Harga Bawang Merah Turun di Pasar Kramat Jati

Selasa, 09 Juni 2015 - 10:33 WIB
Harga Bawang Merah Turun...
Harga Bawang Merah Turun di Pasar Kramat Jati
A A A
JAKARTA - Harga bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur turun Rp2.000/kilogram (kg), hari ini.

Salah satu pedagang bawang merah dalam partai besar, Biker Simbolon (46) mengatakan, menurunnya harga bawang merah karena banyaknya pasokan.

"Sekarang harganya lagi turun sekitar Rp2.000/kg menjadi Rp32.000/kg tergantung kualitas bawangnya," kata dia ketika ditemui Sindonews di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta (9/6/2015).

Warga Kampung Dukuh yang sudah berjualan bawang merah sejak tahun 1991 ini mengatakan, meski harga bawang merah hari ini turun, namun kualitasnya baik.

"Meskipun harganya turun tapi kualitasnya baik dan kondisi bawangnya juga besar-besar karena ini bawang pilihan," ujar dia.

Namun Biker tak menampik menjelang puasa, harga bawang akan melonjak lagi karena naiknya permintaan. Menurut dia, biasanya tiga hari menjelang puasa, permintaan masyarakat terhadap bawang merah akan meningkat.

"Kalau mau puasa kadang malah bisa naik Rp3.000-Rp4.000/kg. Biasanya tiga hari menjelang puasa, permintaan bawang naik bisa sekitar 30%-40% dari hari biasa," ungkapnya.

Tidak berhenti di situ, Biker memastikan, harga bawang merah akan merangkak laigi menjelang Lebaran.

"Kalau mau Lebaran pasti naik lagi karena faktor pekerja berkurang drastis. Biasanya tujuh hari sebelum Lebaran sampai beberapa hari setelah Lebaran," pungkas dia.

Dia berpendapat, harga bawang merah menjelang Lebaran bisa naik hingga Rp5.000/kg. Namun demikian, dia memprediksi, pasokan akan tetap aman.

Terkait harga bawang merah, menurut dia, pemerintah tidak bisa ikut campur tangan karena bawang merah di Indonesia rata-rata berasal dari lokal.

Berbeda dengan bawang putih yang kebanyakan diimpor oleh pemerintah, bawang putih masih bisa diatur harga dan pasokannya oleh pemerintah.

"Kalau bawang merah pemerintah tidak bisa ikut campur karena kebanyakan lokal. Tapi kalau bawang putih masih bisa pemerintah lakukan campur tangan karena impor," kata dia.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0738 seconds (0.1#10.140)