Pertamina Catat Penghematan Rp2,2 Triliun

Kamis, 18 Juni 2015 - 12:16 WIB
Pertamina Catat Penghematan Rp2,2 Triliun
Pertamina Catat Penghematan Rp2,2 Triliun
A A A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) berhasil mencatat perolehan efisiensi dan penghematan melalui pelaksanaan breakthrough project perusahaan senilai USD172 juta atau sekitar Rp2,29 triliun (kurs Rp13.317/USD) hingga akhir Mei 2015.

Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengungkapkan, pencapaian efisiensi tersebut di atas target untuk periode lima bulan pertama yang dipatok pada level USD168 juta.

Pencapaian tersebut meningkat signifikan dibanding realisasi kuartal I/2015 yang mencapai USD96 juta. Di tengah masa sulit industri migas seperti saat ini, upaya-upaya efisiensi menjadi penting untuk terus-dilakukan.

"Pertamina memiliki program besar berupa breakthrough project 2015 yang dari program tersebut selama satu tahun efisiensi ditargetkan bisa dicapai sebesar USD479 juta. Melihat perkembangan pencapaian dalam lima bulan pertama, kami optimistis target tersebut dapat dicapai," kata dia dalam rilisnya yang diterima Sindonews, Jakarta, Kamis (18/6/2015).

Wianda menjelaskan, efisiensi terbesar diperoleh dari sentralisasi pengadaan, di mana Pertamina mengubah pola pengadaan yang sebelumnya dilakukan korporat, unit dan anak perusahaan secara terpisah-pisah, menjadi terpusat melalui Procurement Excellence Group Pertamina.

Nilai efisiensi yang dicapai dengan perubahan ini telah mencapai USD66 juta. Pembenahan tata kelola dan arus minyak di antaranya melalui memperkecil volume lossesminyak dan produk minyak menyumbang efisiensi yang cukup besar, yaitu USD64,4 juta.

Selanjutnya, dari perubahan proses pengadaan minyak dan produk minyak oleh Integrated Supply Chain (ISC) hingga akhir Mei telah mencapai USD37 juta.

"Revitalisasi telah menjadikan ISC kini berperan lebih baik, antara lain dari proses tender yang dilaksanakan terbukti menghasilkan harga yang lebih kompetitif dan juga metode pembayaran kini sepenuhnya tidak lagi menggunakan L/C yang merepresentasikan tingkat kepercayaan seller kepada Pertamina yang tinggi," terang Wianda.

Sementara, dari program corporate cash management yang ditujukan untuk memperbaiki pengelolaan treasury Pertamina efisiensinya juga di atas target, yaitu USD6,22 juta.

Adapun, program optimalisasi aset penunjang usaha telah berhasil menyumbang tambahan pendapatan senilai USD2,62 juta.

"Hal yang harus kami tekankan, breakthrough project 2015 ini merupakan bentuk respons positif dari Pertamina dalam rangka melepaskan diri dari tekanan yang sedang menimpa industri migas," kata dia.

Sebagaimana diketahui, dalam menghadapi tekanan rendahnya harga minyak dunia, banyak perusahaan migas global yang melakukan berbagai langkah efisiensi, mulai dari pemotongan rencana belanja investasi hingga pemutusan hubungan kerja.

Pertamina, kata Wianda, sebagai BUMN yang juga berperan sebagai agen pembangunan tentu saja harus melakukan upaya terbaik, termasuk langkah-langkah efisiensi di segala lini dengan tetap mempertahankan dan mengoptimalkan sumber daya yang ada, termasuk sumber daya manusia.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4362 seconds (0.1#10.140)