Rupiah Melemah, Martina Berto Tingkatkan Ekspor 50%
A
A
A
JAKARTA - PT Martina Berto (MBTO) tengah berupaya untuk menggenjot ekspor sebesar 50% tahun ini. Perseroan memenafaatkan pelemahan nilai tukar rupiah untuk menggenjot pendapatannya.
"Pelemahan rupiah ini merupakan momen tepat untuk menggenjot ekspor. Karena bahan baku kita 90% impor," ujar Direktur Pemasaran MBTO Samuel Pranata seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Selasa (16/6/2015).
Dia melanjutkan, tahun ini perseroan sudah masuk pasar di wilayah timur tengah dengan produknya hijab series. "Hijab series kita masuk ke Arab selain itu perseroan juga agresif untuk lekaukan pemasaran di Malaysia dan di Brunei," katanya.
Sementara, untuk pasar di wilayah Tiongkok sedang dijajaki untuk produk SPA dan perawatan tubuh. "Di negara mereka (Tiongkok) juga banyak produk kosmetiknya, yang jarang malah produk SPA, body care dan massage di sana masih kurang. Jadi kita sasar pasar yang berpotensi di sana," paparnya.
Untuk itu, perseroan memiliki strategi tersendiri, seperti meluncurkan produk baru. Selain itu, pserseroan tengah fokus dalam memilih saluran distribusi, gerai maupun konsumen yang akan disasar.
"Kami juga fokus dalam memilih stock keeping unit (SKU) yang didukung dan memiliki peluang yang besar," imbuhnya.
Hingga saat ini, perseroan telah mencapai eksport sebesar 30% dan memberikan kontribusi pendapatan sebsar 2%. "Kontribusi ekspor masih 2%, targetnya tahun ini 5% karena pangsa pasar di lokal masih besar yakni 98%. Jika meningkatkan ekpor 5% saja kita mengalami pertumbuhan yang lumayan tinggi," tandasnya.
"Pelemahan rupiah ini merupakan momen tepat untuk menggenjot ekspor. Karena bahan baku kita 90% impor," ujar Direktur Pemasaran MBTO Samuel Pranata seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Selasa (16/6/2015).
Dia melanjutkan, tahun ini perseroan sudah masuk pasar di wilayah timur tengah dengan produknya hijab series. "Hijab series kita masuk ke Arab selain itu perseroan juga agresif untuk lekaukan pemasaran di Malaysia dan di Brunei," katanya.
Sementara, untuk pasar di wilayah Tiongkok sedang dijajaki untuk produk SPA dan perawatan tubuh. "Di negara mereka (Tiongkok) juga banyak produk kosmetiknya, yang jarang malah produk SPA, body care dan massage di sana masih kurang. Jadi kita sasar pasar yang berpotensi di sana," paparnya.
Untuk itu, perseroan memiliki strategi tersendiri, seperti meluncurkan produk baru. Selain itu, pserseroan tengah fokus dalam memilih saluran distribusi, gerai maupun konsumen yang akan disasar.
"Kami juga fokus dalam memilih stock keeping unit (SKU) yang didukung dan memiliki peluang yang besar," imbuhnya.
Hingga saat ini, perseroan telah mencapai eksport sebesar 30% dan memberikan kontribusi pendapatan sebsar 2%. "Kontribusi ekspor masih 2%, targetnya tahun ini 5% karena pangsa pasar di lokal masih besar yakni 98%. Jika meningkatkan ekpor 5% saja kita mengalami pertumbuhan yang lumayan tinggi," tandasnya.
(izz)