BPDP Sawit Segera Subsidi Biodiesel

Selasa, 23 Juni 2015 - 12:17 WIB
BPDP Sawit Segera Subsidi Biodiesel
BPDP Sawit Segera Subsidi Biodiesel
A A A
JAKARTA - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP Sawit) pada 2015-2016 akan memberikan subsidi kepada harga jual biodiesel B10-B15 untuk meningkatkan konsumsi di dalam negeri.

Direktur Utama BPDP Sawit Bayu Krisnamurthi menjelaskan, mekanisme pemberian subsidi terebut akan sama dengan pemberikan subsidi kepada BBM fosil yaitu kepada konsumen bukan kepada produsen.

"Kita akan berikan subsidi kepada harga jual B10-B15 kepada konsumen sehingga konsumsi di dalam negeri bisa meningkat," kata dia dalam rilisnya di Jakarta, Selasa (23/6/2015).

Selain memberikan subsidi kepada konsumen, BPDP sawit juga akan mewajibkan provider BBM untuk menjual biodiesel sehingga diharapkan seluruh SPBU di Indonesia bisa memenuhi kebutuhan konsumen. "Kita akan wajibkan semua provider beli B10-B15. Jadi, nantinya seluruh SPBU ada pasokan itu," tambah Bayu.

Guna memuluskan rencana tersebut, BPBD Sawit rencananya akan mengadakan pertemuan regular dengan para pelaku industri terkait sehingga ketergantungan bahan bakat fosil bisa terus dikurangi. "Perlahan tapi pasti kita akan tingkatkan konsumsi BBN dan mengurangi konsumi BBM fosil," katanya.

Bayu juga memastikan lembaga yang dimpinnya akan memberikan perhatian serius terhadap pengembangan bahan bakar nabati (BBN) dari sawit dengan mendukung program riset sehingga Indonesia bisa mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar yang berasal dari fosil.

"Penyaluran dana juga digunakan untuk mendukung program mendasar, seperti riset, pengembangan teknologi, sumber daya manusia, sarana, dan prasarana," tambahn dia.

Sementara, Ketua Dewan Pengawas BPDP Sawit Rusman Heriawan menegaskan, dalam jangka penjang pengurangan terhadap ketergantungan pada BBM dari fosil akan menguntungkan Indonesia karena peningkatan konsumsi BBM bisa dipenuhi BBM yang kandungan bionya semakin besar. Ditambah lagi, biodiesel tidak akan terpengaruh dengan fluktuatif harga minyak dunia.

"Kalau sekarang mungkin belum bisa dirasakan manfaatnya. Bayangkan jika harga minyak dunia mengalami kenaikan kembali hingga ke level USD100 per barel bagaimana nasib kita," tegas Rusman.

Pihaknya mengakui saat ini pengembangan mandatory biodiesel sangat tidak popular karena harga BBM fosilnya masih murah dipasaran dan hal itu lebih rendah dibandingkan dengan memasukan unsur bio didalamnya.

"Saat ini indeks kekinian BBM fosil masih rendah sehingga menyebabkan para pengusaha masih enggan menyembangkan bio energy. Namun kita harus berpikir dalam jangka panjang yaitu menciptakan ketahanan energy," tambahnya.

Untuk mengantisipasi hal tersebut maka peran BPDP akan melakukan pengembangan bio energy yang menguntungkan Indonesia di masa depan. "Pengembangan ketahanan energi ini merupakan kerja jangka panjang yang akan dilakukan pemerintah dan BPDP," tandas Rusman.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7090 seconds (0.1#10.140)