Penurunan Harga Hanya di Jabodetabek
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah mengklaim harga kebutuhan pokok menjelang Lebaran stabil dan cenderung turun. Namun, penurunan harga tidak secara merata terjadi di semua daerah.
Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan, secara umum saat ini harga-harga bahan pangan di pasar relatif turun, kecuali cabai. Beberapa bahan pangan seperti telur yang sempat naik awal Ramadan juga relatif stabil.
Namun, lanjutnya, jika dicermati secara utuh, penurunan harga hanya terjadi di kawasan Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Sementara daerah lainnya terutama di luar Pulau Jawa masih bertahan dengan harga yang tinggi. ”Kami mengapresiasi (pemerintah) dari tahun ke tahun tidak pernah sebelum Lebaran itu hargaturun.
Kaliiniharganya turun, tapi itu di Jabodetabek,” ujarnya kepada media di sela-sela acara sahur bersama Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel dan pedagang pasar di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta, akhir pekan lalu. Menurut Mansuri, kelemahan pada distribusi menjadi penyebab tersendatnya pasokan bahan pangan ke daerah-daerah sehinggastokdidaerahmenipisdan harga menjadi jauh lebih mahal.
Untuk itu, dia mengingatkan KementerianPerdagangan( Kemendag) dan kementerian terkait untukmengawaldanmemangkas panjangnya rantai distribusi. Dengan memangkas rantai distribusi, biaya distribusi yang selama ini berkisar 10-21% diharapkan juga bisa ditekan. ”Kami mengusulkan ada subsidi distribusi untuk memotong harga,” pintanya.
Mendag mengatakan, pemerintah akan mengatur kembali sistem distribusi dan rantai pasok supaya bisa mengendalikan harga dengan lebih baik dan pasokan bahan pangan bisa terjamin ketersediaannya. Namun, kata Mendag, aspek produksi juga harus ditingkatkan dan petani didorong untuk bisa meningkatkan produksinya.
Sementara terkait harga bahan pangan pokok, Mendag mengklaim hingga saat ini masih stabil. ”Kalaupun ada kenaikan masih normal, sekitar 0,2%. Masih umum lah, enggak apa-apa, pedagang kan mau berlebaran juga. Mau pulang kampung bawa sesuatu dari hasil dagangannya,” tuturnya.
Mendag mengimbau seluruh pedagang agar tidak melakukan hal-hal yang dapat mengganggu perekonomian. ”Saya mengimbau kepada para pedagang agar tidak menaikkan harga terlalu tinggi, karena itu akan berpengaruh kepada inflasi kita,” katanya. Berdasarkan catatan Kemendag, perkembanganhargarata-rata nasional barang kebutuhan pokokper9Juli2015jikadibandingkan satu minggu yang lalu cukup stabil, bahkan cenderung turun.
Komoditas yang mengalami penurunanharga, antaralaingula pasir turun 0,88% dari Rp13.125/kg menjadi Rp13.010/ kg; minyak goreng curah turun 0,36% dari Rp11.260/liter menjadi Rp11.220/liter. Selanjutnya, tepung terigu turun 0,22% dari Rp8.940/kg menjadi Rp8.920/kg; telur ayam ras turun 0,35% dari Rp22.730/kg menjadi Rp22.650/kg; bawang merah turun 4,12% dari Rp26.680/kg menjadi Rp25.580/ kg; danbawangputihturun2,02% dari Rp21.820/kg menjadi Rp21.380/kg.
Sementara komoditas lain seperti beras, kedelai impor, daging sapi, daging ayam beras, cabai merah keriting, cabai merah besar, dan cabai rawit merah mengalami kenaikan bervariasi. Jika dibuat rata-rata, kenaikan mulai 0,05-12,09%. Berdasarkan pantauan Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, di Pasar Induk Kramatjati, pasokan cabai mengalami penurunan 5,88% menjadi 80 ton dibandingkan hari sebelumnya yang mencapai 85 ton (pasokan normal berkisar 150-200 ton/hari).
Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan harga cabai. Harga cabai merah keriting naik 12% dari Rp25.000/kg menjadi Rp28.000/kg, cabai merah besar naik 9,09% dari Rp22.000/ kg menjadi Rp24.000/kg, dan cabai rawit merah naik 6,67% dari Rp30.000/kg menjadi Rp32.000/kg.
Sedangkan untuk komoditas bawang merah dan bawang putih, harga di Pasar Induk Kramatjati termonitor stabil yaitu Rp16.000/kg dan Rp18.000/kg.
Inda Susanti
Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan, secara umum saat ini harga-harga bahan pangan di pasar relatif turun, kecuali cabai. Beberapa bahan pangan seperti telur yang sempat naik awal Ramadan juga relatif stabil.
Namun, lanjutnya, jika dicermati secara utuh, penurunan harga hanya terjadi di kawasan Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Sementara daerah lainnya terutama di luar Pulau Jawa masih bertahan dengan harga yang tinggi. ”Kami mengapresiasi (pemerintah) dari tahun ke tahun tidak pernah sebelum Lebaran itu hargaturun.
Kaliiniharganya turun, tapi itu di Jabodetabek,” ujarnya kepada media di sela-sela acara sahur bersama Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel dan pedagang pasar di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta, akhir pekan lalu. Menurut Mansuri, kelemahan pada distribusi menjadi penyebab tersendatnya pasokan bahan pangan ke daerah-daerah sehinggastokdidaerahmenipisdan harga menjadi jauh lebih mahal.
Untuk itu, dia mengingatkan KementerianPerdagangan( Kemendag) dan kementerian terkait untukmengawaldanmemangkas panjangnya rantai distribusi. Dengan memangkas rantai distribusi, biaya distribusi yang selama ini berkisar 10-21% diharapkan juga bisa ditekan. ”Kami mengusulkan ada subsidi distribusi untuk memotong harga,” pintanya.
Mendag mengatakan, pemerintah akan mengatur kembali sistem distribusi dan rantai pasok supaya bisa mengendalikan harga dengan lebih baik dan pasokan bahan pangan bisa terjamin ketersediaannya. Namun, kata Mendag, aspek produksi juga harus ditingkatkan dan petani didorong untuk bisa meningkatkan produksinya.
Sementara terkait harga bahan pangan pokok, Mendag mengklaim hingga saat ini masih stabil. ”Kalaupun ada kenaikan masih normal, sekitar 0,2%. Masih umum lah, enggak apa-apa, pedagang kan mau berlebaran juga. Mau pulang kampung bawa sesuatu dari hasil dagangannya,” tuturnya.
Mendag mengimbau seluruh pedagang agar tidak melakukan hal-hal yang dapat mengganggu perekonomian. ”Saya mengimbau kepada para pedagang agar tidak menaikkan harga terlalu tinggi, karena itu akan berpengaruh kepada inflasi kita,” katanya. Berdasarkan catatan Kemendag, perkembanganhargarata-rata nasional barang kebutuhan pokokper9Juli2015jikadibandingkan satu minggu yang lalu cukup stabil, bahkan cenderung turun.
Komoditas yang mengalami penurunanharga, antaralaingula pasir turun 0,88% dari Rp13.125/kg menjadi Rp13.010/ kg; minyak goreng curah turun 0,36% dari Rp11.260/liter menjadi Rp11.220/liter. Selanjutnya, tepung terigu turun 0,22% dari Rp8.940/kg menjadi Rp8.920/kg; telur ayam ras turun 0,35% dari Rp22.730/kg menjadi Rp22.650/kg; bawang merah turun 4,12% dari Rp26.680/kg menjadi Rp25.580/ kg; danbawangputihturun2,02% dari Rp21.820/kg menjadi Rp21.380/kg.
Sementara komoditas lain seperti beras, kedelai impor, daging sapi, daging ayam beras, cabai merah keriting, cabai merah besar, dan cabai rawit merah mengalami kenaikan bervariasi. Jika dibuat rata-rata, kenaikan mulai 0,05-12,09%. Berdasarkan pantauan Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, di Pasar Induk Kramatjati, pasokan cabai mengalami penurunan 5,88% menjadi 80 ton dibandingkan hari sebelumnya yang mencapai 85 ton (pasokan normal berkisar 150-200 ton/hari).
Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan harga cabai. Harga cabai merah keriting naik 12% dari Rp25.000/kg menjadi Rp28.000/kg, cabai merah besar naik 9,09% dari Rp22.000/ kg menjadi Rp24.000/kg, dan cabai rawit merah naik 6,67% dari Rp30.000/kg menjadi Rp32.000/kg.
Sedangkan untuk komoditas bawang merah dan bawang putih, harga di Pasar Induk Kramatjati termonitor stabil yaitu Rp16.000/kg dan Rp18.000/kg.
Inda Susanti
(bbg)