Hunian Vertikal Makin Merambah Pinggiran Kota
A
A
A
Tidak hanya berdiri di tengah kota, hunian vertikal seperti apartemen dan kondominium dengan fasilitas lengkap dan nyaman kini juga banyak dibangun di daerah pinggiran.
Sejumlah pengembang terkemuka sudah membuka tower baru proyek apartemen mereka dengan keunggulan tersendiri yang siap memanjakan Anda.
Salah satunya PT Sutera Agung Properti (SAP) yang mempercepat penutupan atap (topping off) proyek apartemen Saumata Alam Sutera, Tangerang, Banten. Semula topping off proyek ini ditargetkan Januari 2016, namun rencananya dirampungkan pada November 2015. “Kami pengembang baru dan berkomitmen dengan waktu,” kata Direktur Marketing PT Sutera Agung Properti (SAP) Boy Noviyandi.
Dia mengatakan, saat ini apartemen yang memiliki 203 unit ini telah memasuki pembangunan lantai 19-20 dari 38 lantai yang harus diselesaikan. Targetnya, Boy menyebutkan, diselesaikan lima lantai per bulan dan serah terima kunci pada kuartal ketiga 2016. Adapun dari segi harga, pada awal peluncuran harga per meter di apartemen Saumata Rp22,5 juta per meter persegi. Namun, saat ini harga sudah mencapai Rp27 juta per meter persegi. “Dan, akan berubah lagi bila sudah memasuki tahap topping off ,” tutur Boy.
Dia mengatakan, meski sebagai pendatang baru di dunia properti, pihaknya tetap optimistis di tengah pelambatan properti. Saat ini, di tengah perekonomian Indonesia yang melemah, sektor properti ikut terimbas. “Kami masih optimistis meski kondisi ekonomi melemah, pasar properti masih bisa tumbuh. Buktinya kami bisa menjual sekitar 80% proyek Saumata dan target kami, 20% sisanya bisa terjual sampai akhir tahun,” kata Boy.
Menurut dia, pihaknya optimistis properti akan kembali naik dan masih menjadi investasi yang menguntungkan di kawasan Tangerang. Apalagi, Boy menyebutkan, jumlah lahan di Jakarta sudah sulit sehingga banyak pengembang masuk ke daerah penyangga Jakarta. Dia mengatakan, alasan SAP membangun Apartemen Saumata di kawasan Alam Sutera, Serpong, Tangerang juga karena merupakan salah satu wilayah yang bertumbuh pesat. Kawasan ini diminati sebagai area hunian di kawasan penyangga Jakarta.
“Alam Sutera ini dekat dengan Jakarta dan Bandara Internasional Soekarno Hatta. Aksesnya mudah karena ada beberapa ruas jalan tol,” kata Boy. Selain itu, di kawasan Alam Sutera banyak kalangan kelas menengah baru dan membutuhkan hunian yang nyaman. Apalagi, di sekitar kawasan Tangerang juga ikut tumbuh industri-industri besar yang notabene banyak ekspatriat bekerja di kawasan tersebut.
Karena itu, Apartemen Saumata menyasar kalangan premium atau kelas menengah atas, sekaligus menyiapkan hunian bagi para ekspatriat. Bahkan, melihat tren pertumbuhan seperti itu, SAP meluncurkan Menara Saumata Suites dan proyek lainnya di Daan Mogot, Jakarta Barat.
“Sasaran kami memang untuk kelas menengah atas dan juga tentu para ekspatriat yang menginginkan hunian yang nyaman dan desain yang unik dan menarik sehingga membuat para penghuni merasa betah tinggal di Apartemen Saumata,” ujar Boy.
Di tempat berbeda, meski revisi peraturan kepemilikan properti bagi warga asing belum resmi keluar, pengembang PT Perintis Triniti Property alias Triniti Property Group, sudah berancang-ancang membangun apartemen Yukata di Serpong, Tangerang, dengan target pasar ekspatriat Jepang. Chief Executive Officer (CEO) Triniti Bong Chandra mengatakan, proyek tersebut merupakan respons atas kebijakan pemerintah yang akan membuka keran kepemilikan properti untuk warga negara asing.
“Kami membidik pasar yang spesifik, yaitu ekspatriat Jepang supaya target tidak bias. Biasanya ekspatriat suka tinggal berkelompok,” kata Bong. Dia mengklaim sudah menyiapkan landbank di kawasan Serpong seluas 5.000 meter persegi untuk proyek Yukata. Di atas lahan tersebut nantinya berdiri bangunan apartemen berisi 365 unit. Meski target pasar utamanya adalah ekspatriat Jepang, Yukata tetap membuka diri untuk konsumen dari dalam negeri.
Karena itu, Triniti memasang harga Rp1,5 miliar hingga Rp5 miliar per unit. Asal tahu saja, asing hanya boleh membeli apartemen dengan harga di atas Rp 5 miliar per unit. Kata Bong, perusahaannya sudah mengeluarkan investasi Rp125 miliar untuk akuisisi lahan. Namun, dia mengaku belum menghitung berapa besar nilai investasi untuk konstruksinya. Dia juga belum memastikan kapan pembangunan dimulai. “Yang jelas, proyek akan diluncurkan Agustus 2015,” ujar Bong.
Triniti akan menggandeng PT Waskita Karya Tbk dengan skema kerja sama operasi (KSO) untuk mengerjakan proyek Yukata. Waskita akan menggenggam 51% saham, sisanya milik Triniti. Sementara itu, pengembang properti, Forza Land mulai membangun proyek One Azure Apartment Serpong, Tangerang, Banten. Proyek ini dibangun setelah pengembang ini berhasil membangun hunian kelas premium One Casablanca Residence di Jakarta. “Hunian vertikal (apartemen) sudah menjadi kebutuhan kaum urban yang mementingkan pola hidup praktis.
Ini yang membuat kami optimistis permintaan untuk hunian vertikal semakin meningkat pada akhir 2015, khususnya di Serpong yang kawasannya sudah berkembang,” ujar Project Director Forza Land Ali Sutra. One Azure merupakan apartemen single tower yang dibangun di atas lahan seluas 5.000 meter persegi.
Desain bangunannya memiliki tiga sayap (Ador, Bliss, dan Cloud) yang saling terhubung. Apartemen yang memiliki 1.000 unit itu terdiri atas tipe studio (25-35 meter persegi), 1 bedroom /BR (35-45 meter persegi), dan 2BR (60-64 meter persegi). Forza Land membanderol apartemen seharga Rp13 jutaan per meter persegi atau sekitar Rp300 jutaan per unit. Menurut dia, tren investasi pun mulai beralih dari hunian tapak (landed ) ke hunian vertikal.
Sementara itu, hunian berketinggian 49 lantai ini mengusung gaya arsitektur futuristik modern karya arsitek Desmond Tan, Mirage International, Singapura. Desmond Tan kerap meraih berbagai penghargaan arsitektur kelas dunia. Karya-karyanya antara lain Technological and Business Parks di Singapura dan sejumlah proyek prestisius di Beijing, Shanghai, London, Tokyo, Hong Kong, dan Kuala Lumpur.
Apartemen satu menara tersebut didukung dengan tiga sayap (wing) bangunan yang saling terhubung, yakni wing Ador, Bliss, dan Cloud. Proyek dilengkapi berbagai fasilitas penunjang pendidikan, kesehatan, serta aktivitas lain yang mendukung. Fasilitas penunjang tersebut antara lain google room, health corner, three on three basketball, wall climbing, mini futsal, cycle track, thematic relaxing pool, yoga class, student service, cafe, retail store , serta laundry.
“Hingga saat ini penjualan sudah mencapai 70% dan serah terima unit ONE Azure Apartment akan dilakukan pada kuartal ketiga tahun 2018,” kata Ali.
Rendra hanggara
Sejumlah pengembang terkemuka sudah membuka tower baru proyek apartemen mereka dengan keunggulan tersendiri yang siap memanjakan Anda.
Salah satunya PT Sutera Agung Properti (SAP) yang mempercepat penutupan atap (topping off) proyek apartemen Saumata Alam Sutera, Tangerang, Banten. Semula topping off proyek ini ditargetkan Januari 2016, namun rencananya dirampungkan pada November 2015. “Kami pengembang baru dan berkomitmen dengan waktu,” kata Direktur Marketing PT Sutera Agung Properti (SAP) Boy Noviyandi.
Dia mengatakan, saat ini apartemen yang memiliki 203 unit ini telah memasuki pembangunan lantai 19-20 dari 38 lantai yang harus diselesaikan. Targetnya, Boy menyebutkan, diselesaikan lima lantai per bulan dan serah terima kunci pada kuartal ketiga 2016. Adapun dari segi harga, pada awal peluncuran harga per meter di apartemen Saumata Rp22,5 juta per meter persegi. Namun, saat ini harga sudah mencapai Rp27 juta per meter persegi. “Dan, akan berubah lagi bila sudah memasuki tahap topping off ,” tutur Boy.
Dia mengatakan, meski sebagai pendatang baru di dunia properti, pihaknya tetap optimistis di tengah pelambatan properti. Saat ini, di tengah perekonomian Indonesia yang melemah, sektor properti ikut terimbas. “Kami masih optimistis meski kondisi ekonomi melemah, pasar properti masih bisa tumbuh. Buktinya kami bisa menjual sekitar 80% proyek Saumata dan target kami, 20% sisanya bisa terjual sampai akhir tahun,” kata Boy.
Menurut dia, pihaknya optimistis properti akan kembali naik dan masih menjadi investasi yang menguntungkan di kawasan Tangerang. Apalagi, Boy menyebutkan, jumlah lahan di Jakarta sudah sulit sehingga banyak pengembang masuk ke daerah penyangga Jakarta. Dia mengatakan, alasan SAP membangun Apartemen Saumata di kawasan Alam Sutera, Serpong, Tangerang juga karena merupakan salah satu wilayah yang bertumbuh pesat. Kawasan ini diminati sebagai area hunian di kawasan penyangga Jakarta.
“Alam Sutera ini dekat dengan Jakarta dan Bandara Internasional Soekarno Hatta. Aksesnya mudah karena ada beberapa ruas jalan tol,” kata Boy. Selain itu, di kawasan Alam Sutera banyak kalangan kelas menengah baru dan membutuhkan hunian yang nyaman. Apalagi, di sekitar kawasan Tangerang juga ikut tumbuh industri-industri besar yang notabene banyak ekspatriat bekerja di kawasan tersebut.
Karena itu, Apartemen Saumata menyasar kalangan premium atau kelas menengah atas, sekaligus menyiapkan hunian bagi para ekspatriat. Bahkan, melihat tren pertumbuhan seperti itu, SAP meluncurkan Menara Saumata Suites dan proyek lainnya di Daan Mogot, Jakarta Barat.
“Sasaran kami memang untuk kelas menengah atas dan juga tentu para ekspatriat yang menginginkan hunian yang nyaman dan desain yang unik dan menarik sehingga membuat para penghuni merasa betah tinggal di Apartemen Saumata,” ujar Boy.
Di tempat berbeda, meski revisi peraturan kepemilikan properti bagi warga asing belum resmi keluar, pengembang PT Perintis Triniti Property alias Triniti Property Group, sudah berancang-ancang membangun apartemen Yukata di Serpong, Tangerang, dengan target pasar ekspatriat Jepang. Chief Executive Officer (CEO) Triniti Bong Chandra mengatakan, proyek tersebut merupakan respons atas kebijakan pemerintah yang akan membuka keran kepemilikan properti untuk warga negara asing.
“Kami membidik pasar yang spesifik, yaitu ekspatriat Jepang supaya target tidak bias. Biasanya ekspatriat suka tinggal berkelompok,” kata Bong. Dia mengklaim sudah menyiapkan landbank di kawasan Serpong seluas 5.000 meter persegi untuk proyek Yukata. Di atas lahan tersebut nantinya berdiri bangunan apartemen berisi 365 unit. Meski target pasar utamanya adalah ekspatriat Jepang, Yukata tetap membuka diri untuk konsumen dari dalam negeri.
Karena itu, Triniti memasang harga Rp1,5 miliar hingga Rp5 miliar per unit. Asal tahu saja, asing hanya boleh membeli apartemen dengan harga di atas Rp 5 miliar per unit. Kata Bong, perusahaannya sudah mengeluarkan investasi Rp125 miliar untuk akuisisi lahan. Namun, dia mengaku belum menghitung berapa besar nilai investasi untuk konstruksinya. Dia juga belum memastikan kapan pembangunan dimulai. “Yang jelas, proyek akan diluncurkan Agustus 2015,” ujar Bong.
Triniti akan menggandeng PT Waskita Karya Tbk dengan skema kerja sama operasi (KSO) untuk mengerjakan proyek Yukata. Waskita akan menggenggam 51% saham, sisanya milik Triniti. Sementara itu, pengembang properti, Forza Land mulai membangun proyek One Azure Apartment Serpong, Tangerang, Banten. Proyek ini dibangun setelah pengembang ini berhasil membangun hunian kelas premium One Casablanca Residence di Jakarta. “Hunian vertikal (apartemen) sudah menjadi kebutuhan kaum urban yang mementingkan pola hidup praktis.
Ini yang membuat kami optimistis permintaan untuk hunian vertikal semakin meningkat pada akhir 2015, khususnya di Serpong yang kawasannya sudah berkembang,” ujar Project Director Forza Land Ali Sutra. One Azure merupakan apartemen single tower yang dibangun di atas lahan seluas 5.000 meter persegi.
Desain bangunannya memiliki tiga sayap (Ador, Bliss, dan Cloud) yang saling terhubung. Apartemen yang memiliki 1.000 unit itu terdiri atas tipe studio (25-35 meter persegi), 1 bedroom /BR (35-45 meter persegi), dan 2BR (60-64 meter persegi). Forza Land membanderol apartemen seharga Rp13 jutaan per meter persegi atau sekitar Rp300 jutaan per unit. Menurut dia, tren investasi pun mulai beralih dari hunian tapak (landed ) ke hunian vertikal.
Sementara itu, hunian berketinggian 49 lantai ini mengusung gaya arsitektur futuristik modern karya arsitek Desmond Tan, Mirage International, Singapura. Desmond Tan kerap meraih berbagai penghargaan arsitektur kelas dunia. Karya-karyanya antara lain Technological and Business Parks di Singapura dan sejumlah proyek prestisius di Beijing, Shanghai, London, Tokyo, Hong Kong, dan Kuala Lumpur.
Apartemen satu menara tersebut didukung dengan tiga sayap (wing) bangunan yang saling terhubung, yakni wing Ador, Bliss, dan Cloud. Proyek dilengkapi berbagai fasilitas penunjang pendidikan, kesehatan, serta aktivitas lain yang mendukung. Fasilitas penunjang tersebut antara lain google room, health corner, three on three basketball, wall climbing, mini futsal, cycle track, thematic relaxing pool, yoga class, student service, cafe, retail store , serta laundry.
“Hingga saat ini penjualan sudah mencapai 70% dan serah terima unit ONE Azure Apartment akan dilakukan pada kuartal ketiga tahun 2018,” kata Ali.
Rendra hanggara
(ars)