REI Banten Siapkan 12.000 Rumah Subsidi
A
A
A
DEWAN Pimpinan Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) Banten telah menyiapkan sebanyak 12.000 unit rumah bersubsidi dengan harga Jual mulai Rp100 juta per unit.
Lokasi perumahan murah tersebut tersebar di beberapa kabupaten/ kota, seperti Serang, Lebak, Serpong, dan daerah lainnya. “Gubernur Banten mendesak saya untuk segera mewujudkan program rumah untuk rakyat supaya tidak jadi wacana saja. Karena itu, kami canangkan target pembangunan 5.000 unit rumah untuk rakyat,” ujar Ketua DPD REI Banten Soelaeman Soemawinata.
Dijelaskan Soelaeman, sebanyak 12.000 unit rumah murah bersubsidi, sebenarnya bisa membangun jauh lebih besar lagi. Merujuk data dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Banten, dari 1 juta peserta BPJS, 50%-nya adalah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Dari jumlah itu, sebanyak 25%-nya belum punya rumah. “Kalau data itu betul, Banten berarti butuh 250.000 rumah. Namun, kami perlu tahu pemetaannya,” kata Soelaeman.
Menurut Soelaeman, strategi pembangunan perumahan di Banten memerlukan penanganan khusus. Karena jika dilakukan secara alamiah, seperti saat ini, yakni pemangku kepentingan jalan masih berjalan sendiri-sendiri, maka akan sulit mencapai target yang dicanangkan.
“Harus ada yang bertindak driver program tersebut di daerah. Kami sendiri REI Banten tidak cukup punya data akurat. Kami mengajak pemangku kepentingan di Banten untuk bersepakatan bahwa penyediaan perumahan adalah misi strategis yang hanya bisa diwujudkan dengan semangat yang sama dan perlu penanganan khusus untuk percepatan,” tuturnya.
Sementara itu, Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Airin Rachmi Diany mengaku akan memperbanyak pembangunan rumah susun (rusun), baik rusun sederhana sewa (rusunawa) maupun rusun sederhana milik (rusunami). Pasalnya, harga tanah di Tangsel sangat tinggi dan akan sulit mengakomodasi kebutuhan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
Anton c
Lokasi perumahan murah tersebut tersebar di beberapa kabupaten/ kota, seperti Serang, Lebak, Serpong, dan daerah lainnya. “Gubernur Banten mendesak saya untuk segera mewujudkan program rumah untuk rakyat supaya tidak jadi wacana saja. Karena itu, kami canangkan target pembangunan 5.000 unit rumah untuk rakyat,” ujar Ketua DPD REI Banten Soelaeman Soemawinata.
Dijelaskan Soelaeman, sebanyak 12.000 unit rumah murah bersubsidi, sebenarnya bisa membangun jauh lebih besar lagi. Merujuk data dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Banten, dari 1 juta peserta BPJS, 50%-nya adalah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Dari jumlah itu, sebanyak 25%-nya belum punya rumah. “Kalau data itu betul, Banten berarti butuh 250.000 rumah. Namun, kami perlu tahu pemetaannya,” kata Soelaeman.
Menurut Soelaeman, strategi pembangunan perumahan di Banten memerlukan penanganan khusus. Karena jika dilakukan secara alamiah, seperti saat ini, yakni pemangku kepentingan jalan masih berjalan sendiri-sendiri, maka akan sulit mencapai target yang dicanangkan.
“Harus ada yang bertindak driver program tersebut di daerah. Kami sendiri REI Banten tidak cukup punya data akurat. Kami mengajak pemangku kepentingan di Banten untuk bersepakatan bahwa penyediaan perumahan adalah misi strategis yang hanya bisa diwujudkan dengan semangat yang sama dan perlu penanganan khusus untuk percepatan,” tuturnya.
Sementara itu, Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Airin Rachmi Diany mengaku akan memperbanyak pembangunan rumah susun (rusun), baik rusun sederhana sewa (rusunawa) maupun rusun sederhana milik (rusunami). Pasalnya, harga tanah di Tangsel sangat tinggi dan akan sulit mengakomodasi kebutuhan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
Anton c
(ftr)