Ini Keuntungan Investasi Reksa Dana

Kamis, 25 Juni 2015 - 20:32 WIB
Ini Keuntungan Investasi Reksa Dana
Ini Keuntungan Investasi Reksa Dana
A A A
BANYAK masyarakat yang belum mengetahui investasi di pasar modal reksa dana. Jika melihat dari hasil imbal balik dan risiko, investasi ini lebih menguntungkan daripada menyimpan uang melalui tabungan bank.

“Sekarang yang tak kalah penting mengajarkan investasi. Imbal hasil yang diberikan dengan berinvestasi di reksa dana lebih menjanjikan bagi masyarakat,” ujar Chief Economict and Director for Investor Relation Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat dalam kunjungannya ke Gedung Sindo, Kamis (25/6/2015).

Budi menerangkan, dalam sosialisasi berinvestasi dengan benar ada rekomendasi produk yang ditawarkan, antara lain reksa dana campuran (Bahana Dana Infrastrultur), dan reksa dana pasar uang (Bahana Dana Likuid).

Untuk produk reksa dana pasar uang imbal hasilnya konservatif lebih tinggi dari bunga deposito. Pasalnya, reksa dana selain menempatkan dana di deposito, menginvestasikan sebagian dana di obligasi yang akan jatuh tempo kurang dari setahun.

"Investasi ini juga selain mudah dibuka juga gampang ditutup. Jadi, jika sewaktu-waktu dana investasi kita mau diambil karena ada keperluan mendadak bisa diambil pada hari itu juga. Lain halnya dengan deposito atau investasi lain, sangat sulit," paparnya.

Budi mengelompokkan individu dalam dua periode, yakni masa kerja dan pensiun. Untuk masa kerja individu harus mulai melakukan investasi, menanam dan menanam, terutama pada aset-aset agresif.

Kemudian, investor bisa mengalokasikan investasi pada aset yang lebih aman, seperti surat utang negara (SUN) ataupun tabungan saat memasuki pensiun.

Budi mengibaratkan investasi seperti kisah Nabi Yusuf dalam kitab suci. "Hendaklah kalian bercocok tanam dengan sungguh-sungguh.” Kalimat ini berisi semangat berinvestasi. Dalam investasi, aset seharusnya ditumbuhkan sehingga memberi keuntungan atau istilah familiar di pasar modal adalah cuan.

Keuntungan ini bisa mengamankan kebutuhan konsumsi yang meningkat di masa depan karena bisa mengalahkan inflasi. “Untuk mencapai hasil seperti itu, investor bisa berinvestasi di saham yang pertumbuhannya tinggi,” terang Budi.

Dia menyebutkan pesan Nabi Yusuf lainnya. “Apa yang kalian panen tetaplah pada tangkainya.”

Pesan tersebut, bisa diartikan proses panen seharusnya dilakukan dengan menjaga pokok dan hasil investasi agar nilainya tidak terberkurang.

Dalam perspektif investasi, praktik itu dilakukan dengan melakukan realokasi aset. Imbal hasil tinggi dari investasi di saham bisa dialokasikan ke instrumen investasi berjenis proteksi seperti obligasi negara atau pasar uang dengan risiko lebih rendah.

“Menabung itu untuk orang tua. Karena di saat tua maka uang yang kita miliki paling baik ditaruh di deposito. Untuk anak-anak kita ajarkan investasi yang agresif, bagaimana uang itu berputar,” jelasnya.

Sementara itu, Presiden Direktur Bahana TCW Investment Management Edward P Lubis, mengatakan, pihaknya terus berupaya membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya berinvestasi di reksa dana. Hal ini sejalan dengan upaya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggenjot investasi di pasar modal.

"Tahun ini, kita sedang berupaya membangun (edukasi). Memang tidak bisa dilakukan secara besar-besaran, seperti bank yang memiliki modal besar. Yang pasti kita berupaya melakukannya secara efektif, sehingga masyarakat tahu keuntungan berinvestasi di Reksa Dana," tandasnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6113 seconds (0.1#10.140)