Pertamina Belum Kaji Migrasi Pertamax ke Pertalite
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) saat ini masih belum mengkaji angka pasti pergeseran alias migrasi konsumen bahan bakar minyak (BBM) jenis pertamax atau premium ke BBM baru pertalite.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menuturkan, sejauh ini konsumsi premium dan pertamax di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) masih normal dan belum ada perpindahan signifikan.
"Belum klasifikasi apakah perpindahan dari premium atau pertamax ke pertalite. Kami melihat di SPBU itu konsumsi premium, pertamax masih normal, belum ada yang signifikan," katanya di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (27/7/2015).
Secara umum, sambung Wianda, para bikers alias pengendara motor yang paling banyak mengonsumsi pertalite. Namun, kendaraan roda empat pun tidak kalah besarnya yang kini beralih ke pertalite. (Baca: Penjualan Pertalite Naik Drastis).
"Kendaraan roda empat isi di atas 20 liter. Ada yang isi 26 liter. Jadi kayaknya ada waktu tunggu tangki enggak terlalu penuh, agak kosong baru isi pertalite," imbuh dia.
Wianda menambahkan, sejauh ini pihaknya masih belum berencana melebarkan peredaran pertalite ke daerah-daerah lain. Saat ini, BUMN minyak dan gas (migas) tersebut masih akan fokus untuk 101 SPBU terlebih dahulu.
"Karena demand-nya naik. Ibaratnya gini, jangan sampai ada permintaan demand, tapi enggak bisa isi. Jadi, mungkin beberapa lama fokus ke 101 SPBU, baru roll up ke daerah lain," jelasnya.
Kendati demikian, perseroan menargetkan hingga akhir tahun BBM berkadar research octane number (RON) 90 ini akan beredar di seluruh pelosok Tanah Air. (Baca: Menkeu: Jangan Sampai Pertamina Menderita).
"Akhir tahun (pertalite di semua wilayah). Insya Allah kalau semuanya lancar, dari sisi penerimaan juga baik, kita dari sisi logistik dan distribusi bisa berjalan sesuai rencana, mudah-mudahan akhir tahun bisa di-roll up," pungkas dia.
Baca juga:
Pertalite Resmi Meluncur Rp8.400/Liter
Pertamina Klaim Pertalite Diminati Masyarakat
Penambahan Pasokan Pertalite Tergantung Pasar
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menuturkan, sejauh ini konsumsi premium dan pertamax di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) masih normal dan belum ada perpindahan signifikan.
"Belum klasifikasi apakah perpindahan dari premium atau pertamax ke pertalite. Kami melihat di SPBU itu konsumsi premium, pertamax masih normal, belum ada yang signifikan," katanya di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (27/7/2015).
Secara umum, sambung Wianda, para bikers alias pengendara motor yang paling banyak mengonsumsi pertalite. Namun, kendaraan roda empat pun tidak kalah besarnya yang kini beralih ke pertalite. (Baca: Penjualan Pertalite Naik Drastis).
"Kendaraan roda empat isi di atas 20 liter. Ada yang isi 26 liter. Jadi kayaknya ada waktu tunggu tangki enggak terlalu penuh, agak kosong baru isi pertalite," imbuh dia.
Wianda menambahkan, sejauh ini pihaknya masih belum berencana melebarkan peredaran pertalite ke daerah-daerah lain. Saat ini, BUMN minyak dan gas (migas) tersebut masih akan fokus untuk 101 SPBU terlebih dahulu.
"Karena demand-nya naik. Ibaratnya gini, jangan sampai ada permintaan demand, tapi enggak bisa isi. Jadi, mungkin beberapa lama fokus ke 101 SPBU, baru roll up ke daerah lain," jelasnya.
Kendati demikian, perseroan menargetkan hingga akhir tahun BBM berkadar research octane number (RON) 90 ini akan beredar di seluruh pelosok Tanah Air. (Baca: Menkeu: Jangan Sampai Pertamina Menderita).
"Akhir tahun (pertalite di semua wilayah). Insya Allah kalau semuanya lancar, dari sisi penerimaan juga baik, kita dari sisi logistik dan distribusi bisa berjalan sesuai rencana, mudah-mudahan akhir tahun bisa di-roll up," pungkas dia.
Baca juga:
Pertalite Resmi Meluncur Rp8.400/Liter
Pertamina Klaim Pertalite Diminati Masyarakat
Penambahan Pasokan Pertalite Tergantung Pasar
(izz)