OECD Naikkan Rating Bangladesh

Selasa, 07 Juli 2015 - 10:37 WIB
OECD Naikkan Rating Bangladesh
OECD Naikkan Rating Bangladesh
A A A
DHAKA - Organisasi untuk Pembangunan dan Kerja sama Ekonomi (OECD) menaikkan rating untuk Bangladesh. Langkah ini akan mempermudah para entrepreneur lokal dan perbankan untuk mendapatkan kredit.

Gubernur Bank Sentral Bangladesh Atiur Rahman menyatakan, dia diberi kabar tentang keputusan itu dalam rapat di Swiss Export Credit Agency pekan lalu. OECD bertujuan mempromosikan kebijakan yang bertujuan memperbaiki kondisi ekonomi dan sosial di penjuru dunia. Atiur Rahman menjelaskan, OECD telah menaikkan rating untuk Bangladesh sebesar 1 peringkat, menjadi 5 dari 6.

”Keputusan itu mencerminkan ketangguhan ekonomi Bangladesh yang mengalami pertumbuhan kuat selama satu dekade meskipun mengalami krisis politik dan penurunan permintaan asing,” ujarnya, dikutip kantor berita Reuters. Peningkatan rating itu menempatkan rating Bangladesh lebih tinggi dibandingkan negara- negara tetangga seperti Pakistan, Sri Lanka, Nepal,

Myanmar, dan Mongolia dalam klasifikasi negara menurut OECD. Meski demikian, Bangladesh masih di bawah India. Ini juga berarti OECD sekarang mengategorikan Bangladesh sebagai pasar perbatasan baru, dibandingkan sebagai negara yang sangat tergantung pada bantuan pembangunan.

Atiur Rahman menjelaskan, peningkatan rating itu dapat mendorong para kreditor internasional untuk terlibat dalam proyek-proyek investasi di Bangladesh, termasuk dalam infrastruktur, tekstil dan pakaian jadi, farmasi, dan sektor produk kulit. Bank Dunia pekan lalu menaikkan rating Bangladesh, Kenya, Myanmar, dan Tajikistan menjadi negara berpendapatan menengah bawah dari klasifikasi sebelumnya negara paling tidak maju.

Sebelumnya dilaporkan, Bank Dunia memperingatkan negara-negara berkembang di penjuru dunia tentang kondisi berat saat Amerika Serikat (AS) mulai mengetatkan kebijakan moneter dan penguatan dolar. Meski demikian, kepala ekonom Bank Dunia juga meminta Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/Fed) menunda kenaikan suku bunga hingga tahun depan sehingga memberi ruang bernapas lebih banyak pada ekonomi global yang tumbuh secara lambat.

Dalam proyeksi terbarunya untuk pertumbuhan global, Bank Dunia memangkas perkiraan pertumbuhan pada 2015 menjadi 2,8%, dibandingkan proyeksi pertumbuhan 3% pada Januari. Penurunan proyeksi itu terkait penyusutan ekonomi AS pada kuartal I/ 2015, penurunan di Eropa dan Jepang, serta melambatnya China. Selain itu, terjadi peningkatan tantangan untuk negara-negara miskin dan berkembang yang sebagian besar terkena dampak harga komoditas dan aliran modal yang rendah.

Syarifudin
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1281 seconds (0.1#10.140)