Proyek Listrik 35 MW Paling Diburu Investor
A
A
A
JAKARTA - Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menilai, proyek pembangunan listrik berkapasitas 35 ribu MW paling diburu para investor dalam negeri dan asing. Proyek tersebut juga dinilai cukup matang dan menjanjikan, karena masuk dalam proyek utama pemerintah.
Menurutnya, swasta maupun asing menginginkan proyek infrastruktur, namun yang sudah ada kepastiannya. "Mereka mencari yang government driven, apa itu? Itu adalah listrik. Karena pemerintah mau punya proyek 35 ribu Mw," ungkap Chatib yang juga Presiden Komisaris PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) di Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (17/6/2015).
Dia mengatakan, persoalan yang paling krusial dalam infrastruktur adalah persiapan proyek, regulasi, serta garansi dari proyek tersebut. Untuk itu, proyek listrik 35 ribu Mw dinilai memenuhi persyaratan tersebut. (Baca: Sambangi PLN, Jokowi Beri Arahan Soal Listrik 35 Ribu MW).
"Infrastruktur itu kan bukan proyek gampang, karena panjang, bidding-nya juga panjang. Untuk komplit satu infrastructure project itu makan waktu. Pembangunan tol Cikopo-Palimanan itu saja sudah dibangun delapan tahun lalu," ujarnya.
Chatib mengatakan, dengan proses panjang itulah, infrastruktur tidak serta merta datang dengan 100 proyek atau 200 proyek. Karena realitasnya memang sesuatu yang panjang.
Padahal, lanjut dia, bisa jadi proyek listrik tersebut diburu bukan karena diminati investor. Namun, proyek tersebut dianggap paling siap dan difokuskan pemerintah.
"Sebetulnya mungkin minatnya beragam dan macamnya banyak, tapi akhirnya orang pada pragmatis, yang paling ready, regulasinya ada, dan paling fokus apa," pungkas Chatib.
Baca juga:
Sudirman: Banyak Pihak Pesimis Bangun Listrik 35 Ribu MW
PLTB Bantul Jadi Proyek Perdana Listrik 35 Ribu MW
Pemerintah Butuh Rp1.000 T Bangun Listrik 35 Ribu MW
Menurutnya, swasta maupun asing menginginkan proyek infrastruktur, namun yang sudah ada kepastiannya. "Mereka mencari yang government driven, apa itu? Itu adalah listrik. Karena pemerintah mau punya proyek 35 ribu Mw," ungkap Chatib yang juga Presiden Komisaris PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) di Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (17/6/2015).
Dia mengatakan, persoalan yang paling krusial dalam infrastruktur adalah persiapan proyek, regulasi, serta garansi dari proyek tersebut. Untuk itu, proyek listrik 35 ribu Mw dinilai memenuhi persyaratan tersebut. (Baca: Sambangi PLN, Jokowi Beri Arahan Soal Listrik 35 Ribu MW).
"Infrastruktur itu kan bukan proyek gampang, karena panjang, bidding-nya juga panjang. Untuk komplit satu infrastructure project itu makan waktu. Pembangunan tol Cikopo-Palimanan itu saja sudah dibangun delapan tahun lalu," ujarnya.
Chatib mengatakan, dengan proses panjang itulah, infrastruktur tidak serta merta datang dengan 100 proyek atau 200 proyek. Karena realitasnya memang sesuatu yang panjang.
Padahal, lanjut dia, bisa jadi proyek listrik tersebut diburu bukan karena diminati investor. Namun, proyek tersebut dianggap paling siap dan difokuskan pemerintah.
"Sebetulnya mungkin minatnya beragam dan macamnya banyak, tapi akhirnya orang pada pragmatis, yang paling ready, regulasinya ada, dan paling fokus apa," pungkas Chatib.
Baca juga:
Sudirman: Banyak Pihak Pesimis Bangun Listrik 35 Ribu MW
PLTB Bantul Jadi Proyek Perdana Listrik 35 Ribu MW
Pemerintah Butuh Rp1.000 T Bangun Listrik 35 Ribu MW
(izz)