Inflasi China di Mei Lebih Rendah
A
A
A
BEIJING - Inflasi China pada Mei lebih rendah dari perkiraan dan di bawah bulan sebelumnya. Inflasi harga konsumen (CPI) naik 1,2% pada Mei dari periode tahun sebelumnya.
Namun angka itu sedikit di bawah perkiraan 1,3% dan di bawah bulan sebelumnya sebesar 1,5%.
"Kami belum benar-benar melihat adanya stabilisasi untuk pertumbuhan di China. Meskipun suku bunga kredit turun, inflasi harus turun lebih rendah untuk mendukung pertumbuhan," kata Kepala ekonomi Asia dan analisis pasar di Citigroup Johanna Chua seperti dilansir dari CNBC, Selasa (9/6/2015).
Sementara harga produsen Mei turun 4,6% dari tahun sebelumnya dari perkiraan susut 4,5% dan sama dengan April, yang turun 4,6%.
Adapun data baru-baru ini telah menjawab ekspektasi analis. Angka impor China jatuh 17,9% pada Mei, lebih dari perkiraan sebesar 10,7%.
Pada kuartal I/2015, pertumbuhan ekonomi China melambat menjadi 7,0%, paling lambat dalam enam tahun terakhir. Perekonomian China tumbuh 7,4% pada tahun lalu, pertumbuhan paling lambat dalam 24 tahun terakhir dan di bawah target pemerintah untuk kali pertama sejak 1998.
Sejauh ini, Bank Rakyat China (PBOC) telah memangkas suku bunga tiga kali dalam enam bulan terakhir di tengah kekhawatiran bahwa target produk domestik bruto (PDB) sekitar 7% bisa beresiko.
Penurunan suku bunga terbaru diikuti dua kali pemangkasan giro wajib minimum (GWM) dari bank-bank besar.
"Selanjutnya pelonggaran kebijakan moneter sangat diperlukan," tulis ANZ dalam sebuah catatannya. Hal itu dilakukan lantaran lambatnya laju inflasi menunjukkan lemahnya permintaan domestik.
Namun angka itu sedikit di bawah perkiraan 1,3% dan di bawah bulan sebelumnya sebesar 1,5%.
"Kami belum benar-benar melihat adanya stabilisasi untuk pertumbuhan di China. Meskipun suku bunga kredit turun, inflasi harus turun lebih rendah untuk mendukung pertumbuhan," kata Kepala ekonomi Asia dan analisis pasar di Citigroup Johanna Chua seperti dilansir dari CNBC, Selasa (9/6/2015).
Sementara harga produsen Mei turun 4,6% dari tahun sebelumnya dari perkiraan susut 4,5% dan sama dengan April, yang turun 4,6%.
Adapun data baru-baru ini telah menjawab ekspektasi analis. Angka impor China jatuh 17,9% pada Mei, lebih dari perkiraan sebesar 10,7%.
Pada kuartal I/2015, pertumbuhan ekonomi China melambat menjadi 7,0%, paling lambat dalam enam tahun terakhir. Perekonomian China tumbuh 7,4% pada tahun lalu, pertumbuhan paling lambat dalam 24 tahun terakhir dan di bawah target pemerintah untuk kali pertama sejak 1998.
Sejauh ini, Bank Rakyat China (PBOC) telah memangkas suku bunga tiga kali dalam enam bulan terakhir di tengah kekhawatiran bahwa target produk domestik bruto (PDB) sekitar 7% bisa beresiko.
Penurunan suku bunga terbaru diikuti dua kali pemangkasan giro wajib minimum (GWM) dari bank-bank besar.
"Selanjutnya pelonggaran kebijakan moneter sangat diperlukan," tulis ANZ dalam sebuah catatannya. Hal itu dilakukan lantaran lambatnya laju inflasi menunjukkan lemahnya permintaan domestik.
(rna)