Laju Rupiah Dibayangi Rilis Neraca Perdagangan
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada hari ini diproyeksi akan dibayangi rilis neraca perdagangan.
Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, dengan mulai adanya sentimen negatif pada laju Euro membuat laju rupiah berpotensi melanjutkan pelemahannya.
"Apalagi jika rilis neraca perdagangan tidak mampu memenuhi harapan pelaku pasar tentu akan berdampak buruk pada laju rupiah nantinya" katanya di Jakarta, Senin (15/6/2015).
Kendati demikian, tetap cermati setiap sentimen yang dirilis. Reza memprediksi, rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia akan berada pada rentang Rp 13.310-Rp13.325/USD.
Sementara posisi rupiah kemarin berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.317/USD. Posisi ini melemah 25 poin dari posisi penutupan hari sebelumnya di level Rp13.392/USD.
Pelemahan rupiah akhir pekan lalu terjadi setelah laju euro kembali melemah pasca beredarnya berita hengkangnya IMF secara tiba-tiba dari pembicaraan negosiasi utang Yunani karena menilai Yunani belum ada kemajuan yang berarti untuk menyelesaikan utang-utangnya.
Selain itu, tampaknya pelaku pasar juga mengantisipasi rilis neraca perdagangan di pekan ini. Untuk sementara, dia memprediksi, masih ada potensi terjadinya surplus antara USD600 juta–USD750 juta, namun untuk masing-masing data ekspor dan impornya kemungkinan akan lebih rendah dari sebelumnya.
Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, dengan mulai adanya sentimen negatif pada laju Euro membuat laju rupiah berpotensi melanjutkan pelemahannya.
"Apalagi jika rilis neraca perdagangan tidak mampu memenuhi harapan pelaku pasar tentu akan berdampak buruk pada laju rupiah nantinya" katanya di Jakarta, Senin (15/6/2015).
Kendati demikian, tetap cermati setiap sentimen yang dirilis. Reza memprediksi, rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia akan berada pada rentang Rp 13.310-Rp13.325/USD.
Sementara posisi rupiah kemarin berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.317/USD. Posisi ini melemah 25 poin dari posisi penutupan hari sebelumnya di level Rp13.392/USD.
Pelemahan rupiah akhir pekan lalu terjadi setelah laju euro kembali melemah pasca beredarnya berita hengkangnya IMF secara tiba-tiba dari pembicaraan negosiasi utang Yunani karena menilai Yunani belum ada kemajuan yang berarti untuk menyelesaikan utang-utangnya.
Selain itu, tampaknya pelaku pasar juga mengantisipasi rilis neraca perdagangan di pekan ini. Untuk sementara, dia memprediksi, masih ada potensi terjadinya surplus antara USD600 juta–USD750 juta, namun untuk masing-masing data ekspor dan impornya kemungkinan akan lebih rendah dari sebelumnya.
(rna)