Energi Angin-IFC Akan Bangun PLTB di Janeponto
A
A
A
JAKARTA - PT Energi Angin Indonesia (EAI) bersama mitra kerjanya, International Finance Corporation (IFC) World Bank Group mengembangkan investasi di Kabupaten Jeneponto, Kecamatan Tallasa, Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB).
Rencana pembangunan PLTB sudah sejak 2012 dirintis, namun baru tahun ini akan dikembangkan secara serius melalui komitmen kerja sama dengan sejumlah instansi terkait.
Menurut Direktur Utama PT EAI Wilson Maknawi, PLTB ini akan menghasilkan kapasitas listrik mencapai 160 megawatt (MW) di Kabupaten Jeneponto.
“Kami ingin membantu memenuhi kebutuhan listrik Sulsel, sekaligus memenuhi pasokan listrik secara nasional yang masih tergolong rendah di kawasan Asia Tenggara, yakni hanya sekitar 30% dari populasi tanpa akses ke sumber tenaga listrik,” ujarnya di Makassar, Senin (29/6/2015).
Dia menuturkan, dengan dibangunnya PLTB menjadikan Sulawesi Selatan (Sulsel) sebagai daerah pertama di kawasan Asia Tenggara yang nantinya memiliki sumber energi yang turbinnya digerakkan oleh tenaga kincir angin.
Project Development Director Asia Green Capital Partner selaku mitra investasi PT EAI, Thijs Sablerolle mengatakan, rencananya ada dua tahapan PLTB yang akan dikembangkan, yakni PLTB Jeneponto I dengan kapasitas 62,5 MW dengan nilai investasi sebesar USD120 juta dan Jeneponto III kapasitas 100 MW dengan investasi USD 200 juta.
“Kami memilih Jeneponto karena di seluruh daerah di Sulsel hanya di kecamatan Tallasa memiliki kecepatan angin sangat kencang rata-rata 8 meter/detik. Survei tersebut sudah dilakukan sejak enam tahun melibatkan sejumlah tim ahli,” katanya.
PLTB tersebut ditargetkan sudah bisa beroperasi pada 2017. Sementara saat ini, masih dalam proses pengurusan izin prinsip dari Pemkab, Pemprov dan PLN. Namun, tidak menutup kemungkinan tahun depan akan dilakukan konstruksi fisiknya di atas lahan seluas 100 hektare (ha).
Thijs merinci, di PLTB Jeneponto I akan disiapkan sebanyak 25 tower untuk menggerakkan turbin, sementara di PLTB Jeneponto II disiapkan 40 tower.
Sementara itu, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo menyambut positif rencana tersebut. Hanya saja, pihaknya meminta keseriusan investor agar secepatnya melakukan pembangunan fisik.
“Tentunya, kami sangat mensupport investor. Tapi komitmen keseriusan harus ada. Jangan sampai apa yang ditargetkan tidak sesuai rencana, bahkan terhenti. Jika ada kendala sebaiknya dikomunikasikan secepatnya,”ujarnya.
Syahrul memaparkan, tidak hanya wilayah Jeneponto yang dapat dikembangkan PLTB, di Selayar dan Takalar serta Sidrap juga memiliki potensi sama.
Rencana pembangunan PLTB sudah sejak 2012 dirintis, namun baru tahun ini akan dikembangkan secara serius melalui komitmen kerja sama dengan sejumlah instansi terkait.
Menurut Direktur Utama PT EAI Wilson Maknawi, PLTB ini akan menghasilkan kapasitas listrik mencapai 160 megawatt (MW) di Kabupaten Jeneponto.
“Kami ingin membantu memenuhi kebutuhan listrik Sulsel, sekaligus memenuhi pasokan listrik secara nasional yang masih tergolong rendah di kawasan Asia Tenggara, yakni hanya sekitar 30% dari populasi tanpa akses ke sumber tenaga listrik,” ujarnya di Makassar, Senin (29/6/2015).
Dia menuturkan, dengan dibangunnya PLTB menjadikan Sulawesi Selatan (Sulsel) sebagai daerah pertama di kawasan Asia Tenggara yang nantinya memiliki sumber energi yang turbinnya digerakkan oleh tenaga kincir angin.
Project Development Director Asia Green Capital Partner selaku mitra investasi PT EAI, Thijs Sablerolle mengatakan, rencananya ada dua tahapan PLTB yang akan dikembangkan, yakni PLTB Jeneponto I dengan kapasitas 62,5 MW dengan nilai investasi sebesar USD120 juta dan Jeneponto III kapasitas 100 MW dengan investasi USD 200 juta.
“Kami memilih Jeneponto karena di seluruh daerah di Sulsel hanya di kecamatan Tallasa memiliki kecepatan angin sangat kencang rata-rata 8 meter/detik. Survei tersebut sudah dilakukan sejak enam tahun melibatkan sejumlah tim ahli,” katanya.
PLTB tersebut ditargetkan sudah bisa beroperasi pada 2017. Sementara saat ini, masih dalam proses pengurusan izin prinsip dari Pemkab, Pemprov dan PLN. Namun, tidak menutup kemungkinan tahun depan akan dilakukan konstruksi fisiknya di atas lahan seluas 100 hektare (ha).
Thijs merinci, di PLTB Jeneponto I akan disiapkan sebanyak 25 tower untuk menggerakkan turbin, sementara di PLTB Jeneponto II disiapkan 40 tower.
Sementara itu, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo menyambut positif rencana tersebut. Hanya saja, pihaknya meminta keseriusan investor agar secepatnya melakukan pembangunan fisik.
“Tentunya, kami sangat mensupport investor. Tapi komitmen keseriusan harus ada. Jangan sampai apa yang ditargetkan tidak sesuai rencana, bahkan terhenti. Jika ada kendala sebaiknya dikomunikasikan secepatnya,”ujarnya.
Syahrul memaparkan, tidak hanya wilayah Jeneponto yang dapat dikembangkan PLTB, di Selayar dan Takalar serta Sidrap juga memiliki potensi sama.
(rna)