Dana Kelolaan Reksa Dana Capai Rp254,59 Triliun
A
A
A
JAKARTA - Total dana kelolaan (asset under management/AUM) reksa dana per akhir Mei 2015 mencapai Rp254,59 triliun.
Jumlah tersebut tumbuh 4,71% atau sekitar Rp11,46 triliun dibandingkan dengan Maret 2015 yang sebesar Rp243,13 triliun. Sementara, jumlah unit penyertaan per akhir Mei 2015 sebesar 165,71 triliun atau tumbuh 4,31% dari Maret tahun ini sebesar 158,85.
Analis PT Infovesta Utama Vilia Wati mengungkapkan, kenaikan dana kelolaan reksa dana di bulan Mei tersebut lebih ditopang oleh meningkatnya unit penyertaan reksa dana dan subscription investor serta kenaikan nilai pasar portofolio reksa dana berbasis saham dan obligasi korporasi. Selama bulan Mei kinerja reksa dana saham secara rata-rata menguat 2,87%.
Sementara kinerja reksa dana campuran dan pendapatan tetap secara rata-rata masing-masing sebesar 2,01% dan -0,54%. ”Kenaikan pada reksa dana saham dan campuran ditopang oleh kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) yang juga menguat di bulan Mei lalu. Kenaikan tersebut menurut kami lebih dikarenakan aksi beli investor pascakoreksi di bulan April,” paparnya saat dihubungi KORAN SINDO kemarin.
Vilia menambahkan, dari data ekonomi belum ada faktor yang dapat berpengaruh signifikan pada penguatan IHSG. ”Salah satu sentimen positif datang dari dinaikkannya outlook peringkat Indonesia dari stabil menjadi positif oleh Standard and Poor’s. Namun, efek sentimen tersebut terhadap IHSG juga kecil,” katanya.
Dia memproyeksi, selama Juni tekanan pada kinerja reksa dana masih ada sehingga kinerja reksa dana masih fluktuatif. ”Karena belum ada sentimen positif yang dapat menopang kinerja bursa saham dan obligasi, kemungkinan bulan ini masih fluktuatif,” kata dia.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per 31 Mei 2015 dana kelolaan reksa dana saham masih memberikan kontribusi sebesar 40,09% atau senilai Rp100,02 triliun dibandingkan dengan reksa dana lain. Analis PT Pefindo Riset Konsultasi Guntur Tri Hariyanto menjelaskan, peningkatan dana kelolaan di Mei yang signifikan ditengarai oleh persepsi investor yang menganggap rata-rata harga saham telah mengalami koreksi yang dalam seiring dengan jatuhnya IHSG.
”Investor menganggap koreksi harga tersebut membuat harga saham menjadi relatif lebih murah, sehingga investor meningkatkan alokasi dananya di reksa dana saham. Saat ini reksa dana saham masih menjadi primadona karena memiliki tingkat keuntungan yang tinggi,” ungkapnya.
Arsy ani s
Jumlah tersebut tumbuh 4,71% atau sekitar Rp11,46 triliun dibandingkan dengan Maret 2015 yang sebesar Rp243,13 triliun. Sementara, jumlah unit penyertaan per akhir Mei 2015 sebesar 165,71 triliun atau tumbuh 4,31% dari Maret tahun ini sebesar 158,85.
Analis PT Infovesta Utama Vilia Wati mengungkapkan, kenaikan dana kelolaan reksa dana di bulan Mei tersebut lebih ditopang oleh meningkatnya unit penyertaan reksa dana dan subscription investor serta kenaikan nilai pasar portofolio reksa dana berbasis saham dan obligasi korporasi. Selama bulan Mei kinerja reksa dana saham secara rata-rata menguat 2,87%.
Sementara kinerja reksa dana campuran dan pendapatan tetap secara rata-rata masing-masing sebesar 2,01% dan -0,54%. ”Kenaikan pada reksa dana saham dan campuran ditopang oleh kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) yang juga menguat di bulan Mei lalu. Kenaikan tersebut menurut kami lebih dikarenakan aksi beli investor pascakoreksi di bulan April,” paparnya saat dihubungi KORAN SINDO kemarin.
Vilia menambahkan, dari data ekonomi belum ada faktor yang dapat berpengaruh signifikan pada penguatan IHSG. ”Salah satu sentimen positif datang dari dinaikkannya outlook peringkat Indonesia dari stabil menjadi positif oleh Standard and Poor’s. Namun, efek sentimen tersebut terhadap IHSG juga kecil,” katanya.
Dia memproyeksi, selama Juni tekanan pada kinerja reksa dana masih ada sehingga kinerja reksa dana masih fluktuatif. ”Karena belum ada sentimen positif yang dapat menopang kinerja bursa saham dan obligasi, kemungkinan bulan ini masih fluktuatif,” kata dia.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per 31 Mei 2015 dana kelolaan reksa dana saham masih memberikan kontribusi sebesar 40,09% atau senilai Rp100,02 triliun dibandingkan dengan reksa dana lain. Analis PT Pefindo Riset Konsultasi Guntur Tri Hariyanto menjelaskan, peningkatan dana kelolaan di Mei yang signifikan ditengarai oleh persepsi investor yang menganggap rata-rata harga saham telah mengalami koreksi yang dalam seiring dengan jatuhnya IHSG.
”Investor menganggap koreksi harga tersebut membuat harga saham menjadi relatif lebih murah, sehingga investor meningkatkan alokasi dananya di reksa dana saham. Saat ini reksa dana saham masih menjadi primadona karena memiliki tingkat keuntungan yang tinggi,” ungkapnya.
Arsy ani s
(ftr)