Pendapatan PLN Semester I Tergerus 9,8%

Rabu, 29 Juli 2015 - 14:57 WIB
Pendapatan PLN Semester I Tergerus 9,8%
Pendapatan PLN Semester I Tergerus 9,8%
A A A
JAKARTA - PT PLN (Persero) mencatat total pendapatan usaha pada semester I/2015 tergerus 9,8% dibanding periode sama tahun lalu.

Tahun ini, pendapatan PLN sebesar Rp132,54 triliun atau turun Rp14,5 triliun dibanding periode sama tahun lalu yang mencapai Rp147,01 triliun.

Sekretaris Perusahaan PLN Adi Supriono menuturkan, meski secara total pendapatan perseroan mengalami penurunan, namun‎ pendapatan penjualan tenaga listrik PLN mengalami peningkatan sekitar 18,1% atau sekitar Rp101,3 triliun dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp85,7 triliun.

Dia mengatakan, pertumbuhan pendapatan tersebut disebabkan kenaika‎n volume penjualan kilowatt hour (kWh) semester I/2015 sebesar 99,4 terrawatt hour (TWh) atau naik 1,8% dibanding periode sama tahun lalu sebesar 97,6 TWh.

"Selain itu, adanya kenaikan harga jual rata-rata dari Rp878,44 per KWh menjadi Rp1.018,87 per KWh," katanya seperti dalam rilis perusahaan, Rabu (29/7/2015).

Adi menuturkan, jumlah pelanggan yang dilayani PLN hingga akhir Semester I/2015 mencapai 59,5 juta pelanggan atau naik 6,82% dari periode sama tahun sebelumnya sebanyak 55,7 juta pelanggan.

"Bertambahnya jumlah pelanggan ini juga mendorong kenaikan rasio elektrifikasi nasional dari 80,1% pada Juni 2014 menjadi 84,0% pada Juni 2015," imbuh dia.

Kendati mengalami peningkatan dalam jumlah pelanggan, namun beban usaha perusahaan turun sebesar Rp10,4 triliun atau 8,8% menjadi Rp107,8 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp118,2 triliun.

Penurunan ini terjadi karena program efisiensi yang terus dilakukan perusahaan melalui substitusi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dengan penggunaan batubara atau energi primer lain yang lebih murah serta turunnya harga komoditas energi primer.

Efisiensi terbesar terlihat dari berkurangnya biaya BBM sebesar Rp19,4 triliun atau 50,5%, sehingga pada Semester I 2015 menjadi Rp18,8 trilliun dari sebelumnya Rp37,9 trilliun.

Biaya pemakaian batu bara naik sebesar Rp2,1 triliun atau 10,2% menjadi Rp22,4 triliun dan biaya pemakaian gas naik dari Rp22,7 trilliun menjadi Rp23,2 trilliun.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7195 seconds (0.1#10.140)