Permintaan Meningkat, Harga Minyak Memanas
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak dunia memanas di perdagangan Asia pada Rabu di tengah ekspektasi meningkatnya permintaan minyak karena keraguan tercapainya kesepakatan pada pekan depan atas program nuklir Iran mendorong kekhawatiran kelebihan pasokan.
Minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus telah naik 10 sen menjadi USD64,55/barel pada pukul 02.15 GMT atau 09.15 WIB, setelah naik USD1.11 atau 1,8% pada sesi sebelumnya.
Minyak mentah AS untuk pengiriman Agustus naik 12 sen menjadi USD61,13/barel, setelah naik 63 sen sehari sebelumnya.
"Persediaan minyak mentah AS telah berada di level tertinggi dalam sejarah, tapi masalahnya adalah persediaan minyak mentah mungkin telah mencapai puncaknya setelah permintaan minyak naik pada Juni," kata Manajer Risiko di Tokyo Mitsubishi Corporation Tony Nunan seperti dilansir sari Reuters, Rabu (24/6/2015).
Menurut dia, harga minyak mentah senilai USD60/barel adalah normal untuk beberapa bulan ke depan.
Analis Mitsubishi memperkirakan, permintaan minyak Amerika Serikat (AS) tumbuh 1,4 juta-1,8 juta barel per hari (bph) pada bulan Juni dari bulan yang sama tahun lalu.
American Petroleum Institute (API) memperkirakan bahwa stok minyak mentah komersial turun 3,2 juta barel pekan lalu, lebih banyak dari ekspektasi analis sebanyak 1,5 juta-2,1 juta barel. Sementara Administrasi Informasi Energi EIA) akan merilis data persediaan minyak secara resmi pada Rabu waktu setempat.
Nunan mengatakan, ada hambatan terkait kesepakatan antara Iran dan enam kekuatan dunia mengenai program nuklir Teheran untuk mengakhiri sanksi dan memungkinkan Iran meningkatkan produksi minyak.
Sementara pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah mengesampingkan pembekuan program nuklirnya yang sensitif untuk waktu yang lama setelah Prancis dan lima kekuatan dunia lain ingin Iran menghentikan program nuklirnya selama 10 tahun sebagai bagian dari kesepakatan untuk mencabut sanksi.
Adapun kenaikan harga minyak tertutupi menguatnya USD ke level tertinggi dalam lebih dari sepekan terhadap sejumlah mata uang utama pada Rabu pagi menyusul data AS yang cukup kuat pada Selasa.
Minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus telah naik 10 sen menjadi USD64,55/barel pada pukul 02.15 GMT atau 09.15 WIB, setelah naik USD1.11 atau 1,8% pada sesi sebelumnya.
Minyak mentah AS untuk pengiriman Agustus naik 12 sen menjadi USD61,13/barel, setelah naik 63 sen sehari sebelumnya.
"Persediaan minyak mentah AS telah berada di level tertinggi dalam sejarah, tapi masalahnya adalah persediaan minyak mentah mungkin telah mencapai puncaknya setelah permintaan minyak naik pada Juni," kata Manajer Risiko di Tokyo Mitsubishi Corporation Tony Nunan seperti dilansir sari Reuters, Rabu (24/6/2015).
Menurut dia, harga minyak mentah senilai USD60/barel adalah normal untuk beberapa bulan ke depan.
Analis Mitsubishi memperkirakan, permintaan minyak Amerika Serikat (AS) tumbuh 1,4 juta-1,8 juta barel per hari (bph) pada bulan Juni dari bulan yang sama tahun lalu.
American Petroleum Institute (API) memperkirakan bahwa stok minyak mentah komersial turun 3,2 juta barel pekan lalu, lebih banyak dari ekspektasi analis sebanyak 1,5 juta-2,1 juta barel. Sementara Administrasi Informasi Energi EIA) akan merilis data persediaan minyak secara resmi pada Rabu waktu setempat.
Nunan mengatakan, ada hambatan terkait kesepakatan antara Iran dan enam kekuatan dunia mengenai program nuklir Teheran untuk mengakhiri sanksi dan memungkinkan Iran meningkatkan produksi minyak.
Sementara pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah mengesampingkan pembekuan program nuklirnya yang sensitif untuk waktu yang lama setelah Prancis dan lima kekuatan dunia lain ingin Iran menghentikan program nuklirnya selama 10 tahun sebagai bagian dari kesepakatan untuk mencabut sanksi.
Adapun kenaikan harga minyak tertutupi menguatnya USD ke level tertinggi dalam lebih dari sepekan terhadap sejumlah mata uang utama pada Rabu pagi menyusul data AS yang cukup kuat pada Selasa.
(rna)