Rupiah di Awal Pekan Berakhir Tak Berdaya ke Level Rp15.519/USD
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah ditutup melemah 24 poin di level Rp15.519 atas dolar Amerika Serikat (USD) dalam perdagangan sore ini, Senin (14/11/2022). Sementara itu berdasarkan data JISDOR Bank Indonesia (BI) rupiah bertengger pada posisi Rp15.499 per USD atau melemah dibandingkan akhir pekan kemarin di Rp15.493/USD.
Pengamat Pasar Uang , Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan kali ini didorong oleh neraca perdagangan Indonesia yang mengalami surplus lebih rendah dari realisasi angka September 2022.
"Para ekonom memperkirakan, surplus neraca perdagangan pada Oktober 2022 sebesar USD4,90 miliar. Meski masih mencatat surplus, nilai ini sedikit lebih rendah dari realisasi angka September 2022 yang sebesar USD4,99 miliar," terang Ibrahim dalam keterangannya.
Ibrahim menyebut, masih surplusnya neraca perdagangan Indonesia di periode tersebut didorong kinerja ekspor, terutama dengan kenaikan harga batu bara yang mencapai 17,4% sepanjang Oktober 2022.
"Hanya saja, kinerja impor diperkirakan lebih tinggi sejalan dengan pemulihan sektor industri, yang mendorong impor bahan baku dan barang modal diperkirakan meningkat," imbuhnya.
Lebih lanjut, surplus neraca perdagangan diramal akan melandai hingga akhir tahun 2022, seiring tren penurunan harga komoditas ekspor utama Indonesia, seperti besi dan baja, crude palm oil (CPO), dan batu bara.
Di samping itu, ia memprediksi, untuk perdagangan besok, Selasa (15/11) mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.500 - Rp15.550.
Pengamat Pasar Uang , Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan kali ini didorong oleh neraca perdagangan Indonesia yang mengalami surplus lebih rendah dari realisasi angka September 2022.
"Para ekonom memperkirakan, surplus neraca perdagangan pada Oktober 2022 sebesar USD4,90 miliar. Meski masih mencatat surplus, nilai ini sedikit lebih rendah dari realisasi angka September 2022 yang sebesar USD4,99 miliar," terang Ibrahim dalam keterangannya.
Ibrahim menyebut, masih surplusnya neraca perdagangan Indonesia di periode tersebut didorong kinerja ekspor, terutama dengan kenaikan harga batu bara yang mencapai 17,4% sepanjang Oktober 2022.
"Hanya saja, kinerja impor diperkirakan lebih tinggi sejalan dengan pemulihan sektor industri, yang mendorong impor bahan baku dan barang modal diperkirakan meningkat," imbuhnya.
Lebih lanjut, surplus neraca perdagangan diramal akan melandai hingga akhir tahun 2022, seiring tren penurunan harga komoditas ekspor utama Indonesia, seperti besi dan baja, crude palm oil (CPO), dan batu bara.
Di samping itu, ia memprediksi, untuk perdagangan besok, Selasa (15/11) mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.500 - Rp15.550.
(akr)