Apartemen Terjangkau Masih Tersedia
A
A
A
Tingginya permintaan apartemen akibat semakin terbatasnya lahan, meningkatnya volume kendaraan dan penduduk yang semakin padat di kawasan Jabodetabek membuat harga jual hunian vertikal ini membumbung tinggi.
Namun masih ada sejumlah pengembang yang menawarkan apartemen terjangkau terutama yang berlokasi di kawasan sub-urban.
Jenis hunian vertikal seperti apartemen atau kondominium belakangan menjadi pilihan yang ideal dan prospektif bagi banyak kalangan terutama profesional. Mereka umumnya membutuhkan tempat tinggal yang eksklusif, dekat dengan lokasi kerja dan memberikan fasilitas lebih yang sangat berbeda dengan perumahan.
Dengan hidup di apartemen di tengah kota, bisa menguntungkan penghuni. Waktu tidak terbuang habis ditengah kemacetan menuju ke kantor atau sebaliknya. Biaya perjalanan pun bisa dihemat karena jaraknya relatif dekat.
Termasuk di ibukota Jakarta yang semakin disesaki bangunan-bangunan tinggi, tanpa terkecuali gedung apartemen yang terus bertumbuh begitu pesat. Tingginya permintaan akan apartemen membuat harga properti ini meroket.
Selain untuk dihuni, hunian vertikal ini juga diburu berbagai kalangan sebagai sarana investasi karena peluang meraup untung yang berlipat. Namun tak perlu resah karena sejumlah apartemen berharga terjangkau masih tersedia dan tengah dipasarkan oleh sejumlah pengembang.
Salah satunya besutan PT. PP Properti melalui proyek apartemen bersubsidi Gunung Putri Square yang terletak di Jalan Mercedes Benz, Gunung Putri, Bogor. Apartemen di atas lahan seluas 2,1 hektare ini menawarkan dua menara hunian setinggi 30 lantai, yakni Pinus (896 unit) dan Palem (840 unit).
“Tower Pinus yang telah terjual 83% mulai dibangun sejak 29 April 2015 lalu,” tutur Ian Oktaviandi, Project Manager GunungPutri Square. Menurut dia, serah terima unit di Tower Pinus akan mulai dilakukan pada 2017 mendatang. Ada dua tipe hunian yang dipasarkan, yakni tipe 21 dan 24 dengan harga Rp7,65 juta per meter persegi.
“Harga ini sudah mengalami kenaikan dari Rp6,8 juta per meter persegi sejak dipasarkan September 2014 lalu,” kata Iwan Risdianto, Marketing Manager Gunung Putri Square. Selanjutnya, Ian memaparkan, Tower Palem akan mulai dipasarkan pada Juli 2015 dan pembangunannya akan dilaksanakan pada kuartal pertama 2016.
Sedangkan pada 2017 akan dibangun ruko dan 2018 akan dibangun pasar segar. “Jadi, saat proyek ini rampung pada 2019, semua fasilitas hunian sudah jadi,” sebutnya. Iwan menguraikan, untuk dapat memiliki hunian di Gunung Putri Square pun cukup mudah, karena unit apartemen ini masih bisa dibiayai dengan FLPP (fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan) yang disubsidi pemerintah.
“Konsumen cuma dikenakan bunga flat5% selama masa cicilan. Uang muka sebesar 12,5% pun bisa dicicil selama 16 bulan,” ujar Iwan. Dia memberi ilustrasi, jika harga apartemen Rp180 juta, maka uang muka bisa dicicil Rp1,4 juta per bulan selama 16 bulan. Dengan tenor 20 tahun, maka cicilan per bulan hanya Rp1,2 juta, sementara dengan tenor Rp15 tahun, cicilannya Rp1,4 juta.
“Sebanyak 70% konsumen Gunung Putri Square menggunakan fasilitas FLPP,” kata Iwan. Sementara itu, di Bandung, Jawa Barat, apartemen khusus untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) berkonsep "Transit Apartment" mulai dibangun sekitar Juli-Agustus 2015.
Rendra Hanggara
Namun masih ada sejumlah pengembang yang menawarkan apartemen terjangkau terutama yang berlokasi di kawasan sub-urban.
Jenis hunian vertikal seperti apartemen atau kondominium belakangan menjadi pilihan yang ideal dan prospektif bagi banyak kalangan terutama profesional. Mereka umumnya membutuhkan tempat tinggal yang eksklusif, dekat dengan lokasi kerja dan memberikan fasilitas lebih yang sangat berbeda dengan perumahan.
Dengan hidup di apartemen di tengah kota, bisa menguntungkan penghuni. Waktu tidak terbuang habis ditengah kemacetan menuju ke kantor atau sebaliknya. Biaya perjalanan pun bisa dihemat karena jaraknya relatif dekat.
Termasuk di ibukota Jakarta yang semakin disesaki bangunan-bangunan tinggi, tanpa terkecuali gedung apartemen yang terus bertumbuh begitu pesat. Tingginya permintaan akan apartemen membuat harga properti ini meroket.
Selain untuk dihuni, hunian vertikal ini juga diburu berbagai kalangan sebagai sarana investasi karena peluang meraup untung yang berlipat. Namun tak perlu resah karena sejumlah apartemen berharga terjangkau masih tersedia dan tengah dipasarkan oleh sejumlah pengembang.
Salah satunya besutan PT. PP Properti melalui proyek apartemen bersubsidi Gunung Putri Square yang terletak di Jalan Mercedes Benz, Gunung Putri, Bogor. Apartemen di atas lahan seluas 2,1 hektare ini menawarkan dua menara hunian setinggi 30 lantai, yakni Pinus (896 unit) dan Palem (840 unit).
“Tower Pinus yang telah terjual 83% mulai dibangun sejak 29 April 2015 lalu,” tutur Ian Oktaviandi, Project Manager GunungPutri Square. Menurut dia, serah terima unit di Tower Pinus akan mulai dilakukan pada 2017 mendatang. Ada dua tipe hunian yang dipasarkan, yakni tipe 21 dan 24 dengan harga Rp7,65 juta per meter persegi.
“Harga ini sudah mengalami kenaikan dari Rp6,8 juta per meter persegi sejak dipasarkan September 2014 lalu,” kata Iwan Risdianto, Marketing Manager Gunung Putri Square. Selanjutnya, Ian memaparkan, Tower Palem akan mulai dipasarkan pada Juli 2015 dan pembangunannya akan dilaksanakan pada kuartal pertama 2016.
Sedangkan pada 2017 akan dibangun ruko dan 2018 akan dibangun pasar segar. “Jadi, saat proyek ini rampung pada 2019, semua fasilitas hunian sudah jadi,” sebutnya. Iwan menguraikan, untuk dapat memiliki hunian di Gunung Putri Square pun cukup mudah, karena unit apartemen ini masih bisa dibiayai dengan FLPP (fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan) yang disubsidi pemerintah.
“Konsumen cuma dikenakan bunga flat5% selama masa cicilan. Uang muka sebesar 12,5% pun bisa dicicil selama 16 bulan,” ujar Iwan. Dia memberi ilustrasi, jika harga apartemen Rp180 juta, maka uang muka bisa dicicil Rp1,4 juta per bulan selama 16 bulan. Dengan tenor 20 tahun, maka cicilan per bulan hanya Rp1,2 juta, sementara dengan tenor Rp15 tahun, cicilannya Rp1,4 juta.
“Sebanyak 70% konsumen Gunung Putri Square menggunakan fasilitas FLPP,” kata Iwan. Sementara itu, di Bandung, Jawa Barat, apartemen khusus untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) berkonsep "Transit Apartment" mulai dibangun sekitar Juli-Agustus 2015.
Rendra Hanggara
(ars)