Kenaikan Bandara Adi Soemarmo Diprediksi Hanya 8%

Selasa, 07 Juli 2015 - 03:01 WIB
Kenaikan Bandara Adi Soemarmo Diprediksi Hanya 8%
Kenaikan Bandara Adi Soemarmo Diprediksi Hanya 8%
A A A
SOLO - Jumlah kenaikan penumpang melalui Bandara Adi Soemarmo Solo, Jawa Tengah, pada mudik Lebaran tahun ini diprediksi hanya 8%. Dibukanya jalan tol Cikopo-Palimanan (Cipali) diperkirakan membuat penumpang lebih memilih menggunakan jalur darat.

General Manager Bandara Adi Soemarmo Solo, Abdullah Usman mengatakan, pihaknya telah menyiapkan posko Lebaran yang di dalamnya terdapat petugas dari lintas sektoral. Sehingga, masyarakat tidak kebingungan apabila membutuhkan bantuan saat di bandara. Personel yang diterjunkan, antara lain dari petugas Angkasa Pura I, TNI Angkatan Udara, emergency security, kantor kesehatan pelabuhan, Dinas Perhubungan Pemkot Solo dan Pemkab Boyolali, serta dokter jaga. Posko Lebaran dinilai cukup penting meski kenaikan penumpang diperkirakan hanya sekitar 8%.

“Dengan dibukanya tol Cipali, sumbatan yang selama ini terjadi menjadi lebih lancar,” ungkap Abdullah Usman saat mendampingi Human Capital And General Affair Director PT Angkasa Pura I Saptandri Widiyanto, yang memantau kondisi Bandara Adi Soemarmo Senin (6/7/2015).

Tahun lalu, kenaikan penumpang saat Lebaran sebanyak 1.900 orang/hari. Sedangkan tahun ini, diperkirakan 2.100 orang/hari. Semua maspakai penerbangan yang beroperasi di Bandara Adi Soemarmo semuanya menambah ekstra flight. Di antaranya Garuda Indonesia, Lion Air, City Link, Sriwijaya, dan Air Asia. Ekstra flight dimulai 10 Juli hingga 25 Juli mendatang. “Rata-rata satu maskapai menambah satu flight,” terangnya.

Mengenai tarif, saat ini telah dijaga ketat dan tidak bisa sembarangan. Momentum Lebaran diakui terkadang dimanfaatkan maskapai penerbangan untuk menutup kerugian di hari-hari biasa.

Human Capital And General Affair Director PT Angkasa Pura I Saptandri Widiyanto mengemukakan, pihaknya meminta agar Bandara Adi Soemarmo meningkatkan peralatan maupun standar sumber daya manusia (SDM). Sehingga, level pengamanan, keamanan, dan pelayanan dapat ditingkatkan.

"Kita harus menyadari bahwa ada empat karakter penerbangan. “Yakni investasi tinggi (high invest), hight risk (resiko tinggi), teknologi tinggi (high teknologi) dan internasional karakter,” ujar Saptandri.

Sehingga semua peralatannya harus memenuhi standar internasional. Pada sisi lain, SDM
yang dimiliki harus kompeten dengan memiliki pengetahuan, kemampuan dan atitude yang bagus. Untuk memenuhi hal itu, maka diperlukan pelatihan reguler.

Untuk meningkatkan pelayanan, management bandara harus berani membuka diri terhadap hal-hal baru. Termasuk dari stakholder yang paling pokok, yakni airlines dan penumpang, serta stakholder lain, seperti LSM, pers, kepolisian, dan kejaksaaan.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4013 seconds (0.1#10.140)