Rolls-Royce Pangkas Proyeksi Laba
A
A
A
LONDON - Rolls-Royce memangkas proyeksi laba tahun ini dan tahun depan. Mereka menyebut terus melemahnya pasar minyak dan gas serta permintaan yang lebih rendah untuk sejumlah program mesin pesawatnya.
Penurunan proyeksi laba ini hanya empat hari setelah Chief Executive Officer (CEO) Warren East mulai menjabat. Untuk 2016, Rolls-Royce menyatakan permintaan yang lebih rendah untuk mesin Trent 700 dan sejumlah pelemahan dalam bisnis pasca-penjualan, akan memangkas laba hingga 300 juta poundsterling. Saham di Rolls-Royce turun 7,6% menjadi 788,8 pence pada awal perdagangan.
Para analis di Jefferies menjelaskan, panduan baru Rolls-Royce memproyeksikan laba sebelum pajak 2016 sebesar 1 miliar poundsterling, 35% lebih rendah dibandingkan proyeksi saat ini. Rolls-Royce menjelaskan, laba 2015 akan berada antara 1,325 miliar dan 1,475 miliar poundsterling, hingga 5% lebih rendah dibandingkan panduan sebelumnya, karena terus memburuknya pasar energi yang akan mempengaruhi penjualan mesin-mesin kapal.
East menjelaskan, dia kecewa tapi kepercayaan dalam bisnis tidak berubah. ”Kami memberi berita ini pada pasar sekarang daripada yang Anda perkirakan sebelumnya, atau Anda mungkin telah melihat dari Rolls-Royce sebelumnya,” katanya, dikutip kantor berita Reuters. ”Saya harap itu bagian gaya komunikasi yang kami kembangkan sejak saya bergabung dalam bisnis.”
East menggantikan John Rishton yang mundur setelah periode sulit bagi perusahaan yang telah berumur 131 tahun tersebut. Satu dekade pertumbuhan laba dan pendapatan yang kuat telah berakhir tahun lalu, setelah peringatan pada Februari bahwa laba akan turun hingga 13% tahun ini. Grup tersebut menjelaskan pada Mei lalu bahwa perubahan nilai tukar mata uang dapat mengurangi pendapatan tahun ini.
Proyeksi laba yang lebih rendah untuk bisnis mesinmesin pesawat mungkin mengejutkan para investor. Selama ini bisnis mesin pesawat merupakan bagian yang lebih stabil saat terjadi penurunan harga minyak dunia. Mesin Trent 700 secara bertahap diganti oleh mesin Trent 7000 yang lebih baru. Langkah ini menurut East memiliki dampak lebih besar pada laba.
”Jumlah mesin yang dijual lebih sedikit dan harganya lebih rendah dibandingkan perkiraan kami sebelumnya,” ujarnya. Perusahaan itu telah membuat program rasionalisasi untuk memperbaiki keuntungan di divisi dirgantara yang menyumbangkan hampir setengah pendapatan pada 2014 dan diuntungkan dari meningkatnya permintaan untuk mesin-mesin yang lebih hemat bahan bakar bagi pesawat penumpang.
Meski demikian, perusahaan itu tertinggal dengan pemimpin pasar General Electric (GE) untuk perolehan laba. Pada Mei Rolls-Royce juga memulai rencana pemangkasan biaya pada unit maritim yang memproduksi sistem pendorong, derek dan jangkar untuk kapal, dan tergantung pada para konsumen terkait minyak dan gas untuk sekitar 60% bisnisnya.
Syarifudin
Penurunan proyeksi laba ini hanya empat hari setelah Chief Executive Officer (CEO) Warren East mulai menjabat. Untuk 2016, Rolls-Royce menyatakan permintaan yang lebih rendah untuk mesin Trent 700 dan sejumlah pelemahan dalam bisnis pasca-penjualan, akan memangkas laba hingga 300 juta poundsterling. Saham di Rolls-Royce turun 7,6% menjadi 788,8 pence pada awal perdagangan.
Para analis di Jefferies menjelaskan, panduan baru Rolls-Royce memproyeksikan laba sebelum pajak 2016 sebesar 1 miliar poundsterling, 35% lebih rendah dibandingkan proyeksi saat ini. Rolls-Royce menjelaskan, laba 2015 akan berada antara 1,325 miliar dan 1,475 miliar poundsterling, hingga 5% lebih rendah dibandingkan panduan sebelumnya, karena terus memburuknya pasar energi yang akan mempengaruhi penjualan mesin-mesin kapal.
East menjelaskan, dia kecewa tapi kepercayaan dalam bisnis tidak berubah. ”Kami memberi berita ini pada pasar sekarang daripada yang Anda perkirakan sebelumnya, atau Anda mungkin telah melihat dari Rolls-Royce sebelumnya,” katanya, dikutip kantor berita Reuters. ”Saya harap itu bagian gaya komunikasi yang kami kembangkan sejak saya bergabung dalam bisnis.”
East menggantikan John Rishton yang mundur setelah periode sulit bagi perusahaan yang telah berumur 131 tahun tersebut. Satu dekade pertumbuhan laba dan pendapatan yang kuat telah berakhir tahun lalu, setelah peringatan pada Februari bahwa laba akan turun hingga 13% tahun ini. Grup tersebut menjelaskan pada Mei lalu bahwa perubahan nilai tukar mata uang dapat mengurangi pendapatan tahun ini.
Proyeksi laba yang lebih rendah untuk bisnis mesinmesin pesawat mungkin mengejutkan para investor. Selama ini bisnis mesin pesawat merupakan bagian yang lebih stabil saat terjadi penurunan harga minyak dunia. Mesin Trent 700 secara bertahap diganti oleh mesin Trent 7000 yang lebih baru. Langkah ini menurut East memiliki dampak lebih besar pada laba.
”Jumlah mesin yang dijual lebih sedikit dan harganya lebih rendah dibandingkan perkiraan kami sebelumnya,” ujarnya. Perusahaan itu telah membuat program rasionalisasi untuk memperbaiki keuntungan di divisi dirgantara yang menyumbangkan hampir setengah pendapatan pada 2014 dan diuntungkan dari meningkatnya permintaan untuk mesin-mesin yang lebih hemat bahan bakar bagi pesawat penumpang.
Meski demikian, perusahaan itu tertinggal dengan pemimpin pasar General Electric (GE) untuk perolehan laba. Pada Mei Rolls-Royce juga memulai rencana pemangkasan biaya pada unit maritim yang memproduksi sistem pendorong, derek dan jangkar untuk kapal, dan tergantung pada para konsumen terkait minyak dan gas untuk sekitar 60% bisnisnya.
Syarifudin
(bbg)