungkasnya.
Djarot merupakan Direktur Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) PT Bank Rakyat Indonesia (BRI). Lantas mengapa pemerintah kembali menempatkan bankir dari BRI untuk menduduki posisi Bos Bulog?
Deputi bidang Usaha Industri Primer Kementerian BUMN Muhammad Zamkhani mengungkapkan, kembali terpilihnya bankir dari BRI sebagai Dirut Bulog hanyalah sebuah kebetulan. Djarot sendiri sedianya merupakan salah satu kandidat Dirut Bulog semasa pemilihan Lenny.
"Kalau background sama saja. Kebetulan saja dari BRI. Itu kan sebenarnya calon (Dirut) juga saat bu Lenny dan awal tahun, bu Lenny yang terpilih," katanya di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (8/6/2015).
Namun, melihat perkembangan dan target Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penyerapan beras Bulog, Lenny kurang mampu menyerap beras petani, akhirnya para pimpinan memutuskan untuk mengganti Lenny.
Kendati demikian, Zamkhani membantah jika disebut bahwa Lenny gagal mengemban tugasnya sebagai orang nomor satu di Bulog. Dalam banyak hal, Lenny diakuinya telah berupaya banyak untuk pembenahan Bulog.
"Saat ini, juga sedang dimatangkan (pembenahan bulog). Program-programnya kan ada yang jangka pendek, menengah dan panjang. Namun jangka pendek ini yang penyerapan beras dari petani kurang," imbuh dia.
Menurutnya, Djarot pun telah melalui seleksi Tim Penilaian Akhir (TPA). Namun, dipastikan terpilihnya Djarot sebagai dirut Bulog bukan atas permintaan Jokowi.
"Saya kurang tahu, tapi yang jelas kita melihat khusus pada pencapaian. Kalau yang lain dalam banyak hal sudah banyak dilakukan," kata dia.
Dirinya juga membantah jika dikatakan pemberhentian Lenny sebagai dirut Bulog masih prematur lantaran baru beberapa bulan menjabat.
"Ya kan ada parameter atau kriteria yang harus dicapai," pungkasnya.
(rna)