Sony Terbitkan Obligasi dan Saham Baru

Rabu, 01 Juli 2015 - 11:20 WIB
Sony Terbitkan Obligasi...
Sony Terbitkan Obligasi dan Saham Baru
A A A
TOKYO - Sony Corp berencana mengumpulkan USD4 miliar melalui penerbitan saham dan obligasi baru.

Dana itu akan digunakan untuk sektor sensor gambar saat perusahaan itu fokus sebagai produsen komponen dan keluar dari sektor barang konsumen seperti televisi yang merugi. ”Penerbitan saham baru pertama Sony dalam 26 tahun ini diharapkan untuk mengumpulkan 321 miliar yen dari penawaran saham publik setelah nilai pasarnya naik dua kali lipat dalam setahun,” papar pernyataan Sony, dikutip kantor berita Reuters.

Sony akan mengumpulkan lagi 119 miliar yen dari penerbitan obligasi untuk mendanai peningkatan kapasitas output sensor di berbagai fasilitas canggih di Jepang. Dengan nilai mendekati sepersepuluh nilai pasar sekarang, penerbitan saham ini memberi sinyal jelas bahwa Chief Executive Officer (CEO) Sony Kazuo Hirai memprioritaskan bisnis sensor untuk membukukan laba.

Perusahaan telah lama mengalami kerugian untuk produk- produk bermerek seperti smartphone yang menghadapi persaingan ketat dari perusahaan Asia dan raksasa industri Apple Inc dan Samsung Electronics Co. Sensor gambar merupakan komponen teknologi tinggi utama di kamera digital dan smartphone.

Sensor gambar muncul sebagai salah satu lini terkuat Sony bersama unit videogame PlayStation, dan membantu perusahaan bangkit dari kerugian penjualan smartphone dan televisi. Tetap saja, Sony baru bangkit dari penurunan, membukukan kerugian bersih 126 miliar yen pada tahun fiskal terbaru, meski diperkirakan laba 140 miliar yen pada tahun ini. Langkah Sony menerbitkan saham dan obligasi baru itu membuat para investor terkejut, kemarin.

Mereka khawatir saham baru akan mengurangi pendapatan per saham sehingga mengakibatkan harga saham Sony turun 8,3%. Meski demikian, nilai pasar Sony naik dengan adanya pemulihan terbaru dan telan naik lebih dari dua kali sejak Juni 2014 mendekati USD35 miliar.

”Untuk menambah dana untuk investasi aktif dan terkonsentrasi dalam bisnis yang mendorong pertumbuhan, Sony bertujuan menjamin kemampuannya melakukan investasi lebih lanjut di masa depan,” papar pernyataan Sony.

Tidak seperti videogame, pengembangan sensor memerlukan belanja modal yang sangat besar dan konsisten dengan neraca keuangan yang telah ketat, saat perusahaan melakukan restrukturisasi, menjual atau menutup operasional pencipta kerugian dan memangkas tenaga kerja.

Meskipun harga saham turun, Kepala Manajer Portfolio Commons Asset Management Takatoshi Itoshima menjelaskan, langkah itu dianggap lebih positif oleh para investor jangka panjang.

”Ini positif karena perusahaan berinvestasi pada bisnis sensor yang menjanjikan. Tapi investor jangka pendek mungkin mempertanyakan kekuatan neraca keuangan, atau apakah perusahaan dapat memangkas lebih banyak bisnisnya sebelum mengumpulkan uang dari pasar,” ujarnya.

Syarifudin
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7716 seconds (0.1#10.140)