Indef: Dongkrak Rupiah dengan Rem Kenaikan BI Rate
A
A
A
JAKARTA - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai, mengerem tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) pada level saat ini akan mampu mendongkrak nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) yang terus terperosok.
Pengamat ekonomi Indef Eko Listianto mengatakan, mempertahankan nilai tukar mata uang Garuda dengan menaikkan suku bunga bukan opsi yang baik lagi. Justru sebaliknya, menahan kenaikan BI rate akan mampu membantu rupiah kembali stabil. (Baca: Pemerintah Tak Punya Strategi Lagi Atasi Pelemahan Rupiah)
"Jadi mempertahankan nilai tukar dengan suku bunga bukan opsi lagi. Namun justru melalui tingkat bunga dipertahankan, kemudian ada sisi fiskal yang mendorong sektor swasta (bantu rupiah stabil)," katanya saat dihubungi Sindonews di Jakarta, Minggu (2/8/2015).
Dia menuturkan, kenaikan BI rate memang dipercaya akan mampu menjaga aliran dana keluar (capital outflow). Namun di sisi lain, sektor riil sudah kewalahan menghadapi pelemahan rupiah. (Baca: Pemerintah Tak Akan Pakai Cadangan Devisa Atasi Rupiah)
"Kalau (BI rate) naik, memang bisa menjaga capital outflow. Tapi sektor riil kita sudah mulai kelimpungan. Sudah terkena lah dari berbagai macam indikator, seperti pertumbuhan kredit menurun, daya beli masyarakat pun juga turun," pungkasnya. (Baca: Isu Suku Bunga Fed Hempaskan Rupiah)
Sekadar informasi, tingkat suku bunga BI rate hingga saat ini masih tertahan pada level 7,5%, sejak Februari 2015. BI rate sempat dinaikkan 0,25 basis poin pada November 2014 di level 7,75%, namun pada Februari 2015 kembali diturunkan di level 7,50%. (lly)
Baca juga:
Rupiah Berakhir Terkapar Lewati Rp13.500/USD
Stamina Loyo Bikin RI Rentan Kondisi Eksternal
USD Makin Perkasa, Sirine Awal Krisis Keuangan Global
Gawat! Rupiah Masih Akan Tertekan hingga Akhir Tahun
Ini Cara Agar Rupiah Tak Terimbas Isu The Fed
Pengamat ekonomi Indef Eko Listianto mengatakan, mempertahankan nilai tukar mata uang Garuda dengan menaikkan suku bunga bukan opsi yang baik lagi. Justru sebaliknya, menahan kenaikan BI rate akan mampu membantu rupiah kembali stabil. (Baca: Pemerintah Tak Punya Strategi Lagi Atasi Pelemahan Rupiah)
"Jadi mempertahankan nilai tukar dengan suku bunga bukan opsi lagi. Namun justru melalui tingkat bunga dipertahankan, kemudian ada sisi fiskal yang mendorong sektor swasta (bantu rupiah stabil)," katanya saat dihubungi Sindonews di Jakarta, Minggu (2/8/2015).
Dia menuturkan, kenaikan BI rate memang dipercaya akan mampu menjaga aliran dana keluar (capital outflow). Namun di sisi lain, sektor riil sudah kewalahan menghadapi pelemahan rupiah. (Baca: Pemerintah Tak Akan Pakai Cadangan Devisa Atasi Rupiah)
"Kalau (BI rate) naik, memang bisa menjaga capital outflow. Tapi sektor riil kita sudah mulai kelimpungan. Sudah terkena lah dari berbagai macam indikator, seperti pertumbuhan kredit menurun, daya beli masyarakat pun juga turun," pungkasnya. (Baca: Isu Suku Bunga Fed Hempaskan Rupiah)
Sekadar informasi, tingkat suku bunga BI rate hingga saat ini masih tertahan pada level 7,5%, sejak Februari 2015. BI rate sempat dinaikkan 0,25 basis poin pada November 2014 di level 7,75%, namun pada Februari 2015 kembali diturunkan di level 7,50%. (lly)
Baca juga:
Rupiah Berakhir Terkapar Lewati Rp13.500/USD
Stamina Loyo Bikin RI Rentan Kondisi Eksternal
USD Makin Perkasa, Sirine Awal Krisis Keuangan Global
Gawat! Rupiah Masih Akan Tertekan hingga Akhir Tahun
Ini Cara Agar Rupiah Tak Terimbas Isu The Fed
(dmd)