OJK Kemungkinan Pangkas Pertumbuhan Kredit Tahun Ini
A
A
A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan merevisi pertumbuhan kredit 2015 yang sebelumnya diproyeksikan tumbuh 16,4% menjadi 14%-15%. Namun, perubahan revisi target tersebut belum resmi karena masih ada beberapa bank yang belum memasukkan Rencana Bisnis Bank (RBB).
"Sudah sebagian masuk, tapi belum semua bank itu masuk. Makanya saya kira akan terjadi sedikit penyesuaian. Saya belum formal menyatakan itu, detailnya nanti ya," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad di Jakarta, Selasa (30/6/2015).
Dana Pihak Ketiga (DPK) juga diperkirakan masih baik. Bahkan, likuiditas perbankan sendiri diprediksi akan membaik seiring dengan melambatnya pertumbuhan kredit di mana rasio loan to deposit ratio (LDR) menurun.
"Ini nantinya ibarat seperti orang lebih sehat, kita berharap lebih kurus. Tapi, memang larinya lebih kecil karena dengan struktur yang kecil," ujar Muliaman.
Dia menjelaskan, meskipun pertumbuhan kredit sedikit melambat, namun secara rasio bisa meningkat.
Selain itu, ada beberapa sektor yang telah mengalami peningkatan kredit bermasalah (non-performing loan/NPL). "Saya kira itu wajar, artinya karena demand yang kecil dan pertumbuhan kredit yang menurun. Yang paling penting bagi bank tentunya kesehatan. Apakah memiliki cukup cadangan untuk mengcover pemburukan itu. Saya sudah mempersiapkan itu dengan baik. NPL net itu tetap sangat kecil," jelas Muliaman.
Baca juga:
Pertumbuhan Kredit Baru Kuartal I Melambat
BI Revisi Target Pertumbuhan Kredit
"Sudah sebagian masuk, tapi belum semua bank itu masuk. Makanya saya kira akan terjadi sedikit penyesuaian. Saya belum formal menyatakan itu, detailnya nanti ya," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad di Jakarta, Selasa (30/6/2015).
Dana Pihak Ketiga (DPK) juga diperkirakan masih baik. Bahkan, likuiditas perbankan sendiri diprediksi akan membaik seiring dengan melambatnya pertumbuhan kredit di mana rasio loan to deposit ratio (LDR) menurun.
"Ini nantinya ibarat seperti orang lebih sehat, kita berharap lebih kurus. Tapi, memang larinya lebih kecil karena dengan struktur yang kecil," ujar Muliaman.
Dia menjelaskan, meskipun pertumbuhan kredit sedikit melambat, namun secara rasio bisa meningkat.
Selain itu, ada beberapa sektor yang telah mengalami peningkatan kredit bermasalah (non-performing loan/NPL). "Saya kira itu wajar, artinya karena demand yang kecil dan pertumbuhan kredit yang menurun. Yang paling penting bagi bank tentunya kesehatan. Apakah memiliki cukup cadangan untuk mengcover pemburukan itu. Saya sudah mempersiapkan itu dengan baik. NPL net itu tetap sangat kecil," jelas Muliaman.
Baca juga:
Pertumbuhan Kredit Baru Kuartal I Melambat
BI Revisi Target Pertumbuhan Kredit
(dmd)