Martina Berto Optimis Targetkan Pertumbuhan Pendapatan 25 Persen
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Martina Berto Tbk, pada Kamis (2/6) menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS) untuk melaporkan tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2023. Laporan keuangan tahunan tersebut telah diterima dengan baik dan mendapatkan pengesahan, serta persetujuan di RUPS.
Dalam rapat tahunan ini, Direksi Perseroan melaporkan kinerja PT Martina Berto Tbk (MBTO) pada tahun 2023 yang berhasil membukukan peningkatan dalam kinerja keuangan dengan menekan rugi bersih tahun berjalan dari Rp42,43 miliar pada 2022 menjadi Rp31,93 miliar pada 2023.
Sementara di laba bruto, Perseroan membukukan 75,21% dari yang ditargetkan yaitu sebesar Rp 145,79 miliar, Dalam penjualan bersih, Perseroan mencatat kenaikan sebesar 16,20% menjadi Rp 418,53 miliar dari Rp 360,18 miliar di tahun 2022. Sedangkan untuk laba kotor, Perseroan berhasil membukukan laba kotor sebesar Rp 145,79 miliar, meningkat sebesar 9,51% dibandingkan laba kotor tahun 2022 sebesar Rp 133,13 miliar. Peningkatan laba kotor tahun 2023 ini terutama karena peningkatan penjualan bersih jauh lebih besar dibandingkan dengan peningkatan beban pokok penjualan.
Di tahun 2024 ini, Bryan Tilaar, Direktur Utama PT Martina Berto Tbk menyampaikan bahwa Perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 25% dengan nilai kurang lebih Rp 525 miliar. Perseroan optimis bisa mencapai target tersebut dengan menurunkan COGS/Harga Pokok Penjualan dari 65,16% di tahun 2023 menjadi 56,82% di tahun 2024.
Ia juga melakukan peningkatan efektivitas biaya pemasaran dari 18,77% di tahun 2023 menjadi 19% sehingga diharapkan bisa menghasilkan laba usaha/operating profitdari rugi Rp 2,5 miliar di tahun 2023 menjadi laba Rp 45,8 milliar di tahun 2024 untuk bisa meraih Earnings Before Interest Depreciation (EBITDA) dari Rp 14 miliar di tahun 2023 menjadi Rp 59 miliar di tahun 2024 dengan laba setelah pajak/profit after taxadalah dari minus/rugi Rp 31 miliar di tahun 2023 menjadi laba setelah pajak di tahun 2024 yaitu Rp 24 miliar, return on assetsdi tahun 2023 dari minus 4,74%, menjadi 3,39% di tahun 2024, return on equitydari minus 8,65% di tahun 2023 menjadi 6,69%, serta didukung oleh efektivitas kinerja karyawan/return on capital employeddari minus 0,61 di tahun 2023 menjadi 11,54%.
Untuk mencapai angka kinerja yang jauh lebih baik dibanding tahun 2023, menurut Bryan, Perseroan akan menjalankan strategi-strategi antara lain adaptif terhadap perilaku konsumen, rejuvinasi produk, investasi media digital dan meningkatkan penjualan online, distribusi yang lebih merata, forecastyang lebih akurat, inovasi produk baru, dan perbaikan laba.
Selain itu, Perseroan juga mempertajam strategi untuk pemasaran dan multi-distributoryakni dengan Tiga Raksa dan Penta Valent, serta PT Parit Padang Global. MBTO juga berusaha mempertahankan dan memperkuat penjualan melalui PT Tara Parama Semesta (TPS) yang mengelola gerai Martha Tilaar Shop (MTS) dan penjualan online, serta unit usaha PT Cedefindo (anak perusahaan MBTO) yang bergerak di bidang contract manufacturing.
MTS melalui mekanisme omnichannel berfungsi sebagai customer experience centre bagi para konsumen dan menargetkan pasar kelas menengah atas dengan varian produk premium yang lebih banyak dibanding gerai-gerai independen. Hingga saat ini Perseroan memiliki 9 gerai MTS dan 4 shop in shop yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia. Sementara PT Cedefindo fokus pada toll manufacturing dengan mekanismeresource sharing.
Berpengalaman sejak tahun 1981, PT Cedefindotelah memproduksi kurang lebih 80% peredaranindie brand di market Indonesia dengan bekerja sama dengan para influencer,artis, public figure, mahasiswa, ataupun entrepreneur muda. Tak hanyaindie brand, beberapa perusahaan nasional danmultinasionaljuga mempercayakan produksi produk-produk mereka kepada PT Cedefindo. Kinerja yang membaik dari PT Cedefindo dan PT Tara Parama Semesta diharapkan bisa membantu kinerja induk usahanya, PT Martina Berto Tbk.
Dalam rapat tahunan ini, Direksi Perseroan melaporkan kinerja PT Martina Berto Tbk (MBTO) pada tahun 2023 yang berhasil membukukan peningkatan dalam kinerja keuangan dengan menekan rugi bersih tahun berjalan dari Rp42,43 miliar pada 2022 menjadi Rp31,93 miliar pada 2023.
Sementara di laba bruto, Perseroan membukukan 75,21% dari yang ditargetkan yaitu sebesar Rp 145,79 miliar, Dalam penjualan bersih, Perseroan mencatat kenaikan sebesar 16,20% menjadi Rp 418,53 miliar dari Rp 360,18 miliar di tahun 2022. Sedangkan untuk laba kotor, Perseroan berhasil membukukan laba kotor sebesar Rp 145,79 miliar, meningkat sebesar 9,51% dibandingkan laba kotor tahun 2022 sebesar Rp 133,13 miliar. Peningkatan laba kotor tahun 2023 ini terutama karena peningkatan penjualan bersih jauh lebih besar dibandingkan dengan peningkatan beban pokok penjualan.
Di tahun 2024 ini, Bryan Tilaar, Direktur Utama PT Martina Berto Tbk menyampaikan bahwa Perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 25% dengan nilai kurang lebih Rp 525 miliar. Perseroan optimis bisa mencapai target tersebut dengan menurunkan COGS/Harga Pokok Penjualan dari 65,16% di tahun 2023 menjadi 56,82% di tahun 2024.
Ia juga melakukan peningkatan efektivitas biaya pemasaran dari 18,77% di tahun 2023 menjadi 19% sehingga diharapkan bisa menghasilkan laba usaha/operating profitdari rugi Rp 2,5 miliar di tahun 2023 menjadi laba Rp 45,8 milliar di tahun 2024 untuk bisa meraih Earnings Before Interest Depreciation (EBITDA) dari Rp 14 miliar di tahun 2023 menjadi Rp 59 miliar di tahun 2024 dengan laba setelah pajak/profit after taxadalah dari minus/rugi Rp 31 miliar di tahun 2023 menjadi laba setelah pajak di tahun 2024 yaitu Rp 24 miliar, return on assetsdi tahun 2023 dari minus 4,74%, menjadi 3,39% di tahun 2024, return on equitydari minus 8,65% di tahun 2023 menjadi 6,69%, serta didukung oleh efektivitas kinerja karyawan/return on capital employeddari minus 0,61 di tahun 2023 menjadi 11,54%.
Untuk mencapai angka kinerja yang jauh lebih baik dibanding tahun 2023, menurut Bryan, Perseroan akan menjalankan strategi-strategi antara lain adaptif terhadap perilaku konsumen, rejuvinasi produk, investasi media digital dan meningkatkan penjualan online, distribusi yang lebih merata, forecastyang lebih akurat, inovasi produk baru, dan perbaikan laba.
Selain itu, Perseroan juga mempertajam strategi untuk pemasaran dan multi-distributoryakni dengan Tiga Raksa dan Penta Valent, serta PT Parit Padang Global. MBTO juga berusaha mempertahankan dan memperkuat penjualan melalui PT Tara Parama Semesta (TPS) yang mengelola gerai Martha Tilaar Shop (MTS) dan penjualan online, serta unit usaha PT Cedefindo (anak perusahaan MBTO) yang bergerak di bidang contract manufacturing.
MTS melalui mekanisme omnichannel berfungsi sebagai customer experience centre bagi para konsumen dan menargetkan pasar kelas menengah atas dengan varian produk premium yang lebih banyak dibanding gerai-gerai independen. Hingga saat ini Perseroan memiliki 9 gerai MTS dan 4 shop in shop yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia. Sementara PT Cedefindo fokus pada toll manufacturing dengan mekanismeresource sharing.
Berpengalaman sejak tahun 1981, PT Cedefindotelah memproduksi kurang lebih 80% peredaranindie brand di market Indonesia dengan bekerja sama dengan para influencer,artis, public figure, mahasiswa, ataupun entrepreneur muda. Tak hanyaindie brand, beberapa perusahaan nasional danmultinasionaljuga mempercayakan produksi produk-produk mereka kepada PT Cedefindo. Kinerja yang membaik dari PT Cedefindo dan PT Tara Parama Semesta diharapkan bisa membantu kinerja induk usahanya, PT Martina Berto Tbk.
(tar)