PLTU Batang Siap Dibangun Agustus
Senin, 13 Juli 2015 - 17:25 WIB
PLTU Batang Siap Dibangun Agustus
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama (Dirut) PT PLN (Persero) Sofyan Basir menegaskan, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang, Jawa Tengah (Jateng) siap dibangun pada Agustus 2015.
Peletakan batu pertama (groundbreaking) PLTU berkapasitas 2X1.000 megawatt (MW) tersebut rencananya akan dilaksanakan pada waktu tersebut.
"Saya buru segera, mudah-mudahan kalau Juli selesai, paling telat Agustus. Harus itu, harus. Pokoknya kalau enggak, nanti kita keras-kerasan," tegas Sofyan di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (13/7/2015).
Dia mengungkapkan, saat ini proses pembebasan lahan tinggal tersisa sembilan hektare (ha). Badan Pertanahan Nasional (BPN) Batang tengah mengukur dan mendata satu per satu lahan untuk kemudian dibebaskan lewat pengadilan.
"Sekarang mereka lagi mengukur satu persatu lahan, di lain pihak kita pun melakukan sosialisasi dan pengukuran. Ketika pengukuran ini selesai, mereka diinformasikan bahwa uang dititipkan di pengadilan. Terus mudah-mudahan pengukuran ini selesai 28-29 Juli ini," pungkasnya.
Sekadar informasi, rencana pembangunan PLTU Batang selama ini selalu memunculkan penolakan dari ratusan warga pemilik lahan calon pembangkit listrik terbesar di Asia Tenggara tersebut.
Banyak aktivis lingkungan juga mengkritik proyek yang digagas di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut. Mereka menganggap PLTU, yang sumber energinya batu bara, berpotensi meningkatkan emisi gas rumah kaca di Indonesia dan melahap area sawah produktif.
Peletakan batu pertama (groundbreaking) PLTU berkapasitas 2X1.000 megawatt (MW) tersebut rencananya akan dilaksanakan pada waktu tersebut.
"Saya buru segera, mudah-mudahan kalau Juli selesai, paling telat Agustus. Harus itu, harus. Pokoknya kalau enggak, nanti kita keras-kerasan," tegas Sofyan di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (13/7/2015).
Dia mengungkapkan, saat ini proses pembebasan lahan tinggal tersisa sembilan hektare (ha). Badan Pertanahan Nasional (BPN) Batang tengah mengukur dan mendata satu per satu lahan untuk kemudian dibebaskan lewat pengadilan.
"Sekarang mereka lagi mengukur satu persatu lahan, di lain pihak kita pun melakukan sosialisasi dan pengukuran. Ketika pengukuran ini selesai, mereka diinformasikan bahwa uang dititipkan di pengadilan. Terus mudah-mudahan pengukuran ini selesai 28-29 Juli ini," pungkasnya.
Sekadar informasi, rencana pembangunan PLTU Batang selama ini selalu memunculkan penolakan dari ratusan warga pemilik lahan calon pembangkit listrik terbesar di Asia Tenggara tersebut.
Banyak aktivis lingkungan juga mengkritik proyek yang digagas di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut. Mereka menganggap PLTU, yang sumber energinya batu bara, berpotensi meningkatkan emisi gas rumah kaca di Indonesia dan melahap area sawah produktif.
(izz)
