Jangan Simpan Kentang Busuk
A
A
A
Pada suatu hari di sebuah sekolah dasar, seorang guru mengadakan permainan dengan para muridnya. Saat itu semua murid telah membawa kantong plastik transparan beserta beberapa kentang kecil.
Kemudian ibu guru berkata, ”Anak-anak, apakah ada di antara kalian yang mempunyai rasa tidak senang atau benci kepada yang lain?” Spontan anak-anak itu menjawab, ”Ada, Buuu..!” ”Nah, kalau begitu tuliskanlah huruf atau kode yang menunjukkan orang tersebut di kentang yang kalian bawa.
Kalau ada yang punya rasa tidak senang kepada lebih dari satu orang, berarti kentangnya harus sebanyak orangnya ya.” Kemudian, masing- masing anak menandai kentangnya sesuai dengan jumlah orang yang tidak disenangi. Ada anak yang menuliskannya pada satu kentang, dua kentang atau bahkan lebih. Lalu, ibu guru menjelaskan, ”Aturan permainannya adalah seperti ini.
Kalian harus membawa kentang itu di dalam kantong plastik selama satu minggu. Tidak berat kan?” tanya bu guru. Anak-anak itu menggelengkan kepalanya. Kemudian, selama satu minggu di sekolah, mereka semua membawa kentangnya ke mana-mana. Baik saat makan di kantin, ke toilet, main di lapangan, atau di kegiatan lainnya.
Hari pertama tidak ada masalah karena murid-murid menganggapnya tugas yang mudah. Akan tetapi setelah beberapa hari, kentang yang mereka bawa mulai berubah warna menjadi hitam dan mulai membusuk. Aromanya sangat tidak enak. Anakanak yang membawa lebih dari satu kentang mulai merasakan beratnya tugas ini. Setelah satu minggu, ibu guru membahas tugas ini di kelas bersama para muridnya.
”Bu guru, rasanya tidak enak sekali membawa kentang busuk ke mana-mana. Saya jadi tidak enak makan,” kata seorang murid. Murid-murid yang lain mengiyakan dan bergantian curhat kepada ibu guru, tentang betapa tidak enaknya membawa kentang busuk ke mana-mana. Kemudian sang guru menjelaskan arti permainan itu.
”Anak-anak, kentang itu ibarat kebencian atau rasa tidak suka yang kita pendam terus terhadap seseorang, yang terus kita bawa ke mana-mana. Sangat tidak nyaman kan? Karena itu, jangan menyimpan dendam atas kesalahan yang dilakukan oleh teman atau orang lain kepada kita.
Semakin lama kita simpan dalam hati, maka kita akan semakin merusak mental dan jiwa, sama seperti racun yang ada dalam kentang busuk ini. Apakah kalian memahami penjelasan ini?” ”Paham, Bu,” jawab mereka serempak.
The Cup of Wisdom
Kesalahan orang kepada kita, apa pun bentuknya (bisa disengaja atau tidak disengaja), yang pasti kalau kita ingat terus, apalagi timbul dendam dan berusaha membalas dengan lebih kejam lagi, maka sepanjang hidup justru kita akan menderita.
Sebaliknya kalau kita yang melakukan kesalahan, baik itu disengaja atau tidak, maka percepat minta maaf atas kesalahan yang kita lakukan. Puasa di bulan Ramadan ini, sungguh saat tepat untuk mengingatkan kita, agar senantiasa mampu menahan godanya nafsu, terutama amarah dan kebencian.
Mari berlatih untuk saling memaafkan, mengampuni. Bukan sekadar di mulut, tetapi ikhlas dari lubuk hati, agar Idul Fitri nanti menjadi momen kemenangan kita di mata ilahi. Salam sukses luar biasa!
Andrie wongso
A cup of wisdom
Motivation & inspiration
Kemudian ibu guru berkata, ”Anak-anak, apakah ada di antara kalian yang mempunyai rasa tidak senang atau benci kepada yang lain?” Spontan anak-anak itu menjawab, ”Ada, Buuu..!” ”Nah, kalau begitu tuliskanlah huruf atau kode yang menunjukkan orang tersebut di kentang yang kalian bawa.
Kalau ada yang punya rasa tidak senang kepada lebih dari satu orang, berarti kentangnya harus sebanyak orangnya ya.” Kemudian, masing- masing anak menandai kentangnya sesuai dengan jumlah orang yang tidak disenangi. Ada anak yang menuliskannya pada satu kentang, dua kentang atau bahkan lebih. Lalu, ibu guru menjelaskan, ”Aturan permainannya adalah seperti ini.
Kalian harus membawa kentang itu di dalam kantong plastik selama satu minggu. Tidak berat kan?” tanya bu guru. Anak-anak itu menggelengkan kepalanya. Kemudian, selama satu minggu di sekolah, mereka semua membawa kentangnya ke mana-mana. Baik saat makan di kantin, ke toilet, main di lapangan, atau di kegiatan lainnya.
Hari pertama tidak ada masalah karena murid-murid menganggapnya tugas yang mudah. Akan tetapi setelah beberapa hari, kentang yang mereka bawa mulai berubah warna menjadi hitam dan mulai membusuk. Aromanya sangat tidak enak. Anakanak yang membawa lebih dari satu kentang mulai merasakan beratnya tugas ini. Setelah satu minggu, ibu guru membahas tugas ini di kelas bersama para muridnya.
”Bu guru, rasanya tidak enak sekali membawa kentang busuk ke mana-mana. Saya jadi tidak enak makan,” kata seorang murid. Murid-murid yang lain mengiyakan dan bergantian curhat kepada ibu guru, tentang betapa tidak enaknya membawa kentang busuk ke mana-mana. Kemudian sang guru menjelaskan arti permainan itu.
”Anak-anak, kentang itu ibarat kebencian atau rasa tidak suka yang kita pendam terus terhadap seseorang, yang terus kita bawa ke mana-mana. Sangat tidak nyaman kan? Karena itu, jangan menyimpan dendam atas kesalahan yang dilakukan oleh teman atau orang lain kepada kita.
Semakin lama kita simpan dalam hati, maka kita akan semakin merusak mental dan jiwa, sama seperti racun yang ada dalam kentang busuk ini. Apakah kalian memahami penjelasan ini?” ”Paham, Bu,” jawab mereka serempak.
The Cup of Wisdom
Kesalahan orang kepada kita, apa pun bentuknya (bisa disengaja atau tidak disengaja), yang pasti kalau kita ingat terus, apalagi timbul dendam dan berusaha membalas dengan lebih kejam lagi, maka sepanjang hidup justru kita akan menderita.
Sebaliknya kalau kita yang melakukan kesalahan, baik itu disengaja atau tidak, maka percepat minta maaf atas kesalahan yang kita lakukan. Puasa di bulan Ramadan ini, sungguh saat tepat untuk mengingatkan kita, agar senantiasa mampu menahan godanya nafsu, terutama amarah dan kebencian.
Mari berlatih untuk saling memaafkan, mengampuni. Bukan sekadar di mulut, tetapi ikhlas dari lubuk hati, agar Idul Fitri nanti menjadi momen kemenangan kita di mata ilahi. Salam sukses luar biasa!
Andrie wongso
A cup of wisdom
Motivation & inspiration
(bbg)