Thai Airways Akan Pangkas 1.401 Pekerja
A
A
A
BANGKOK - Thai Airways International Pcl berencana memangkas 1.401 pekerja melalui pensiun sukarela pada tahun ini dan menghentikan operasional penerbangan ke rute yang rugi demi mendorong rencana restrukturisasi.
Maskapai penerbangan nasional Thailand tersebut akan mengurangi biaya operasional dan kapasitas sebesar 20% di bawah rencana dua tahun, di samping rencana untuk menjual pesawat dan pengurangan staf. Perusahaan ini menjadi salah satu dari beberapa perusahaan yang dikendalikan negara.
Presiden Thai Airways International Charumporn Jotikasthira mengatakan, suspensi penerbangan akan mengurangi kapasitas sebesar 5%. Perusahaan menargetkan memangkas kapasitas sebesar 15% selama paruh kedua tahun ini.
"Ini normal, di mana kita harus memangkas biaya dan menyesuaikan penerbangan sesuai perubahan situasi," katanya, seperti dilansir dari Reuters, Senin (27/7/2015).
Dia menambahkan, maskapai telah menyiapkan anggaran sebesar 5,3 miliar baht atau setara USD151,86 juta untuk skema pensiun sukarela.
Menurut dia, jumlah itu tidak termasuk pekerja yang akan mencapai usia pensiun pada tahun ini. Sementara Thai Airways menargetkan bisa memangkas biaya operasional hingga 9 miliar baht pada tahun ini.
Mulai 25 Oktober 2015, maskapai akan menghentikan penerbangan dengan rute Bangkok-Los Angeles dan Bangkok-Roma. Rute tersebut merugikan perusahaan lebih dari 100 juta baht tiap tahunnya.
Suspensi penerbangan ke Los Angeles akan menutup operasional Thai Airways di Amerika Serikat (AS). Perusahaan menghentikan penerbangan ke New York pada tahun 2008, juga karena rute itu tidak menguntungkan.
Di sisi lain, operator andalan Thailand akan menggandakan jumlah penerbangan dari Bangkok ke London dan Bangkok ke Frankfurt selama dua kali sehari.
Untuk mengurangi biaya, Thai Airways juga akan memangkas frekuensi penerbangan ke Kolkata, India. Hal ini akan mentransfer operasi tiga rute, Hyderabad di India, Changsha di China dan Luang Prabang di Laos.
Maskapai penerbangan nasional Thailand tersebut akan mengurangi biaya operasional dan kapasitas sebesar 20% di bawah rencana dua tahun, di samping rencana untuk menjual pesawat dan pengurangan staf. Perusahaan ini menjadi salah satu dari beberapa perusahaan yang dikendalikan negara.
Presiden Thai Airways International Charumporn Jotikasthira mengatakan, suspensi penerbangan akan mengurangi kapasitas sebesar 5%. Perusahaan menargetkan memangkas kapasitas sebesar 15% selama paruh kedua tahun ini.
"Ini normal, di mana kita harus memangkas biaya dan menyesuaikan penerbangan sesuai perubahan situasi," katanya, seperti dilansir dari Reuters, Senin (27/7/2015).
Dia menambahkan, maskapai telah menyiapkan anggaran sebesar 5,3 miliar baht atau setara USD151,86 juta untuk skema pensiun sukarela.
Menurut dia, jumlah itu tidak termasuk pekerja yang akan mencapai usia pensiun pada tahun ini. Sementara Thai Airways menargetkan bisa memangkas biaya operasional hingga 9 miliar baht pada tahun ini.
Mulai 25 Oktober 2015, maskapai akan menghentikan penerbangan dengan rute Bangkok-Los Angeles dan Bangkok-Roma. Rute tersebut merugikan perusahaan lebih dari 100 juta baht tiap tahunnya.
Suspensi penerbangan ke Los Angeles akan menutup operasional Thai Airways di Amerika Serikat (AS). Perusahaan menghentikan penerbangan ke New York pada tahun 2008, juga karena rute itu tidak menguntungkan.
Di sisi lain, operator andalan Thailand akan menggandakan jumlah penerbangan dari Bangkok ke London dan Bangkok ke Frankfurt selama dua kali sehari.
Untuk mengurangi biaya, Thai Airways juga akan memangkas frekuensi penerbangan ke Kolkata, India. Hal ini akan mentransfer operasi tiga rute, Hyderabad di India, Changsha di China dan Luang Prabang di Laos.
(rna)