Omzet UMKM Turun 30%
A
A
A
JAKARTA - Penyaluran pembiayaan bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang dilakukan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) hingga semester I/2015 mencapai Rp1,27 triliun atau masih di bawah target Rp1,3 triliun.
”Omzet UMKM turun 30% dalam lima bulan terakhir, hal tersebut menyebabkan pinjaman ke PNM turun 10-20%,” kata Direktur Utama PNM Parman Nataatmadja di Jakarta, kemarin. Menurut dia, perlambatan pertumbuhan ekonomi menyebabkan merosotnya pendapatan pada sektor usaha kecil dan menengah.
Hal tersebut juga turut berdampak pada penurunan permintaan pinjaman kepada lembaga keuangan, di antaranya PNM. Menurut Parman, hingga akhir tahun ini perseroan membidik penyaluran pembiayaan baru sebesar Rp3 triliun. ”Nonperforming loan (NPL) hingga akhir Juni mencapai 3,8%, sedangkan hingga Desember 2014 sebesar 2,8%.
Ada peningkatan NPL sebesar 1% dalam enam bulan ini,” paparnya. Capaian secara outstanding dalam enam bulan ini juga belum berhasil meraih target. Outstanding pembiayaan PNM mencapai Rp3,8 triliun dari target Rp3,9 triliun pada semester I/2015. Sementara hingga penghujung 2015, total outstanding yang dibidik sebesar Rp4,1 triliun.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perseroan sebagai lembaga pembiayaan pelat merah khusus sektor UMKM akan terus menekankan peningkatan kompetensi nasabah. Dia juga optimistis kondisi ekonomi pada semester II/ 2015 akan lebih baik, karena didukung dengan pencairan anggaran infrastruktur oleh pemerintah. ”Kita harus mengetahui kapasitas dari industri itu sendiri.
Jadi, kompetensi harus ditingkatkan. Selain dibutuhkan pembiayaan, juga perlu pelatihan untuk kompetensi,” jelasnya. Guna mendukung penyaluran pembiayaan, pada semester kedua tahun ini perseroan berencana menerbitkan obligasi tahap II sebesar Rp500 miliar. Penerbitan obligasi tersebut merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) yang secara keseluruhan mencapai Rp2 triliun.
Sementara, Corporate Secretary PNM Gung Panggodo Supriyanto mengatakan dari total sumber pendanaan perseroan, komposisi surat utang mencapai 60%, sedangkan 40% sisanya berasal dari bank. PNM juga akan memperoleh penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp1 triliun pada paruh kedua tahun ini.
”Kami akan memacu pembiayaan, serta memperluas jaringan mikro melalui ULaMM. PNM menargetkan tambahan 1.200 unit ULaMM dari 691 yang ada. Kami harapkan sebelum akhir tahun ini selesai,” ujar dia.
Heru febrianto
”Omzet UMKM turun 30% dalam lima bulan terakhir, hal tersebut menyebabkan pinjaman ke PNM turun 10-20%,” kata Direktur Utama PNM Parman Nataatmadja di Jakarta, kemarin. Menurut dia, perlambatan pertumbuhan ekonomi menyebabkan merosotnya pendapatan pada sektor usaha kecil dan menengah.
Hal tersebut juga turut berdampak pada penurunan permintaan pinjaman kepada lembaga keuangan, di antaranya PNM. Menurut Parman, hingga akhir tahun ini perseroan membidik penyaluran pembiayaan baru sebesar Rp3 triliun. ”Nonperforming loan (NPL) hingga akhir Juni mencapai 3,8%, sedangkan hingga Desember 2014 sebesar 2,8%.
Ada peningkatan NPL sebesar 1% dalam enam bulan ini,” paparnya. Capaian secara outstanding dalam enam bulan ini juga belum berhasil meraih target. Outstanding pembiayaan PNM mencapai Rp3,8 triliun dari target Rp3,9 triliun pada semester I/2015. Sementara hingga penghujung 2015, total outstanding yang dibidik sebesar Rp4,1 triliun.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perseroan sebagai lembaga pembiayaan pelat merah khusus sektor UMKM akan terus menekankan peningkatan kompetensi nasabah. Dia juga optimistis kondisi ekonomi pada semester II/ 2015 akan lebih baik, karena didukung dengan pencairan anggaran infrastruktur oleh pemerintah. ”Kita harus mengetahui kapasitas dari industri itu sendiri.
Jadi, kompetensi harus ditingkatkan. Selain dibutuhkan pembiayaan, juga perlu pelatihan untuk kompetensi,” jelasnya. Guna mendukung penyaluran pembiayaan, pada semester kedua tahun ini perseroan berencana menerbitkan obligasi tahap II sebesar Rp500 miliar. Penerbitan obligasi tersebut merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) yang secara keseluruhan mencapai Rp2 triliun.
Sementara, Corporate Secretary PNM Gung Panggodo Supriyanto mengatakan dari total sumber pendanaan perseroan, komposisi surat utang mencapai 60%, sedangkan 40% sisanya berasal dari bank. PNM juga akan memperoleh penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp1 triliun pada paruh kedua tahun ini.
”Kami akan memacu pembiayaan, serta memperluas jaringan mikro melalui ULaMM. PNM menargetkan tambahan 1.200 unit ULaMM dari 691 yang ada. Kami harapkan sebelum akhir tahun ini selesai,” ujar dia.
Heru febrianto
(bbg)