Investor Eropa Tertarik Biayai Infrastruktur

Senin, 13 Juli 2015 - 10:30 WIB
Investor Eropa Tertarik...
Investor Eropa Tertarik Biayai Infrastruktur
A A A
JAKARTA - Sejumlah investor asal Eropa berkomitmen turut ambil bagian dalam membiayai pembangunan infrastruktur di Tanah Air. Mereka membidik pembiayaan tol, pelabuhan, bandara, dan pembangkit listrik.

”Saya minggu lalu berkunjung ke Jerman, Belanda, dan Inggris bertemu dengan pengusaha di sana. Umumnya mereka tertarik berinvestasi di Indonesia,” kata Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M Soemarno di sela acara ”Mudik Bareng BUMN 2015” di Parkir Timur Senayan, Jakarta, kemarin.

Menurut Rini, dalam perbincangannya tersebut, para pebisnis Eropa antusias menanyakan bagaimana dan apa saja yang menjadi prioritas pembangunan di Indonesia. ”Kita sampaikan, kita sedang membangun pembangkit listrik, tol, dan pelabuhan. Mereka tertarik.

Inggris, misalnya, dalam hal pembiayaan siap menggandeng perbankan, sedangkan Jerman siap bekerja sama dengan KFW (Bank Pembangunan Jerman),” ujarnya. Rini menjelaskan, beberapa di antara perusahaan tersebut sudah ada yang telah berinvestasi di Indonesia, seperti Siemens yang memproduksi komponen ataupun turbin di Cilegon, Banten.

”Mereka berharap bisa mengembangkannya lebih lanjut. Akan tetapi, kita akan lebih senang jika turbin-turbin itu dibuat di Indonesia minimal 20-50 megawatt (MW) sehingga program pengembangan listrik 35.000 MW akan banyak menggunakan produk lokal,” ujar Rini. Dengan Belanda, Rini mengaku sudah bertemu dengan pengelola Port Rotterdam.

Perusahaan itu sudah memberi isyarat siap bekerja sama dengan Pelindo III mengembangkan Pelabuhan Kuala Tanjung, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara. Meski demikian, Rini tidak memerinci lebih lanjut nilai komitmen pembiayaan yang bisa diinvestasikan pengusaha asal Eropa tersebut. ”Belum, masih dijajaki, terutama soal pembiayaan jangka panjang dengan bunga yang atraktif,” ujarnya.

Menurut Rini, investor Eropa menekankan bahwa dalam pembiayaan investasi akan berpartisipasi dalam proyek listrik ramah lingkungan seperti gas atau energi terbarukan. Eropa itu, kata Rini, terkenal dengan pembangkit dengan teknologi kincir air, tenaga ombak, hidropower , panel surya.

”Sesuai dengan arahan Presiden Jokowi, perlunya memanfaatkan energi terbarukan dalam pembangkit tenaga listrik ke depan, sehingga tidak hanya batu bara, karena bagaimanapun tingkat polusinya lebih tinggi,” ujar Rini. Sementara itu, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) meyakini perekonomian nasional yang melambat tidak akan mempengaruhi minat investasi.

Namun, momentum ini harus dijaga dengan terus memperbaiki iklim investasi. Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan, keyakinan tersebut didasarkan pada pantauan terhadap 54 proyek penanaman modal asing (PMA) senilai USD13,62 miliar yang terus berjalan.

Dia pun mengklaim perlambatan ekonomi tidak berdampak negatif terhadap investasi. ”Saya melihat investasi terus bergerak. Tidak ada (investor) yang menunda ataupun membatalkan. Tapi mereka justru ingin mempercepat,” kata Franky saat jumpa pers di Gedung BKPM, Jakarta, Jumat (10/7). Franky menuturkan, dari 54 proyek yang dipantau, dua proyek senilai USD705,52 juta di sektor hilir pertambangan dan industri komponen automotif sudah memasuki tahap komersial.

Sementara sisanya masih dalam proses konstruksi. Franky menjabarkan, sesuai rencana bisnis masing-masing perusahaan, ke-54 proyek itu akan menyerap 43.444 tenaga kerja langsung. Selain itu, ekonomi juga akan terdorong dengan adanya ekspor senilai USD3,33 miliar/tahun dan menghemat devisa dari penurunan impor senilai USD1,15 miliar/tahun.

Franky melanjutkan, pihaknya fokus mendorong industri yang memiliki tipikal padat karya, berorientasi ekspor, substitusi impor, dan hilirisasi. Untuk itu, peran pemerintah ke depan adalah mempercepat realisasi investasi dengan mencari solusi atas kendala yang dihadapi investor.

Arsy Ani S/ Rahmat Fiansyah
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6797 seconds (0.1#10.140)