AXA Garap Media Sosial
A
A
A
JAKARTA - Perusahaan asuransi AXA Mandiri dan AXA serius menggarap layanan digital dengan meresmikan Pusat Manajemen Informasi Digital atau Social Media Command Centre (SMCC).
Langkah ini dilakukan AXA karena melihat tingginya para pengguna internet yang mencapai 88,1 juta orang dan berkembangnya masyarakat kelas menengah di Indonesia. ”Transformasi digital ini strategi baru bagi dunia asuransi di Indonesia untuk meningkatkan efektivitas dan mempermudah akses perusahaan ke penyedia jasa asuransi dalam berkomunikasi, berinteraksi, maupun untuk melayani nasabah,” ucap Country CEO AXA Indonesia Randy Lianggara saat membuka SMCC di Gedung AXA, Kuningan, Jakarta, Selasa (23/6).
Hadir pada kesempatan itu Anggota Dewan Komisioner dan Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Nonbank Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Firdaus Djaelani, Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Kusumaningtuti Sandriharmy Soetiono, Direktur Technology and Operations Bank Mandiri Ogi Prastomiyono, Country CEO AXA Indonesia Randy Lianggara, dan Direktur Operasi AXA Mandiri Financial Services Kartono.
Randy menjelaskan, layanan SMCC AXA itu yang pertama dimiliki perusahaan asuransi Indonesia dan yang pertama ada di seluruh kantor AXA di Asia. Fasilitas SMCC itu dibangun dengan investasi USD200.000 atau sekitar Rp2,7 miliar dari AXA Mandiri dan AXA. Dia menambahkan, berdasarkan data Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (APJII), pada akhir 2014 jumlah pengguna internet telah mencapai 88,1 juta atau 34,9% dari populasi penduduk Indonesia.
Selain itu, Millenium Development Goals (MDGs) menargetkan penetrasi internet sebanyak 50% penduduk. Sedangkan pengguna Twitter di Jakarta saja, kata Randy, mencapai 29 juta pengguna, sedangkan Facebook sekitar 69 juta pengguna. ”Perkembangan pengguna internet di Indonesia luar biasa cepat,” tuturnya.
Dia mengakui, pengguna media sosial terbesar saat ini adalah kaum muda. Kebanyakan mereka adalah kelompok kelas menengah yang saat ini sedang tumbuh pesat. Menurut Randy, saat ini jumlah kelas menengah di Indonesia sebanyak 45 juta orang dan diperkirakan pada 2030 mencapai 235 juta. Di sisi lain, penetrasi asuransi di Indonesia masih sangat rendah hanya sekitar 2,1% dari total GDP.
Dari jumlah itu, 1,6% penetrasi asuransi jiwa dan 9,5% untuk asuransi kerugian. ”Sekarang berinteraksi dengan nasabah sudah berubah. Dulu masih ada birokrasi, sekarang masyarakat bias berinteraksi cepat lewat media sosial,” tuturnya.
Menurut Randy, dengan pengoperasian SMCC, AXA ingin lebih proaktif dalam berkomunikasi dengan para nasabah sehingga bisa memberikan layanan lebih baik dan berkualitas, sesuai tujuan AXA yakni berfokus pada pelanggan. Selain itu, lewat SMCC keluhan pelanggan bisa direspons dengan cepat hanya dalam waktu 49 menit. ”Jadi, tujuan dari dibangunnya SMCC ini memang bukan untuk jualan, tetapi khusus untuk peningkatan pelayanan kepada nasabah,” tambahnya.
Sementara itu, Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Kusumaningtuti Sandriharmy Soetiono mengatakan, langkah yang dilakukan AXA dengan mendirikan SMCC sangat baik. ”Saya apresiasi AXA bias menjadi pionir. Layanan ini merupakan sarana jitu dalam memanfaatkan media sosial untuk literasi keuangan,” ujarnya.
Menurut Kusumaningtuti, potensi industri asuransi di Indonesia sangat besar. Penetrasinya masih rendah dan menantang. Agar bisa memenangi pasar, industri asuransi harus mampu memberi layanan yang semakin baik.
Anggota Dewan Komisioner dan Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Nonbank Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Firdaus Djaelani menambahkan, SMCC merupakan terobosan yang sangat baik.
Namun, ia berharap fasilitas itu bukan hanya tempat nasabah atau calon nasabah mengajukan komplain, tapi juga dapat jadi tepat bermediasi dan berkomunikasi dengan AXA. ”Ini pencetusan ide luar biasa dengan pemanfaatan media sosial yang kita miliki. Saya berharap kerja sama dengan OJK bisa berjalan dengan baik lewat SMCC ini,” tuturnya.
Sementara itu, Chief Marketing Officer AXA Indonesia Emmanuel Wehry menambahkan, SMCC yang baru dioperasikan Ini jelas akan membantu mendorong penjualan bermacam- macam produk AXA Mandiri dan AXA melalui platform digital.
”SMCC akan membantu penjualan melalui jalur digital lewat konten yang dibuat berdasarkan minat dan kebutuhan para nasabah,” kata Emmanuel.
Hatim varabi
Langkah ini dilakukan AXA karena melihat tingginya para pengguna internet yang mencapai 88,1 juta orang dan berkembangnya masyarakat kelas menengah di Indonesia. ”Transformasi digital ini strategi baru bagi dunia asuransi di Indonesia untuk meningkatkan efektivitas dan mempermudah akses perusahaan ke penyedia jasa asuransi dalam berkomunikasi, berinteraksi, maupun untuk melayani nasabah,” ucap Country CEO AXA Indonesia Randy Lianggara saat membuka SMCC di Gedung AXA, Kuningan, Jakarta, Selasa (23/6).
Hadir pada kesempatan itu Anggota Dewan Komisioner dan Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Nonbank Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Firdaus Djaelani, Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Kusumaningtuti Sandriharmy Soetiono, Direktur Technology and Operations Bank Mandiri Ogi Prastomiyono, Country CEO AXA Indonesia Randy Lianggara, dan Direktur Operasi AXA Mandiri Financial Services Kartono.
Randy menjelaskan, layanan SMCC AXA itu yang pertama dimiliki perusahaan asuransi Indonesia dan yang pertama ada di seluruh kantor AXA di Asia. Fasilitas SMCC itu dibangun dengan investasi USD200.000 atau sekitar Rp2,7 miliar dari AXA Mandiri dan AXA. Dia menambahkan, berdasarkan data Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (APJII), pada akhir 2014 jumlah pengguna internet telah mencapai 88,1 juta atau 34,9% dari populasi penduduk Indonesia.
Selain itu, Millenium Development Goals (MDGs) menargetkan penetrasi internet sebanyak 50% penduduk. Sedangkan pengguna Twitter di Jakarta saja, kata Randy, mencapai 29 juta pengguna, sedangkan Facebook sekitar 69 juta pengguna. ”Perkembangan pengguna internet di Indonesia luar biasa cepat,” tuturnya.
Dia mengakui, pengguna media sosial terbesar saat ini adalah kaum muda. Kebanyakan mereka adalah kelompok kelas menengah yang saat ini sedang tumbuh pesat. Menurut Randy, saat ini jumlah kelas menengah di Indonesia sebanyak 45 juta orang dan diperkirakan pada 2030 mencapai 235 juta. Di sisi lain, penetrasi asuransi di Indonesia masih sangat rendah hanya sekitar 2,1% dari total GDP.
Dari jumlah itu, 1,6% penetrasi asuransi jiwa dan 9,5% untuk asuransi kerugian. ”Sekarang berinteraksi dengan nasabah sudah berubah. Dulu masih ada birokrasi, sekarang masyarakat bias berinteraksi cepat lewat media sosial,” tuturnya.
Menurut Randy, dengan pengoperasian SMCC, AXA ingin lebih proaktif dalam berkomunikasi dengan para nasabah sehingga bisa memberikan layanan lebih baik dan berkualitas, sesuai tujuan AXA yakni berfokus pada pelanggan. Selain itu, lewat SMCC keluhan pelanggan bisa direspons dengan cepat hanya dalam waktu 49 menit. ”Jadi, tujuan dari dibangunnya SMCC ini memang bukan untuk jualan, tetapi khusus untuk peningkatan pelayanan kepada nasabah,” tambahnya.
Sementara itu, Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Kusumaningtuti Sandriharmy Soetiono mengatakan, langkah yang dilakukan AXA dengan mendirikan SMCC sangat baik. ”Saya apresiasi AXA bias menjadi pionir. Layanan ini merupakan sarana jitu dalam memanfaatkan media sosial untuk literasi keuangan,” ujarnya.
Menurut Kusumaningtuti, potensi industri asuransi di Indonesia sangat besar. Penetrasinya masih rendah dan menantang. Agar bisa memenangi pasar, industri asuransi harus mampu memberi layanan yang semakin baik.
Anggota Dewan Komisioner dan Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Nonbank Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Firdaus Djaelani menambahkan, SMCC merupakan terobosan yang sangat baik.
Namun, ia berharap fasilitas itu bukan hanya tempat nasabah atau calon nasabah mengajukan komplain, tapi juga dapat jadi tepat bermediasi dan berkomunikasi dengan AXA. ”Ini pencetusan ide luar biasa dengan pemanfaatan media sosial yang kita miliki. Saya berharap kerja sama dengan OJK bisa berjalan dengan baik lewat SMCC ini,” tuturnya.
Sementara itu, Chief Marketing Officer AXA Indonesia Emmanuel Wehry menambahkan, SMCC yang baru dioperasikan Ini jelas akan membantu mendorong penjualan bermacam- macam produk AXA Mandiri dan AXA melalui platform digital.
”SMCC akan membantu penjualan melalui jalur digital lewat konten yang dibuat berdasarkan minat dan kebutuhan para nasabah,” kata Emmanuel.
Hatim varabi
(ftr)