Catur Sentosa Targetkan Pendapatan Rp7,5 Triliun
A
A
A
JAKARTA - PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) menargetkan perolehan pendapatan sebesar Rp7,5 triliun hingga akhir tahun ini.
Perolehan tersebut tumbuh 5% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp7,1 triliun. Corporate Secretary CSAP Idrus H Widjajakusuma mengatakan, perolehan pendapatan tahun ini mengalami revisi yang sebelumnya ditargetkan akan tumbuh mencapai 18% menjadi Rp8,38 triliun. ”Segmen distribusi ditargetkan tumbuh 2% dan ritel modern diharapkan tumbuh 15%,” ungkapnya seusai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) perseroan di Jakarta kemarin.
Dia menambahkan, pendapatan perseroan akan ditopang dari segmen ritel yang dimotori oleh Mitra10 dan pertumbuhan yang pesat untuk segmen distribusi consumer goods tahun ini. ”Segmen ritel merupakan sumber pertumbuhan bagi perseroan,” imbuhnya.
Untuk mendorong pertumbuhan tahun ini, lanjutnya, pada awal Februari 2015 perseroan telah membuka outlet baru yang berlokasi di Palembang dan ini menjadi outlet yang ke-21. ”Dua outlet baru direncanakan akan dibuka pada kuartal II/2016. Saat ini kami tengah jajaki di Lampung, Pamulang, dan Tangerang,” katanya.
Untuk membangun outlet baru, perseroan menganggarkan dana sebesar Rp50 miliar dari dana belanja modal (capital expenditure /capex) tahun ini sebesar Rp100 miliar. ”Capex tahun ini kita revisi awalnya Rp200 miliar menjadi Rp100 miliar, Rp50 miliar sudah digunakan untuk pengembangan mira10,Rp50 miliar. Sisanya akan digunakan untuk renovasi gudang. Hingga saat ini penggunaannya sudah mencapai 43%,” ungkapnya.
Menurutnya, perubahan anggaran belanja modal karena berkaca dengan perkembangan ekonomi yang cenderung melambat. ”Akhir-akhir ini kita harus menahan diri. Karena daya beli masyarakat itu menurun dan sales juga mengalami penurunan sehingga kita revisi,” bebernya.
Sementara itu, sumber pendanaan tidak berubah, komposisi tersebut di antaranya 30% berasal dari kas internal, 70% sisanya bersumber dari pinjaman perbankan. Di sisi lain, pada kuartal I/2015 perseroan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp1,72 triliun atau tumbuh 5% dibandingkan kuartal I/2014.
Kinerja tersebut ditopang oleh pertumbuhan pendapatan dari segmen ritel modern sebesar 12%. ”Pertumbuhan ini juga mengalam perlambatan dibandingkan pertumbuhan tahun lalu. Hal ini karena perlambatan ekonomi,” ujar dia. Lalu, pendapatan segmen distribusi tumbuh 1,5% menjadi Rp1,20 triliun yang ditopang oleh distribusi bahan bangunan berkontribusi 50%.
”Segmen kimia memberikan kontribusi 4% yang mengalami pertumbuhan pendapatan 14%. Lalu dari segmen consumer goods dengan kontribusi pendapatan 16%, memberikan pertumbuhan tertinggi yaitu 58%,” tambahnya.
Kontribusi segmen distribusi mencapai 70% dari pendapatan konsolidasi. Sedangkan segmen ritel yang berkontribusi 30% dari pendapatan konsolidasi tumbuh 12% menjadi Rp525 miliar. ”Di ritel bahan bangunan mitra10 tumbuh 13%, sedangkan Attria tumbuh 1% karena pendapatannya masih kecil,” imbuhnya.
Wakil Direktur Utama Antonius Tan menjelaskan, tahun ini akan membagikan dividen sebesar Rp5 per saham. ”Saat ini saham CSAP ditutup di level Rp421 per saham dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp1,2 triliun,” pungkasnya.
Arsy ani s
Perolehan tersebut tumbuh 5% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp7,1 triliun. Corporate Secretary CSAP Idrus H Widjajakusuma mengatakan, perolehan pendapatan tahun ini mengalami revisi yang sebelumnya ditargetkan akan tumbuh mencapai 18% menjadi Rp8,38 triliun. ”Segmen distribusi ditargetkan tumbuh 2% dan ritel modern diharapkan tumbuh 15%,” ungkapnya seusai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) perseroan di Jakarta kemarin.
Dia menambahkan, pendapatan perseroan akan ditopang dari segmen ritel yang dimotori oleh Mitra10 dan pertumbuhan yang pesat untuk segmen distribusi consumer goods tahun ini. ”Segmen ritel merupakan sumber pertumbuhan bagi perseroan,” imbuhnya.
Untuk mendorong pertumbuhan tahun ini, lanjutnya, pada awal Februari 2015 perseroan telah membuka outlet baru yang berlokasi di Palembang dan ini menjadi outlet yang ke-21. ”Dua outlet baru direncanakan akan dibuka pada kuartal II/2016. Saat ini kami tengah jajaki di Lampung, Pamulang, dan Tangerang,” katanya.
Untuk membangun outlet baru, perseroan menganggarkan dana sebesar Rp50 miliar dari dana belanja modal (capital expenditure /capex) tahun ini sebesar Rp100 miliar. ”Capex tahun ini kita revisi awalnya Rp200 miliar menjadi Rp100 miliar, Rp50 miliar sudah digunakan untuk pengembangan mira10,Rp50 miliar. Sisanya akan digunakan untuk renovasi gudang. Hingga saat ini penggunaannya sudah mencapai 43%,” ungkapnya.
Menurutnya, perubahan anggaran belanja modal karena berkaca dengan perkembangan ekonomi yang cenderung melambat. ”Akhir-akhir ini kita harus menahan diri. Karena daya beli masyarakat itu menurun dan sales juga mengalami penurunan sehingga kita revisi,” bebernya.
Sementara itu, sumber pendanaan tidak berubah, komposisi tersebut di antaranya 30% berasal dari kas internal, 70% sisanya bersumber dari pinjaman perbankan. Di sisi lain, pada kuartal I/2015 perseroan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp1,72 triliun atau tumbuh 5% dibandingkan kuartal I/2014.
Kinerja tersebut ditopang oleh pertumbuhan pendapatan dari segmen ritel modern sebesar 12%. ”Pertumbuhan ini juga mengalam perlambatan dibandingkan pertumbuhan tahun lalu. Hal ini karena perlambatan ekonomi,” ujar dia. Lalu, pendapatan segmen distribusi tumbuh 1,5% menjadi Rp1,20 triliun yang ditopang oleh distribusi bahan bangunan berkontribusi 50%.
”Segmen kimia memberikan kontribusi 4% yang mengalami pertumbuhan pendapatan 14%. Lalu dari segmen consumer goods dengan kontribusi pendapatan 16%, memberikan pertumbuhan tertinggi yaitu 58%,” tambahnya.
Kontribusi segmen distribusi mencapai 70% dari pendapatan konsolidasi. Sedangkan segmen ritel yang berkontribusi 30% dari pendapatan konsolidasi tumbuh 12% menjadi Rp525 miliar. ”Di ritel bahan bangunan mitra10 tumbuh 13%, sedangkan Attria tumbuh 1% karena pendapatannya masih kecil,” imbuhnya.
Wakil Direktur Utama Antonius Tan menjelaskan, tahun ini akan membagikan dividen sebesar Rp5 per saham. ”Saat ini saham CSAP ditutup di level Rp421 per saham dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp1,2 triliun,” pungkasnya.
Arsy ani s
(ftr)